Chapter 7

563 75 15
                                    

“Senja bergayut berganti malam,
begitupun rasa hatiku kepadamu. Kau yang selalu ada, kau yang terbiasa ada,tiba-tiba kusadari, aku takut kalau kau jadi tak ada... Aku takut kehilanganmu, wahai kau, sosok yang perasaanku kepadamu... Tak bisa
terdeskripsikan oleh hatiku...”

.
.
.

Ryujin tertegun. Menyadari kebenaran kata-kata Hyunjin. Benar juga. Dari awal alasan utama mereka menikah adalah demi menjaga perasaan mama Hyunjin, sekarang sang mama sudah tiada, tidak ada lagi alasan yang membuat mereka harus menikah. Tapi Ryujin teringat kepada Yuna yang mempercayakan Hyunjin kepadanya, kepada Jisung yang akhirnya mempercayai kalau Ryujin dan Hyunjin saling mencintai, dan kepada ibunya yang begitu berbahagia karena Ryujin akhirnya

bisa menyembuhkan luka hatinya dan bertemu dengan jodohnya. Bagaimana perasaan mereka semua kalau menyadari bahwa Ryujin dan Hyunjin telah membohongi mereka?

Hyunjin berdeham pelan, menggugah Ryujin dari lamunannya,

"Tetapi tentu saja kita tidak bisa gegabah mengakhiri pernikahan ini...."

Hyunjin menatap Ryujin dalam-dalam,

"Selain karena pernikahan ini baru sebentar, kita juga harus bisa
memberikan alasan yang tepat kepada keluarga kita kenapa
kita berpisah... Jadi sementara ini, mungkin kita harus bertoleransi dan melanjutkan sandiwara pernikahan ini, kau tidak keberatan kan Ryujin?"

Ryujin tercenung, sebenarnya melanjutkan sandiwara pernikahan ini terasa sangat memberatkan, tetapi membayangkan bercerai diusia pernikahan yang masih sangat muda, belum lagi menjelaskan kepada semuanya terasa begitu berat. Ryujin juga yakin bahwa berpura-pura melanjutkan pernikahan ini adalah yang terbaik.

"Ya... Mungkin kita bisa menjalani seperti ini dulu sampai kita bisa menemukan alasan dan waktu yang tepat untuk berpisah."

Hyunjin menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum miring,

"Lagipula kita sepertinya nyaman menjalani pernikahan ini." senyumnya berubah menggoda,

"Aku takut tiba-tiba kita sudah menjalani bertahun-tahun dan tetap belum menemukan alasan untuk berpisah. Hmmm… Bagaimana kalau kita jalani pernikahan yang sesungguhnya saja?"

Ryujin membelalakkan mata dan menatap Hyunjin dengan marah,

"Hentikan candaanmu itu."

"Aku tidak bercanda." senyum Hyunjin berubah sensual,

"Kupikir aku cukup bisa menerima memiliki isteri sepertimu, dalam hal sebenarnya."

Wajah Ryujin menjadi merah padam ketika berhasil mencerna kata-kata Hyunjin, lelaki ini benar-benar kurang ajar dan tidak tahu sopan santun. Kalau memang Ryujin memiliki impian tentang seorang suami, pasti dia bukan tipe lelaki
seperti Hyunjin!

•••

"Gaun baru untukmu sudah datang."

Hyunjin yang sedang membaca buku di atas ranjang mengedikkan bahunya ke arah gaun hijau keemasan yang digantungkan di lemari,

"Cobalah."

Ryujin yang baru memasuki kamar mengernyit bingung.

Perjanjian Hati || Hyunjin Ryujin [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang