S2 ~ Woojin Bahagia

34 8 0
                                    

Woojin dan Youngmin berjalan beriringan menuju halte bus terdekat. Woojin melirik Youngmin yang masih saja diam sejak Youngmin menjemput Woojin ke kampus malam-malam.

Woojin berfikir, mungkin saja Youngmin mendengar percakapan antara Woojin dan Woong di ruang club tadi. Tapi Woojin merasa tidak ada percakapan yang membuat Youngmin harus mendiamkan Woojin seperti ini. Pasti ada yang salah, tapi Woojin tidak sadar.

Woojin mulai menggenggam tangan Youngmin. Berjalan beriringan sambil bergandengan tangan ditengah udara malam yang dingin menusuk, padahal bulan sudah memasuki musim panas, tetapi hari ini angin agak kencang, jadi terasa dingin. Mungkin akan turun hujan.

"Besok-besok.." Youngmin menggantungkan kata-katanya. Setelah itu menghela nafas. Woojin melirik kearah Youngmin, tanpa melepas genggaman tangannya.

"Besok-besok, kalo ngomong sama Woong, jangan pake 'aku-kamu', ya." Pinta Youngmin. Woojin tersenyum miring dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ternyata yang itu.

"Kebawa aja, soalnya Woong Hyung kalo ngomong, kan, emang gitu. Ya, besok-besok aku berhenti." Ucap Woojin. Youngmin berhenti berjalan lalu menoleh cepat.

"Kita bisa mulai pake panggilan 'aku-kamu' kalo Hyung mau."

Youngmin menatap Woojin sejenak, lalu menggeleng. "Gak usah. Aneh rasanya." Youngmin terkekeh. Lalu melanjutkan jalannya. Tentu saja masih dengan genggaman yang masih tertaut.

"Gue cemburu." Kata Youngmin sembari mengeratkan genggamannya pada tangan berotot Woojin. "Maaf, ya." Lirihnya.

"Wajar kalo cemburu. Gue seneng kalo lo cemburu, itu artinya gue disayang. Hehe"

"Hm.. walaupun dengan perasaan terpaksa?"

Woojin menghentikan langkahnya, tapi Youngmin masih lanjut berjalan. Alhasil Woojin menarik tangan Youngmin untuk berhenti. Woojin melihat wajah Youngmin yang tengah menahan tangis.

"Sejujurnya, gue lebih seneng dapetin lo walaupun lo terpaksa nerima gue, daripada gak dapetin lo sama sekali setelah gue denger perasaan lo yang sesungguhnya. Singkatnya, gue gak peduli sama perasaan lo ke gue asal gue bisa dapetin lo." Youngmin menggigit bibir bawahnya. Menahan rasa kecewa yang muncul dihatinya.

Woojin menggeleng. "Itu gak bener."

"Harusnya waktu Woong nanya ke elo, apa berhubungan sama gue karena terpaksa, jawaban yang mantap dan tegas bisa dijawab kalo lo murni cinta sama gue. Tapi jawaban Lo buat gue yakin kalo lo gak bener-bener cinta sama gue."

"Jangan mikir yang enggak-enggak!" Woojin mencengangkan kedua lengan Youngmin. Menatap mata Youngmin dengan pandangan meyakinkan.

"Kalo aja kita gak nge-sex pas malem ulang tahun gue, gue juga gak yakin bisa dapetin lo, bahkan bisa sampe sekarang."

"Hyung!"

"Semakin sering kita berhubungan, entah itu sekedar gandengan tangan atau nge-sex, semakin gamau gue kehilangan lo. Itu buat gue takut."

"Hyung! Udah, cukup!"

Youngmin memeluk Woojin dengan erat, memenuhi perasaannya yang penuh dengan perasaan berkecamuk tidak jelas. Youngmin mencium dalam leher orang yang sangat dicintainya ini. Aroma keringat khas laki-laki, terlebih itu Woojin, membuatnya candu.

"Mungkin gue sama nyebelinnya kayak Woong. Gue minta maaf. Gue bener-bener gak bisa lepasin lo gitu aja. Lo udah milik gue sekarang. Gue gak bisa biarin lo pergi. Gue juga gak akan pergi lagi. Gue gak akan ragu lagi. Gue.." Youngmin menghentikan kata-kata kala tidak mendapat balasan pelukan dari Woojin.

Youngmin menghela nafasnya berat. "Woojin, gue cinta sama lo."

"Iya, iya." Woojin membalas pelukan Youngmin sekarang.

"Gue gak peduli sama perasaan lo yang emang bener terpaksa nerima gue." Suara Youngmin bergetar.

"Iya."

"Gue gak akan pernah, gak akan pernah, gue gak akan pernah ngelepasin Lo." Air mata Youngmin tumpah.

"Gue ngerti."

"Jangan coba-coba pergi. Gue bisa berbuat apa aja sekarang. Gue gak akan nahan diri lagi."

"Sama. Gue juga gak akan nahan diri lagi buat gak makan lo." Ucap Woojin seraya terkekeh.

"Sebucin itu kah lo sama gue? Senengnya~" Woojin menggoyang-goyangkan tubuh Youngmin dalam pelukannya. Rasanya, hatinya saat ini sangat penuh. Ini kah rasanya sangat dicintai oleh orang yang kita cintai?

Rasanya, bahagia.

Sangat bahagia.

Woojin sangat bahagia.

"Lim Youngmin! Aku cinta sama kamu, jangan takut, aku gak akan ninggalin kamu, kok. Jijik, ya, dengernya? Sama. Aku juga jijik ngomongnya." Woojin tertawa.

Tawa bahagia.

.

.

.

.

.

Tbc

Unpredictable Love {Champaca}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang