Bodoh

18 8 10
                                    

Sekitar pukul 19.30, aku tengah memikirkan Faisal, iya orang itu. Dia yang setiap malam mengirimi aku pesan dengan sejuta perumpamaan yang cukup membuatku pening.
Faisal : Hay
Faisal : Lagi ngapain, kira kira udah sholat isya belum?
Faisal : mungkin lagi belajar ya
Mega : Kenapa?
Faisal : Kita kenal udah agak lamaan ya
Mega : Terus?
Faisal : Ya bunga mekar butuh proses
Mega : oh
Faisal : Aku mau telfon nanti
Mega : ha?
Faisal : Iya tau semua itu butuh proses dan ini bagian dari proses

Rasanya geram membaca pesan darinya sebab setiap malam dia selalu mengirim pesan padaku dengan perumpamaan andalannya itu. Jujur saja rasanya hati ini masih nggak siap untuk membuka lowongan sebab takut hal dimasalalu terulang dan sebenarnya saat ini aku hanya berpura pura bodoh tentang perumpamaan Faisal itu.
*
*
Sekitar pukul 21.00 Saat aku tengah mendengarkan musik di kamarku, tiba tiba saja musik ku terhenti dan ternyata ada telfon. Dan pastinya kalian sudah tau lah siapa yang menelfon. Dan aku pun tidak langsung mengangkatnya kutunggu agar berdering agak lama, biar dia tidak KePD an.

"hallo, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"mbaknya kok judes ya, maap ya ganggu"
"hmmm"
"mbaknya udah makan?"
"udah"
"oh kirain belum"
Aku hanya diam
"kalaupun belum, juga nggak papa si, aku juga nggak bakal nganterin makanan kerumah mu"
"terus?"
"kan aku cuma nanya, soalnya takut kamu nggak makan"
"terus"
"nanti sakit"
"terus"
"nabrak mbaknya ahhahahahah"

Lucu mungkin baginya, dan aku pun tidak terlalu meresponnya walaupun aku akui itu sangat lucu bagi orang orang tapi, saat itu aku tidak ingin tertawa.
*
*
Pagiku disekolah disambut dengan pemandangan teman kelasku yang sedang sibuk menulis Tugas.Bisa kalian pikirlah kita kan manusia normal dan pastinya bisa lupa kalau ada Tugas

"Meg lo udah nyelesaiin tugas belom" tanya Shasa padaku
"lo tanya gue sha, ya pastinya belum lah, ya kali rajin banget gue"
*
*
*

Dari depan pintu seseorang tengah berjalan dengan santainya padahal waktu sudah mendekati bel masuk, siapa lagi kalau bukan si Rani, dia teman sekelasku juga tetapi dia adalah orang yang sangat santai. Bisa kalian tebak mungkin bagaimana sifat si Rani ini. Dia itu sering sekali mendapat hukuman karna telat datang kesekolah. Nah si Rani ini teman sebangku Desi, dia itu teman 1 SMP ku ya walaupun baru-baru ini kita agak dekat. Sifatnya justru berbanding terbalik dengan ku ,shasa apalagi si Rani itu. Desi ini rajin tapi ya namanya manusia terkadang dia juga bisa khilaf sepertiku hanya saja dia tidak sesering aku.

"hay teman" Sapaan Rani yang ditujukan padaku , Shasa dan Desi.
Kami bertiga hanya menoleh lalu kami kembali fokus pada tugas yang ada di depan mata.

"Heh ini Tugas apaan coba" Rani yang baru sadar jika saat ini ia juga belum mengerjakan

"Tugas yang kemarin, dan di kumpulim jam ke 3 dan 4" penjelasan Desi yang memang terkadang suka heran dengan si Rani yang terlalu santai.

"jangan bilang mau nyontek, nggak gak ada" Ucapan Shasa yang hanya membuat Rani tertawa

"udah udah, nih Ran buku gue" sambil ku berikan bukuku

"makasih Mega" kata Rani dengan wajah sumringahnya.

*
*
Ketika Istirahat.
Mega malah mengajak Iasha ke Toilet bukan ke kantin.

"Kok kesini sih ga"
"Gue mau ngomong sesuatu"





Biarlah aku terlihat bodoh walau itu hanya bohongan semata










INTENSITAS HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang