S2 ~ Sebal

35 8 0
                                    

Youngmin duduk di ujung ruangan sambil memeluk kakinya yang ia lipat, membuat ekspresi sebal dengan bibir yang ia curutkan seraya menatap handphonenya. Merasa kesal dengan pesan text yang ia dapat dari temannya.

Youngmin saat ini tengah mampir ke ruang club dancenya. Datang berkunjung sebagai mantan leader, juga sekalian menunggu Woojin agar mereka bisa pulang bersama. Karena beberapa Minggu terakhir, Youngmin memutuskan untuk terang-terangan ada di sisi Woojin, jadi beberapa anak disana berasumsi kalau mereka tengah menjalin hubungan.

Ketika ditanya seseorang, Youngmin hanya menjawab apa adanya. Makanya pandangan Woojin dan Youngmin yang semakin lengket hari demi hari mulai terlihat biasa di mata yang lain.

Kecuali satu orang.

Woojin menghampiri setelah mengajarkan beberapa step tentang dance pada juniornya, lalu duduk di sebelah Youngmin. Meraih botol airnya lalu meminumnya.

"Kenapa?" Tanyanya. Youngmin menatap Woojin masih dengan tatapan kesalnya. Tapi di kepala Woojin, itu dibaca dengan; tatapan imutnya.

"Gak usah nanya!" Youngmin malah sewot. Woojin mengedipkan matanya beberapa kali. Oke. Bukan waktu yang tepat sepertinya.

"Donghyun nyebelin banget." Akhirnya Youngmin bicara tanpa diminta. Bahkan bibirnya makin maju saja. Woojin mengangkat sebelah alisnya bertanya pada Youngmin.

Poni Youngmin bergoyang kala Youngmin menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kasar. Lalu menatap handphonenya kembali, mengetik sesuatu dengan cepat. Dimata Woojin, Youngmin sangat lucu. Menggemaskan. Tidak tahan. Ingin rasanya ia makan Youngmin sekarang juga.

Tapi ini bukan waktu yang tepat.

"Bunuh orang dosa gak, sih?!" Youngmin berdecak sebal.

"Tergantung. Kalo kelakuannya jahanam, gapapa." Jawab Woojin. Woojin mengaduh kala Youngmin tiba-tiba memukul tangannya.

Youngmin menarik kepala Woojin kasar, bahkan sampai Woojin terkejut, lalu membisikan sesuatu. "Donghyun bilang, dia pengen kamu."

Woojin memiringkan kepalanya. Menatap dirinya sendiri yang terpantul pada cermin besar di depannya. "Mmm, terus?"

"Kok jawab 'terus', sih?" Seru Youngmin agak keras memukul tangan Woojin beberapa kali sampai Woojin meringis. Beberapa orang yang berada di ruang club itu mulai memperhatikan pasangan kekasih yang sedang bertengkar kecil itu.

"Aduhhh, sakit dong. Ya, lagian aku harus jawab apa?" Tanya Woojin sambil berusaha menghentikan pukulan bertubi-tubi dari Youngmin.

"Kaget kek, nanya apa kek, jangan tenang-tenang gitu, dong!"

"Ya lagian dia juga cuma bercanda doang, kali. Masa beneran, sih? Kenapa dipikirin amat, sih."

"Ishh! Mau beneran, kek, mau bercanda, kek, pokoknya mati!"

"Hah?" Woojin menatap heran pada pacar satunya ini. Tidak mengerti dengan apa yang dilakukannya ketika Woojin sempat melirik isi chatting dengan Donghyun, yang diketiknya hanya ada kata Mati.

Mati. Send.

Mati. Send. Begitu terus berulang, Woojin malah merinding.

'Kok, serem, ya? Gini amat punya pacar.'

"Dia cuma bercanda. Jangan dipikirin." Kata Woojin berusaha menenangkan Youngmin.

Daehwi berjalan melewati Youngmin. "Emang, ya. Kalo jinakin uke yang lagi gak mood itu susah. Eh, lagian, emang bisa macan dijinakin?" Daehwi tertawa, sedetik kemudian mengaduh karena Youngmin melempar sepatunya ke arah punggung Daehwi.

"Berisik!" Desis Youngmin menatap tajam kearah Daehwi. Setelah itu kembali pada layar handphonenya. Bergumam 'mati' terus-menerus. Woojin menghela nafasnya.

Woojin mengambil handphone milik Youngmin lalu memencet tombol panggilan pada nomor Donghyun. Youngmin yang masih marah menatap Woojin bingung. Donghyun mengangkat teleponnya lalu Woojin memberikan handphonenya pada Youngmin kembali.

"Kelamaan kalo ngetik, mending langsung ngomong ke orangnya."

Youngmin mengangguk mengerti. "Mati Lo!" Teriak Youngmin sampai beberapa orang yang ada di club menengok kearahnya.

"Yaelah, bercanda doang gue. Lebay banget lu." Jawab Donghyun diseberang sana.

"Lo denger gue ketawa, gak? Lo ngerasa candaan lo lucu? Mati aja lo! Semoga lo mati kelindes trek. Mati! Penyet! Sampe muka lo gak ada yang ngenalin lagi. Mati pokoknya mati!" Youngmin mematikan teleponnya lalu melanjutkan mengetik sesuatu pada kolom chat. Masih belum puas untuk memaki.

"Makin hari makin kek macan." Daehwi berkomentar dengan berbisik disebelah Woojin. "Bisa-bisa nanti gue bakal disangka pelakor, nih kalo lama-lama ngobrol deket gini sama lo. Emang lo gak risih?" Lanjut Daehwi.

"Hmm.. sedikit?" Jawab Woojin. Woojin kembali mengambil handphone milik Youngmin lalu menyimpannya di kantong celananya. Woojin berdiri sambil menggenggam tangan Youngmin untuk keluar dari club dance.

"Woong Hyung, titip yang lain, ya." Woojin mengangkat kedua alisnya memberikan kode, Woong tidak mengangguk tidak juga menggeleng. Tidak memberi jawaban, hanya tatapan tajam yang terarah pada Youngmin.

"Nyusahin." Keluhnya keluar dari mulutnya.

.

.

.

Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang