Mulai tertarik

18 8 5
                                    

"ngomong aja sih, kenapa harus ke toilet segala"
"Sha"
"apaan"
"Gue pengen pup"
Mega langsung masuk kedalam salah satu WC.
*
"udah?"tanya Shasa
"Udah legaaa...., Yuk ke kantin"
Mega dan Shasa menuju kantin, namun saat mereka sedang melewati depan kopsis ternyata mereka berpapasan dengan kak Reyhan. Mega hanya menunduk dan pura pura tidak melihat. Shasa yang melihat sikap Mega berubah setelah bertemu kak Reyhan langsung mengelus pundak Mega untuk memberi kekuatan pada sahabatnya.

"Ga...." panggil Shasa lirih, namun Mega tetap diam dan menunduk

"Ga...mau beli apa ni, gue mau beli es coklat lo mau nggak?"

"Ga... Mega" panggil Shasa sedikit keras sebab tetap tak ada jawaban dari Mega

"hmmm... Paan si" Mega menjawab dengan wajah datarnya

"lo mau es coklat nggak"

"terserah lo"

Shasa hanya menghela nafas panjang
*
*
Dalam kelaspun Mega tetap diam dan fokus pada HPnya

"Udahlah ga... Jangan mikirin dia mulu, dia udah punya pacar dan seharusnya lo buka mata kalau ini itu resikonya mencintai dalam diam"

"Gue udah tau sha"

"Tau tau mulu tapi galau, mending lo cari aja penyemangat baru"

"Cari? Emang lo kira lowongan kerja? Lagian tu sekarang gue juga lagi de.."

"deket sama siapa ga?"

"Nggak ada sha"

"jujur!!"

"Adalah orang, tapi gak deket sih cuma dia sering ngirim pesan ke gue"

"Siapa?"

"Adalah"

"Siapa Ga? Jangan main rahasia-rahasian sama gue"

"Nanti aja gue cerita, udah bel masuk tu"

Saat dikelas hingga pulang sekolah tiada hentinya Shasa bertanya tentang siapa yang sedang dekat denganku. Sebetulnya aku tidak ingin bercerita karna aku tidak mau menceritakan suatu hal yang belum pasti tapi itulah Shasa dia akan mengejar apapun yang dia ingin contohnya ini.

"Ga.." panggil Shasa
"hmmm" aku menjawab dengan berdehem
"Ga, siapa?"
"apanya siapa?" tanyaku balik
"orang yang lagi deket sama lo?"
"harus banget gitu di ceritain?"
"harus lah wajib ain tau"
"hilih, yaudah kita ke gazebo dulu tapi bentar aja takut di razia sama satpam sekolah"
"hmmmm ga"

Ya... Begitula sekolahku jika kita tidak segera pulang maka kita bisa di usir oleh satpam sekolahku. Udahlah balik ke topik

"awal mulanya si gara-gara minta di PM in kak Amir, terus ada beberapa yang minta nomer gue termasuk si Faisal. Nah Faisal ini temen kecil kak Amir dia kelas 12" jelasku singkat

"terus?" tanya iasha

"nabrak sha" jawabku

"ish Mega"

"intinya keliatannya baik soalnya aku percaya kak Amir nggak bakal punya temen yang nggak bener dan dia itu beda sha, dia unik, dia beda lah pokoknya"

"dan lo tertarik sama dia" tambah Iasha

"Paan nggak, dah lah pulang yuk lo nebeng kan"

"iyalah"
.
.
.

Rasanya istana kapuk sudah melemahkan seluruh otot tubuhku. Mungkin tak butuh waktu panjang untuk aku terjun kealam mimpi.

Pukul 20.00 aku terbangun sambil menatap HP ku. Seperti biasa terdapat pesan darinya.

Hari demi hari seakan membawaku kedalam dunianya. Entahlah kekuatan magis apa yang dimilikinya yang mampu mengembangkan tawa di bibirku hanya dengan membaca pesannya saja.
.
.

.

Semakin lama aku mengenalnya dia, aku juga mulai tau sifatnya. Di setiap percakapan kami mungkin hanya hal yang tidak penting kita bicarakan. Namun dia mampu membawa ku hanyut dalam pesan yang ia ketik.

Faisal : hay, kita kenal udah lumayanlah
Mega : terus?
Faisal : kapan-kapan keluar yu?
Tak ada jawaban dariku
Faisal : kenapa? Kamu takut, aku bukan anak yang aneh-aneh kamu bisa tanya Amir
Mega : iyh
Faisal : aku deketin kamu itu butuh waktu lama berbulan bulan, mungkin orang mandang kita aneh kenal dari online tapi kan lewat Amir saudara kamu.
Mega : iyh tau tapi ya gimana?
Faisal : yaudah emang bunga mekar butuh proses
Mega : iy in
Faisal : semisal lubang nya 7 meter aku udah jatuh ke lubang sejauh 6,5 meter kalo km?
Mega : kenapa tanya gitu?
Faisal : gpp
Mega : sama
Faisal : oh sama, ya nggak papa aku yakin sebentarlagi pasti km lebih dalam lagi
Mega : perumpamaan
Faisal : selalu

Itulah aku dan dia selalu menggunakan perumpamaan aneh dalam mengutarakan perasaan.

Kamu memang berbeda tetapi kamu mampu menghayutkanku dalam katamu

INTENSITAS HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang