"Jadi gimana ceritanya Ra?" tanya Kafka.
Sekarang di ruangan Adara ada Kafka dengan teman-temannya yang lain. Seperti Al, Rey, Rafi, Melvin, Devan, Raffa, Darka, Aletha, Jeslyn, dan Asyera.
"Jadi waktu kemarin malem sekitar jam 8an gue sama bunda ke supermarket karena kepepet. Nah waktu gue mau nyebrang sama bunda tiba-tiba ada orang pake mobil warna silver gitu nabrak gue sama bunda" jelas Adara.
"Lo gak ngeliat orangnya siapa?" tanya Asyera. "Enggak, soalnya waktu itu kepala gue pusing banget" jawab Adara.
"Awas aja tu orang kalo sampe ketemu. Gue jadiin daging cincang biar hidupnya lebih berguna. Bisa bikin orang kenyang seengaknya" sungut Rey.
"Udah-udah yang penting Rara sama bundanya bisa selamat" ucap Rafi.
"Soal bunda, apa gak sebaiknya kita pindahin ke rumah sakit yang lebih besar?" usul Kafka.
"Kalian tenang aja, meskipun rumah sakit ini gak terlalu besar tapi gue jamin fasilitas sama perawatannya memuaskan. Kebetulan dokter yang nanganin Rara sama Bunda juga dokter pribadi gue kok" timpal Rafi.
Mendengar hal tersebut, mereka semua. Terutama Adara dan Kafka akhirnya menghembuskan nafas lega.
"Oh iya, gue jadi pengen liat bunda. Kasian bunda dari semalem gak ada yang jagain" ujar Adara.
"Loh emang ayah lo kemana?" tanya Melvin.
Semua teman-temannya kecuali Adara menatapnya dengan tajam. Tatapan mereka seolah berkata 'lo kayak yang gak tau aja'
"Eumm kayanya ayah gue sibuk. Jadi lupa masih punya anak sama istri" Adara tersenyum miris setelah mengucapkan kalimat itu.
"Ra, lo gak boleh ngomong gitu. Siapa tau ayah lagi bener-bener sibuk jadi gak bisa pulang" sahut Kafka sambil mengusap surai hitam Adara dengan lembut.
Adara sebenarnya sangat tahu betul bahwa ayahnya sedang bersama wanita itu dari kemarin. Tapi ia hanya tersenyum menanggapi ucapan Kafka.
"Yaudah yuk kita temenin ke ruangan bunda" ucap Aletha sambil membantu Adara naik ke kursi roda yang sudah Devan ambil tadi.
"Yang sakit tangan gue kali bukan kaki" sahut Adara.
"Gabisa gabisa nanti kalo lo pusing terus pingsan kan repot. Biar lo gak cape jalan juga Ra" balas Aletha.
Karena paksaan dari teman-temannya akhirnya Adara menurut saja untuk menggunakan kursi roda.
Saat Adara dan teman-temannya berjalan ke ruangan bunda Adara, tiba-tiba Adara melihat ayahnya dari kejauhan.
Ia tersenyum senang. Akhirnya ayahnya datang untuk menjenguk ia dan bundanya. Namun seketika, senyumannya luntur ketika arahnya bukan ke ruang tempat bundanya dirawat ditambah kehadiran wanita itu dibelakang ayahnya.
Adara ingin memastikan bahwa itu ayahnya atau bukan. Untuk apa ayahnya ke rumah sakit jika bukan ingin menemui ia atau bundanya?.
Saat teman-temannya sedang bercanda membahas hal-hal random yang sangat konyol tiba-tiba Adara buka suara "Kalian duluan aja. Gue mau ke toilet bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara [remake]
Novela Juvenil[Arcturus Series #1] [⚠️]Cerita sedang dalam proses pembuatan ulang. Adara Keizhira Gilbert. Gadis mandiri yang memiliki segalanya. Lahir dari keluarga kaya raya yang berlinangan harta tak menjamin bahwa gadis itu akan selalu bahagia. Dia lahir dar...