Start by Becoming a Mangaka [3]

427 - Home Visit

Yuuki tidak pergi pada liburan sekolah dan dia juga pulih dari pertempuran kemarin. Dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja tetapi tidak ada yang mendengarkannya. Dia sangat bosan sekarang dan tidak ada hubungannya.

Rossweisse telah pergi ke perusahaan untuk mempersiapkan permainan dan masalah Nintendo. Utaha juga pergi ke Fushikawa Shoten untuk menyiapkan bukunya bersama Machida dan Yaeko. Shouko telah berjanji kepada teman-teman dan adik perempuannya untuk pergi bersama.

Dia di sini melihat semua orang yang sedang mempersiapkan taman untuk menumbuhkan beberapa tanaman. Dia berjanji untuk membiarkan Makoto membuat kebun sayur untuk ruang kerja penyihirnya.

Masih ada banyak ruang di rumahnya dan dia bisa membiarkannya menanam tanaman di sana.

Dia tidak benar-benar yakin bagaimana menanam tanaman, tetapi dia yakin bahwa itu membutuhkan banyak cahaya, tanah yang baik, dan air. Dia tidak menggunakan kekuatannya untuk membuat benih dan membelinya dari spidol sebelumnya.

Makoto telah memberitahunya bahwa dia ingin membuat kebun untuk menanam sayuran, rempah-rempah, dan mandrake yang dia temukan sebelumnya.

Yuuki tidak keberatan berpikir dia masih terganggu oleh citra Mandrake. Dia masih ingat teriakannya dan bentuknya yang jelek. Dia tahu itu penuh dengan manfaat, tetapi dia tidak benar-benar ingin mengkonsumsinya. Dia sedang minum kopi sambil memandangi Makoto, Yukana, dan Ranko yang sedang mencoba membuat kebun sayur

Mereka memakai sepatu bot, sarung tangan, dan topi. Mereka tampak sangat senang membuat taman meskipun mereka tidak yakin bagaimana cara membuatnya.

"Apakah Anda memerlukan bantuan?" Yuuki bertanya.

"Tidak, kamu harus istirahat, tahu," kata Yukana.

"Ya, kamu masih terluka," kata Ranko.

"Apakah kamu ingin aku minum obat dari Mandrake?" Makoto bertanya.

Yukana, Ranko, dan Yuuki bergidik bersamaan.

"A - tidak apa-apa, aku tidak ingin mengganggumu, kamu harus terus membuat kebunmu," kata Yuuki.

Makoto mengangguk sebagai jawaban.

Yuuki memandang mereka bertiga dan merasa bahwa dia harus memiliki perawat untuk membantunya sekarang. Tangan dan wajahnya dalam perban dan dia pikir memiliki seseorang untuk merawatnya akan sangat baik. Dia memandang mereka bertiga dan membayangkan mereka mengenakan pakaian perawat.

"Perawat ...." kata Yuuki tanpa sadar sambil menatap mereka. Dia menatap Yukana dan Ranko, tenggorokannya kering ketika dia melihat keringat menetes dari pakaian mereka. Dia bisa melihat pakaian dalam mereka dari baju mereka. Dia tidak yakin apakah mereka berdua mencoba untuk membuatnya hanya ketika mereka menggoyang-goyangkan pantat mereka saat menanam benih di tanah.

Celananya menjadi kencang dan dia ingin memanggil mereka untuk membantunya hanya dia mendengar seseorang membunyikan bel. Dia bangun dari lamunannya dan menghela nafas.

"Biarkan aku membukanya," kata Yuuki.

Mereka mengangguk kepadanya sebagai tanggapan, meskipun, mereka memerah karena mereka mendengar dia bergumam dan melihat celana sebelumnya.

Yukana dan Ranko berpikir untuk memberinya kejutan nanti.

---

Yuuki berjalan menuju pintu dan membukanya, "Ya?" Dia melihat orang di belakang pintu dan dia sangat terkejut melihat dia tiba-tiba muncul di depan rumahnya.

"Ayako!" Yuuki tersenyum senang ketika dia melihatnya di depannya.

---

Ayako memutuskan untuk mengunjungi rumahnya hari ini karena dia telah berjanji kepadanya sebelumnya tetapi dia memutuskan untuk tidak memberitahunya karena dia ingin memberikan unsur kejutan kepadanya. Dia ingin melihat bagaimana dia di rumah dan mengetahui reaksinya ketika dia tiba-tiba muncul di depannya.

Dia tersenyum ketika dia berpikir bahwa dia akan sangat terkejut dan bahagia pada saat yang sama. Dia juga ingin melihat pacar-pacar yang pernah tinggal bersamanya. Dia pergi ke rumahnya dan tiba di depannya.

Dia melihat rumahnya dan merasa itu sangat bagus. Dia menekan bel dan menunggunya membuka pintu.

"Iya?"

"Ayako!"

Dia menatapnya dan tersenyum ketika melihatnya tersenyum. Dia ingin menyambutnya hanya berhenti ketika dia melihatnya penuh perban di sekitar tangan dan kepalanya, "Apa yang terjadi? Apakah kamu terluka?" Dia menatapnya dengan cemas.

Yuuki tersenyum, "Bukan apa-apa, ayo masuk, pasti panas di luar."

Saat itu hampir musim panas dan suhunya cukup panas, dia tidak terlalu menyukai musim panas karena dia memiliki tato. Dia harus menyembunyikannya karena dia masih di sekolah menengah, itu akan mengerikan bagi seseorang untuk melihatnya.

Ayako masih menatapnya khawatir tapi dia memasuki rumahnya. Dia merasa bahwa itu cukup dingin di dalam rumahnya dan itu berbeda dari luar. Dia memperhatikan tiga gadis di luar melakukan sesuatu, "Mereka?"

"Mereka adalah Ranko dan Yukana, pacar saya, juga Makoto, sepupu saya, Anda tahu dia benar, dia adalah murid Anda."

"Ayako-Sensei? Apa yang kamu lakukan di sini?" Makoto terkejut melihatnya.

"Yah, aku memeriksanya," Ayako masih malu mengakui bahwa dia ingin melihat pacar-pacarnya. Dia menatap Yukana dan Ranko.

Ranko dan Yukana juga menatapnya. Tiga dari mereka tidak mengatakan apa-apa tetapi mereka bisa melihat dan memahami apa yang mereka pikirkan.

"Apakah kamu akan menjadi saudari baru kita?" Ranko bertanya langsung.

"Apa? Ayako-Sensei itu?" Makoto menatapnya dengan takjub.

Ayako terlalu bingung dan tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Dia hanya bisa menatapnya dengan ekspresi panik. Dia sangat dewasa di luar tetapi dia tidak memiliki banyak pengalaman dengan cinta.

'Imut!!!' Yuuki berpikir tetapi dia harus menyelesaikan situasi ini. Dia mulai menjelaskan apa hubungan antara dia dan dia.