Start by Becoming a Mangaka [3]

440 - The Onibaba Legend Murder Case 4

"A - apa kamu tahu siapa pelakunya ?!" Misao menatapnya dengan ekspresi terkejut.

"Ya, aku sudah menyelesaikan kasus ini," Yuuki mengangguk.

"Sungguh, Onii-Chan, siapa itu?" Ayumi bertanya.

"Apakah kamu benar-benar tahu siapa orang itu?" Conan bertanya kepadanya dengan rasa ingin tahu.

"Ya, kalau aku tidak salah, kedua penjahat dan senjatanya masih ada di rumah ini," jawabnya membuat semua orang terkejut.

"A-"

"Apa?"

"Sungguh? Di mana itu?" Misao bertanya. Dia tidak memiliki ekspresi yang tidak menyenangkan karena itu adalah idolanya. Dia akan memiliki ekspresi yang berbeda ketika itu Agasa atau Conan yang akan menjelaskannya.

"Tapi sebelum itu, Profesor Agasa, palumu hilang kan?" Yuuki bertanya.

"Ah, ya, palu saya sudah pergi sebelumnya," jawab Agasa.

"Hammer adalah benda tumpul dan korbannya terbunuh dengan benda tajam!" Misao menyela.

"Aku tahu bahwa maksudku bukan si pembunuh yang menggunakan palu untuk membunuh korban, tetapi pelakunya menggunakan palu untuk mengubah objek tertentu menjadi senjata," kata Yuuki.

"Benda-benda tertentu? Apa itu?" Mitsuhiko bertanya.

"Itu obsidian," jawab Yuuki.

"OBSIDIAN !!"

"Obsidian digunakan sebagai senjata dari 'Periode Jomon' dan pelakunya memecahkan obsidian dengan palu untuk mendapatkan pecahan tajam untuk membunuh korban," Yuuki menjelaskan.

"Dia mungkin membuat senjata itu pada malam hari sebelum hujan dan di tempat yang cukup jauh untuk tidak membuat banyak suara," Yuuki menjelaskan.

"Hmm," Misao mengangguk sambil menulis catatannya.

"Jadi? Siapa pelakunya?" Haibara bertanya.

"Dia yang bisa memberitahu obsidian dengan satu pandangan," Yuuki memandangnya dan berkata, "Adachi Raito-San, itu kamu !!"

"Tunggu sebentar! Bagaimana aku bisa menjadi pembunuh hanya dengan pengetahuan tentang batu?" Adachi bertanya dan menambahkan, "Jika itu hanya obsidian, maka Fuuga dan wanita tua itu juga harus diketahui tentang hal itu, mengapa hanya aku?"

"Karena sepatu itu," Yuuki menjelaskan.

"Sh - sepatu !!!" Adachi terkejut.

"Jika aku ingat benar, kamu mengatakan bahwa kamu mendengar teriakan Akane-San dan kamu bergegas ke sisinya dengan terburu-buru, kamu tahu bahwa kamu perlu terburu-buru dalam situasi ini tetapi mengapa kamu harus memakai sepatu dengan kuat, dan terlebih lagi, Anda mengikat tali sepatu Anda dengan sangat baik, itu tidak masuk akal, "kata Yuuki.

"Dengan kata lain, kamu ada di sana bukan karena kamu sangat cepat tetapi karena kamu ada di sana sejak awal," kata Yuuki.

"Tetap saja, kamu tidak bisa menyimpulkan bahwa dia adalah pelakunya hanya dengan sepatu," kata Misao.

"Tentu saja itu hanya pemicu yang membuatku curiga padanya, bukti yang menentukan adalah palu," Yuuki menjelaskan.

"Hammer? Tapi kita tidak menemukan sidik jari di situ," kata Misao.

"Jika itu seseorang yang akrab dengan rumah seperti Fuuga dan wanita tua itu, mereka akan menggunakan sesuatu dari kotak peralatan dan tidak mencuri sesuatu dari Agasa," Yuuki menjelaskan.

"Fuuga?" Mereka terkejut.

"Oh, aku lupa menjelaskan bahwa dia adalah cucu dari wanita tua itu," Yuuki menjelaskan.

"APA!!!" Semua orang terkejut.

Fuuga yang dikenal tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Dia tahu bahwa dia telah memberitahu neneknya untuk menjadi koki di kota, tetapi di sini dia menjadi tuan rumah dan melakukan operasi plastik.

Wanita tua itu memperhatikannya untuk sementara waktu tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.

"T - tapi di mana senjatanya?" Misao menanyakan hal yang paling penting.

"Senjata itu seharusnya ada di dalam akuarium dan Adachi menyentuh akuarium saat kamu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan darahnya. Jadi kemungkinan besar saat itu ketika kamu memasukkannya ke dalam akuarium," kata Yuuki.

"Dengan kata lain, senjata itu seharusnya ada di sana, jadi kurasa dia tidak punya waktu untuk membersihkan sidik jarinya dan darah Akane-San," kata Yuuki.

Adachi menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.

"Apa yang kamu katakan?" Misao menatap Adachi.

"Ya, akulah yang membunuhnya, wanita itu, dia mengambil semuanya dariku," kata Adachi dengan marah. Dia mengatakan bahwa dia tidak ingin menjadi tuan rumah tetapi dia harus membayar hutang orang tuanya kepada orang tuanya. Dia hampir selesai membayar utangnya, hanya wanita yang tidak mau melepaskannya dan menambah utangnya. Dia adalah pria kuno dan tidak bisa melihat dirinya di bawah seorang wanita. Dia memutuskan untuk membunuhnya dengan senjata kuno.

Polisi tidak mengatakan apa-apa dan membawanya ke kantor polisi.

Yuuki juga pernah melihat drama antara Fuuga dan neneknya. Dia tahu bahwa Fuuga berbohong kepada neneknya mengatakan kepadanya bahwa dia telah menjadi koki hebat di kota. Tapi dia telah berbohong padanya sejak menjalani operasi plastik dan menjadi tuan rumah, tetapi pisau dengan pegangan merah membuatnya menyadari mimpi bahwa dia telah mengubur di dalam hatinya.

Fuuga meneteskan air mata sambil memegang pisau.

Yuuki ingin kembali tetapi dihentikan oleh Misao karena dia memintanya untuk berfoto dengannya.

"Katakan, keju !!!"

"KEJU!!!"

Semua orang juga mengambil foto bersama di gunung ini, meskipun, itu bukan memori yang baik tetapi itu masih foto yang bagus.

---

Yuuki sedang dalam perjalanan ke arahnya dan merasa sangat hebat karena dia telah mengalahkan Conan.

"Bagaimana kamu tahu di mana senjata itu berada?" Tanya Conan.

"Ayumi yang memberitahuku tentang hal itu, dia sangat membantu aku, terima kasih, Ayumi," kata Yuuki.

"Hehehe," Ayumi tersenyum senang sambil menatapnya.

"Aku harus memanggil polisi sekarang sehingga kamu tidak akan melakukan kejahatan," kata Haibara.

"MENGAPA???" Yuuki menatapnya dengan ekspresi bingung.

Mereka mulai tertawa bersama dan pulang. Mereka merasa lelah dan tertidur di jalan meninggalkannya sendirian mengemudi.

Yuuki merasa lebih baik melakukan perjalanan dengan pacar lain kali. Meskipun dia ingat bahwa dia telah berjanji untuk pergi keluar bersama seseorang untuk ramen nanti. Dia sedang dalam perjalanan kembali hanya untuk melihat seorang pria tua dengan bentuk kepala aneh di jalan dalam perjalanan kembali.

Yuuki tersenyum padanya dan pria tua ini juga tersenyum padanya. Dia merasa bahwa lelaki tua itu bukan manusia, melainkan seseorang dari dunia supranatural.

"Yuuki, apakah kamu melihat seseorang?" Haibara bertanya.

"Tidak, itu hanya imajinasiku," jawab Yuuki.

---

Pria tua itu memandang mobilnya dan tersenyum. Dia telah bertemu seseorang yang menarik. Dia telah menggunakan jutsu-nya untuk bersembunyi tetapi pria muda itu memperhatikannya, "Menarik."

"Pemimpin, ada apa?"

"Tidak, bagaimana Kyoto?"

"Seperti yang diharapkan sekelompok manusia terus menyerang mereka, apakah kita perlu membantu mereka?"

"Tidak, Yasaka seharusnya bisa menanganinya sendiri, bagaimanapun, ayo kembali, aku ingin melihat cucuku."