13. perjanjian diatas materai

4 0 0
                                    

"Elsa.." panggil buana sebelum ia masuk kekamar elsa

Ya. Elsa menginap dirumah eyang. Ia tak diizinkan pulang oleh seisi rumah karna khawatir ada apa-apa. Elsa sudah menjadi bagian keluarga buana sejak lama jadi tak ada rasa canggung diantara kedua pihak.

"Apa?" Jawab elsa

"Sabar gue lagi cari cara." Ucap buana sambil memegang puncak kepala elsa

"Gue udah gak bisa sayang sama lo lagi na, lo udah jadi milik orang lain." Balas elsa

Elsa menatap lurus ke arah cermin yang memperlihatkan sosok buana yang semakin hari memperlihatkan ketegasannya.

"Tugasnya gue cuma buat jagain lo el bukan jadi pasangan lo, kadang kedua hal itu emang gak bisa beriringan." Ucap buana

Elsa hanya tersenyum.

"Gue juga gak berharap jadi pasangan lo kok." Sahut elsa

"El kita sama sama keras, gak akan pernah cocok untuk disatuin."

"Iya lo benar. Gue juga harus cari pasangan yang seperti zeel, biar ada yang menahan kerasnya gue."

"Udah ada informasi tentang dia?"

Elsa menggelengkan kepalanya

"Apa keberangkatan kita dipercepat juga?" Ucap buana

"Jangan.. sesuatu yang terburu buru itu gak baik buana." Jawab elsa

"Yaudah lo istirahat jangan banyak pikiran."

"Iya bawel udah sana."

"Hei lo tuh calon dokter yang sopan dikit kek kalau namu."

"Dikira situ bukan calon dokter apa."

○○○

Pagi pukul 09.00 wib. Aku sudah didatangi oleh arun dan buana. Ah mengapa mereka datang sepagi ini.

"Kamu ngapain sih datang sepagi ini run?"

"Iya maaf kan aku gak tahu kalau buana juga datang."

"Bukan gitu maksudku. Kamu juga buana kenapa datang sepagi ini?"

"Ini udah siang zeel." Jawab buana

"Belum. Ini masih pagi."

"Yaudah gimana zeel aja."

"Hhh.. yaudah ayo masuk." Ajakku

"Eh aku balik aja deh zel ditelpon tante soalnya." Ucap arun berbohong

"Yaudah terserah kamu run."

"Dah azel dah buana."

"Daah.."

Kalau hanya berdua aku tak berani mengajak buana masuk takut dikira yang tidak-tidak oleh tetangga.

"Disini aja ya bun."

"Iya. Sana cuci muka dulu biar segar."

Aku menuruti perintah buana dan masuk kedalam.

Setelah dirasa cukup segar aku keluar sambil membawa minuman dan biskuit yang ada.

"Maaf yah ganggu tidurnya." Ucap buana

"Gak apa udah terlanjur bangun juga."

Buana menyeruput teh hangat buatanku. Aku hanya asik menelusuri setiap inci wajahnya. Wajar kalau aku suka dia. Dia tampan. Tidak malu untuk diajak ke acara pernikahan. Hehehe. Bercanda. Tapi serius juga boleh.

"Kamu gak ke kampus?" Tanya buana

"Gak ada kelas. Kamu gak praktek?"

"Nanti siangan."

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang