Terakhir kalinya

100 19 0
                                    

"Dulu, pas kita masih SMA, lo ngilang gitu aja." Woojin memulai suara ketika keduanya diam cukup lama didalam kamar di apartemen Youngmin.

"Pas lu masih kelas 3. Gua bingung sama lo, kenapa gak lo kelarin dulu aja sekolah lo baru lo pindah ke Seoul? Eh malah tiba-tiba ngilang. Mana gak ngasih kabar gue lagi. Gue gak enak mau nanyanya, tapi lo keliatan baik-baik aja jadi ya gue gak pikirin lagi."

Hati Youngmin berdebar kencang saat ini. Benar-benar sangat kencang dan keras. Youngmin merasa jika kalau dibiarkan sedikit lama saja, Youngmin akan kena serangan jantung mendadak walaupun Youngmin tidak punya riwayat penyakit jantung.

"Lo tau gak apa yang gue rasain pas lo tiba-tiba ngilang begitu?" Woojin mencoba menatap mata Youngmin yang sialnya membuat wajah Youngmin memanas dan nafas Youngmin mulai memberat.

"Gue gak—

Woojin membawa tubuh Youngmin kedalam pelukannya, dalam dan hangat. Woojin seperti menyalurkan seluruh rasanya untuk laki-laki yang berada di pelukannya ini. Youngmin mengerjap matanya bingung akan tingkah Woojin yang menurutnya ini sangat tiba-tiba.

"Gue gak mau lo ilang kayak dulu lagi." Lirih Woojin semakin mengeratkan pelukannya.

"Lo gak tau gimana gilanya gue nyari-nyari lo, gimana rasanya gue hidup tanpa lo yang biasanya kita udah kek upil ama hidung yang gak bisa pisah." Youngmin terkekeh kecil mendengar kalimat terakhir dari Woojin.

"Gue gak tau perasaan lo yang sebenarnya kalo lo gak ngomong sama gue. Salah gue waktu itu ngenalin mina sama lo, itu kan alasan lo ngilang waktu itu?" Youngmin melepaskan pelukan Woojin dan menggeleng dengan keras. Meremas kepalanya dan menunduk menahan sesuatu yang ingin keluar dari matanya.

"Gue takut dibenci." Lirih Youngmin. "Gue terlalu takut dengan kata-kata yang bakal keluar dari mulut lo ketika tau perasaan gue yang sebenarnya." Lanjut Youngmin dengan suara yang bergetar sembari menenggelamkan wajahnya kedalam selimut.

"Hyung, kita gak bisa kayak gini."

Tenggorokan Youngmin tercekat, dadanya serasa berhenti berdetak, lidahnya bahkan kelu untuk menyela kata-kata dari Woojin. Youngmin tidak pernah menginginkan ini semua.

"Hyung." Panggil Woojin sambil menyentuh pundak Youngmin yang bergetar. Hati Woojin sesak melihat kakak kesayangannya ini terlihat begitu hancur karena dirinya. Bukan Woojin yang menginginkan perasaan Youngmin tumbuh untuk Woojin, tapi Woojin merasa kalau itu adalah salahnya.

Youngmin mengangkat wajahnya yang sangat kacau akan air mata yang ia buat sendiri, masih dengan sesenggukan, Youngmin berkata "Untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu gue gak akan pernah muncul lagi di kehidupan lo."

Woojin menggeleng keras. "Gak ada yang namanya terakhir kali!"

"Gue—
.
.
.
Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang