Chapter 3

580 87 29
                                    

"Terasa begitu menyakitkan
kehilanganmu dulu.. Terasa begitu
menghancurkan kalbu ketika mencoba
melupakanmu....
Sampai akhirnya kusadari, kau tak
seberharga itu,. Dan ternyata aku
tidak mencintaimu sedalam itu"
.
.
.

Hening sejenak. Lalu Hyunjin berdehem di seberang sana.

"Kau yakin?"

Kenapa di saat Ryujin berusaha menguatkan dirinya demi adiknya, Hyunjin malahan bertanya seperti itu? Ryujin mengerutkan keningnya.

"Ya. Aku yakin."

"Aku akan marah besar kalau kau berubah pikiran di tengah-tengah rencana kita."

Memangnya dia siapa? Dan apa peduli Ryujin kalau Hyunjin marah? Tetapi tiba-tiba Ryujin teringat bahwa Hyunjin bisa menakutkan kalau dia mau.

"Aku tidak akan berubah pikiran," gumam Ryujin, berusaha terdengar meyakinkan.

"Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya."

Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Ryujin yang mengerutkan kening karena ketidaksopanan Hyunjin.

•••

Aroma wangi menyeruak ke seluruh ruangan. Ibu benar-benar serius membuat makan malamnya kali ini. Ryujin melangkah ke arah dapur sehabis mandi dan tersenyum melihat ibunya sedang memasukkan pudding karamel yang terlihat lezat ke lemari es.

"Wow, kita makan malam besar hari ini," goda Ryujin lembut sambil membuka tutup panci, di dalamnya ada sup jamur andalan ibunya yang paling enak.

Sang ibu tersenyum lembut pada Ryujin,

"Ibu senang melihat Jisung bahagia Ryujin, dia tidak pernah seperti ini
sebelumnya."

"Ya ibu, Jisung benar-benar tampak dimabuk asmara."

Ryujin mencomot kue keju dari toples di meja makan dan mengunyahnya,

"Ibu suka dengan Yuna?"

"Dia anak yang sopan. Ibu cukup senang." Sang ibu lalu melirik Ryujin dengan hati-hati,

"Ibu tahu kau akan jengkel kalau ibu bertanya lagi, tetapi bagaimana denganmu Ryujin? Apakah kau sudah... Sudah melupakan..."

Pertanyaan ibunya itu selalu membuat suasana hati Ryujin mendung. Dulu ibunyalah yang paling keras mendorong semangat Ryujin agar bangkit dari keterpurukan sejak ditinggalkan oleh Guanlin dan meskipun kadang jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan ibunya, Ryujin sadar bahwa ini semua karena sang ibu menyayanginya dan mencemaskannya karena selama ini Ryujin tidak pernah terlihat menjalin hubungan asmara dengan siapapun.

"Ibu tidak usah mencemaskan aku, ya." Ryujin mencoba tersenyum lembut dan menenangkan ibunya,

"Aku pasti akan menemukan seseorang yang baik pada saatnya
nanti."

Tiba-tiba Ryujin teringat akan Hyunjin. Kira-kira bagaimana perasaan ibunya ketika Hyunjin dan dirinya benar-benar melaksanakan perjanjian untuk bersandiwara ini?

•••

"Yuna sudah datang."

Jisung berdiri dan melangkah ke pintu depan, sedang Ryujin masih membantu ibunya membereskan
piring dan menata meja makan.

Perjanjian Hati || Hyunjin Ryujin [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang