14 - Insecure

5.2K 723 86
                                    

p.s : jeongguk ft. ceramah mama dedeh.

Hari Minggu. Jeongguk akhirnya bisa libur dan leha-leha di rumah, sebelum dua hari lagi tanding futsalnya mulai. Seenggaknya dia bisa istirahat dulu.

Tapi memang dari kemarin ada yang ngeganjel, dan dia udah memutuskan buat curhat ke Hoseok. Maklum, ya, emang dari dulu kalau ada masalah larinya ke Hoseok mulu kakaknya sendiri nggak dianggap—canda, kadang kalau Hoseok lagi beneran nggak bisa diganggu-gugat juga dia curcol ke Wonwoo.

Tapi pengen ke Hoseok. Jadilah sore-sore Jeongguk ngerusuh ke rumah tetangganya, ketok-ketok pintu—kali ini pakai sopan santun, soalnya ada Tante Jung.

"Jeongguk? Mau cari Hoseok, ya?" Tante Jung juga yang bukain pintu, udah rapi, udah cakep. Kayaknya mau keluar juga sama suaminya.

Jeongguk cengar-cengir. "Hehe, iya, Tante. Bang Hoseoknya ada?"

"Ada, tuh, di dalam, sama temennya juga. Kamu masuk aja, gih. Om sama Tante mau keluar dulu."

Salam bentar sama Om dan Tante Jung, Jeongguk langsung nyelonong masuk aja ke kamarnya Hoseok. Kali ini nggak pakai ketok, langsung dibuka dengan lebar dan dia lihat ada si tetangga di dalam lagi ngemilin Pringles sambil nontonin temennya nugas. Ternyata ada Yoongi.

Hoseok ngelirik Jeongguk sekilas, habis itu kembali fokus sama Yoongi dan laptopnya.

"Bang."

"Ha?" Ngunyah Pringles.

"Sibuk nggak?"

"Ya lo lihat ini gue sibuk nggak?" Ngunyah lagi.

"Nggak."

Ya elah. Hoseok buang napas, natap Jeongguk males. "Ngapain lo?"

Tanpa permisi, Jeongguk langsung nyamper, tiduran di kasur Hoseok di sebelah Yoongi. Bener kata Hoseok, Jeongguk emang nggak tahu diri. "Galau."

"Tumben? Biasanya adem ayem pamer keuwuan," si Jung ngomong pakai muka sinis, ngunyah Pringles lebih brutal. Kalau kata Wonwoo yang pas itu habis putus dan lagi sirik sama kisah asmara adeknya, pomar-pamer pedhot kapok.

Amit-amit, Jeongguk langsung tampar mulutnya Wonwoo sambil habis itu elus dada waktu itu.

Sementara di sana Yoongi masih fokus, sampai kemudian dia hela napas lega dan langsung renggangin otot-otot tangannya. "Kelar, bos."

"Beneran udah?" tanya Hoseok.

Yoongi ngangguk. "Tinggal ngeprint sama dijilid."

"Ambis bener lo, deadline masih tiga hari juga."

"Kalau nggak ambis mana ada lo nyontek gue."

"Oh iya, bener."

Yoongi gulirin bola matanya, mundurin duduknya buat nyender dinding. Dia ngelihatin Jeongguk yang mukanya asem banget kayak lagi mikir negara. Kasihan juga.

"Diputusin, Dek?"

Jeongguk mendelik, natap Yoongi horror. "Sembarangan! Nggak mau!"

Yoongi kedip-kedip bego. "Lah, kan nanya..."

"Mampus disemprot kan lo." Hoseok terkekeh sambil iseng jitakin jidat Jeongguk. "Lagian galaunya kenapa juga nggak ngomong, sih."

Ini Jeongguk udah beneran cemberut. Sebel, bete, males, tahu deh pokoknya yang nggak enak-enak semua jadi satu. Udah nggak peduli juga mau ada temennya Hoseok di sini, sukurin aja kalau Yoongi harus ikut-ikutan dengerin keluh kesahnya Jeongguk sampai eneg nanti.

galak | kv ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang