Chapter 4

481 82 7
                                    

"Janganlah kau menikahi seseorang
yang menurutmu kau bisa hidup
dengannya. Tetapi nikahilah
seseorang yang menurutmu, kau tidak
bisa hidup tanpanya."

.
.
.

Perempuan itu sangat cantik, duduk di sana di tengah kebun bunga sambil meminum tehnya dari cangkir yang elegan. Rambutnya disanggul dengan formal ke atas, dan gaunnya tampak sangat indah, berwarna hijau, menyatu dengan alam taman bunga di sekelilingnya. Mama Hyunjin dan Yuna ini pasti
sangat cantik di masa mudanya, karena bahkan di masa tuanya pun gurat-gurat kecantikannya masih menyisa di sana.

Mama Hyunjin mendongak ketika melihat Hyunjin datang bersama Ryujin yang gugup, lalu senyum ramahnya mengembang.

"Silahkan duduk," gumamnya menyilahkan sambil mengedikkan bahu dengan lembut pada kursi di depannya.

Dengan tenang Hyunjin menarikkan kursi untuk Ryujin dan duduk di sebelahnya.

"Mama tidak masuk angin, minum teh sore-sore di luar seperti ini?"

Sang mama tersenyum lembut dan menatap Hyunjin dengan sayang.

"Mama cukup kuat kalau hanya duduk-duduk di luar Hyunjin, lagipula mama bosan kalau di dalam terus, pemandangan taman ini di sore hari sangat indah, sayang untuk dilewatkan."

Mama Hyunjin benar. Pikir Ryujin mengiyakan.

Pemandangan taman ini tampak luar biasa, dengan dedaunan yang rimbun dan tertata rapi serta bunga-bunga dan rumput hijau yang mengelilingi, ditambah lagi kolam ikan yang cantik dengan gemericik air terjun buatan yang mendamaikan suasana. Ryujin dengan senang hati akan rela melewatkan waktunya untuk duduk-duduk di taman ini menikmati keindahan suasananya.

Tak disadarinya mama Hyunjin mengamati Ryujin dengan penuh perhatian. Ketika Ryujin tersadar, dia langsung bergumam gugup menyadari ketidaksopanannya karena langsung duduk dan melamun, bukannya memperkenalkan diri.


"Eh, maaf... Saya... Saya Ryujin," gumam Ryujin sambil mengulurkan tangannya gugup.

Mama Hyunjin menyambut uluran tangan Ryujin, tampak geli melihat kegugupan Ryujin,

"Dan perkenalkan aku mamanya Hyunjin dan Yuna." dia melirik Hyunjin penuh arti,

"Begitu mendengar tentangmu dari
Hyunjin dan Yuna, aku benar-benar didera rasa ingin tahu."

Ryujin melirik Hyunjin yang sepertinya sudah ada dalam
mode berakting karena lelaki itu melirik lembut dan penuh cinta kepadanya.

"Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini kepada perempuan manapun, mama. Dia istimewa dan aku harap dia yang terbaik." Hyunjin bergumam dengan nada yang terdengar begitu tulus dan jujur.

Bahkan Ryujin yang mengetahui bahwa itu hanyalah kebohongan semata, tersipu-sipu mendengarnya
Mama Hyunjin menyesap teh-nya lagi, lalu melirik Ryujin dan Hyunjin bergantian,

"Kau tidak pernah menceritakan tentang Ryujin sebelumnya."

"Aku sedang mengejarnya," jawab Hyunjin santai,

Perjanjian Hati || Hyunjin Ryujin [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang