Epilog

749 66 12
                                    

“Pernikahan itu bagaikan perjanjian
hati. Perjanjian hati untuk saling
mengerti, saling memaafkan dan
saling menjaga cinta satu sama
lain.”

.
.
.

Pagi hari yang mendung, hujan rintik-rintik turun di luar sana, membuat suasana pagi gelap dan temaram. Ryujin menarik selimutnya sampai ke pundak, merasa lelah dan mengantuk luar biasa.

Lalu dia merasakan lengan itu melingkari pinggangnya, lengan yang kuat, memeluknya dengan posesif. Ryujin mengerutkan kening, membuka matanya pelan dan menunduk melihat lengan itu, kesadarannya kembali... Itu lengan Hyunjin, suaminya.

Suaminya.

Pipi Ryujin memerah dan dadanya dipenuhi oleh perasaan hangat. Hyunjin benar-benar telah menjadi
suaminya yang sesungguhnya, semalam. Ingatannya melayang
kepada malam sebelumnya dimana Hyunjin berlaku sangat lembut kepadanya, menyentuhnya dengan hati-hati dan penuh penghormatan, lalu Hyunjin memberinya pengalaman luar biasa dan membuat mereka benar-benar menjadi suami isteri.

Lengan Hyunjin yang memeluknya bergerak, lelaki itu rupanya terbangun dan langsung mengecup pipi Ryujin dari belakang dengan lembut.

“Selamat pagi.” bisiknya serak di telinga Ryujin.

Ryujin menolehkan kepalanya dan tersenyum malu-malu kepada Hyunjin,

“Selamat pagi juga.”

Hyunjin melirik ke arah hujan yang mulai turun dengan deras di luar,

“Hari ini hari minggu dan diawali dengan hujan yang turun deras.”

lelaki itu mengedipkan matanya,

“Sepertinya kita akan berada di atas ranjang seharian.”

Ryujin sempat tertawa geli ketika Hyunjin menariknya setengah menggoda ke dalam pelukannya dan menciuminya. Dan memang benar, mereka baru turun dari ranjang lama sekali sesudahnya.

•••

Ketika Ryujin dan Hyunjin turun untuk makan siang dan melewatkan sarapan, mereka bertemu dengan Yuna dan Jisung yang sedang duduk di ruang makan, menikmati makan siang mereka. Jisung memang sengaja datang untuk menjemput Yuna ke sebuah acara kampus di hari minggu.

Yuna mengangkat alisnya melihat pasangan itu dan tersenyum menggoda.

“Aku pikir kalian tidak akan bangun seharian.” gumamnya penuh arti, membuat pipi Ryujin merah padam
karena malu.

Hyunjin hanya terkekeh menanggapinya dan merangkul
pinggang Ryujin erat-erat,

“Kau tidak boleh protes, kami kan
masih bisa disebut pengantin baru.”

“Hyunjin!”

Ryujin berbisik pelan sambil menyikut pinggang suaminya pelan, membuat Hyunjin tergelak dan Yuna serta Jisung ikut tertawa.

Masih tersenyum Hyunjin menarikkan kursi makan untuk Ryujin dan duduk di sebelahnya. Mereka lalu makan bersama.

“Ibu di rumah sendirian?”

Ryujin melirik ke arah Jisung, memikirkan ibunya dan tiba-tiba ingin tersenyum, ibunya akan
sangat bahagia dengan perkembangan ini, bahwa Ryujin dan Hyunjin benar-benar berbahagia dalam arti yang sesungguhnya.

Perjanjian Hati || Hyunjin Ryujin [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang