15. ada yang baru

1 0 0
                                    

Masih ada dua hari lagi sebelum keberangkatan buana. Benar-benar sudah didepan mata kepergiannya. Kami terakhir bertemu sekitar tiga hari yang lalu sebelum ia berangkat menuju asrama relawan. Kesempatan terakhir untuk bertemu dengannya nanti saat ku antar dia menuju bandara. Kami akan bertemu di bandara.

"Zel.."
"Hm?"
"Galih lagi sibuk banget nih."
"Cuma sibuk bukan pergi."
"Iya deh iya yang mau ditinggal pergi, tapi kan aku juga ldr an sama galih dan sampai sekarang baik baik aja."
"Ldr an cuma jkt malang run."
"Katanya udah ikhlas.."
"Aku ikhlas kok buana pergi."
"Terus kok tadi kayak ngeluh gitu."
"Aku cuma balas ucapanmu doang run."
"Belum terlambat lho zel buat kamu nahan buana."
"Gak usah ngaco deh."
"Hehehe..."

Kelas kami pun dimulai. Tugas kami saat ini mendesain rumah minimalis. Jadi teringat desain rumah yang diinginkan buana. Mungkin untuk menghilangkan jenuh saat buana pergi, lebih baik ku selesaikan desainnya. Desain rumah dari tuan pemilik rumah tersebut. Itu hadiah pertamanya untukku, sekaligus perjanjianku pada dirinya untuk membuatnya menjadi sungguhan.

"Kantin yuk zel."
"Ayo."

Kini yang mengajakku ke kantin tidak hanya arun. Temanku bertambah yang cantik dan fashionable itu namanya gwen laurentia kalau yang tampan dan jenius macam albert einstein itu namanya gavi archana dan yang terakhir yang sifatnya persis denganku yang membedakan hanya dia pria dan aku perempuan itu namanya haikal wardhana dan ia adalah kekasih dari gwen perempuan yang sifatnya persis macam gandhi. Ceplas ceplos tapi kalau sudah serius pasti akan di segani banyak orang.

Kenapa aku bisa menambah relasi seperti ini? Jawabanya satu, biar ada pengalih biar gak sedih sedih amat. Aku sudah bilang alasanku berteman dengan mereka dan mereka menerimanya, tapi didalam lubuk hati niatku memang tulus untuk berteman.

"Gwen.. udah dong nyuapinnya diliatin banyak orang tu." Ujar haikal menegur kekasihnya
"Ikal malu yah punya pacar kayak gwen?" Tanya gwen pada kekasihnya dengan nada super imutnya yang ampuh membuat siapa saja menuruti keinginannya
"Ya enggaklah masa gue malu punya pacar the most beautyful terus anak sultan lagi." Balas haikal menenangkan gwen

Lucu sebenarnya pasangan yang satu ini seperti tidak ada beban didalamnya. Gwen yang cantik dan kaya bertemu haikal yang tampan dan baik hati walaupun tidak sekaya gwen tapi kekayaan bukanlah suatu hal yang harus dipermasalahkan, dan terlebih walaupun gwen anak sultan namun sepertinya haikal tetap berusaha membahagiakan kekasihnya layaknya seorang pria.

"Gavi kemana?" Tanyaku
"Biasa asdos mah sibuk zel." Jawab arun

"Azel kalau gwen minta haikal nyuapin gwen disini emang salah ya?" Tanya gwen
"Ha? Hmmm gak salah kok gwen, kalian kan emang pacaran ya jadi wajar aja."
"Tuh dengerin azel."

"Gwen udah ya gak usah manja manja gitu geli gue liatnya." Sahut arun
"Iri aja lo." Balas gwen

Haikal hanya pasrah, bukannya haikal takut dengan pacar hanya saja ia sangat cinta dengan gwen apapun akan ia lakukan karna ia juga bahagia.

Gavi datang dengan raut wajah yang ditekuk.

"Kenapa lo?" Tanya haikal
"Gak mood jawab gue." Balas gavi
"Lah itu ngejawab koplak."
"Udah deh lo lanjutin aja tuh ngebucinnya sampe mata gue pedes liatnya."
"Cari pacar makanya."
"Gak selera."
"Halah.. palingan gak ada yang mau sama lo."
"Remehin? Nih lo liat yah kemampuan gue menaklukan perempuan."

"Azelia." Panggil gavi
"Kenapa gav?"
"Jadi pacar gue mau gak?"

Plak

"Lupa kalau azel punya pacar?" Ujar arun
"Iya iya maaf.. abis si haikal nyuruh gue cari cewek."

"Ya bukan azel jugalah, lagian mana mau azel sama lo." Sahut haikal
"Eh ngeremehin gini gini gue asdos ya kapan lagi ada asdos seganteng gue."
"Masih hebatan pacar azel lah, ya gak zel."

ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang