Chapter 5

1.4K 169 52
                                    

Seulgi terbangun dari tidurnya, ia melihat sekitar, membuatnya seketika kaku karena ini bukan kamarnya, seulgi berusaha bangkit untuk duduk tetapi tubuhnya masih terlalu lemas

"kau sudah bangun?" tanya seseorang yg baru datang dari arah pintu, membawakan nampan yg diatasnya terdapat semangkuk bubur, air putih dan obat

"apa yang terjadi?" tanya seulgi

"kau semalam pingsan, sepertinya kau hujan hujanan ketika mencariku, jadi bajumu basah dan Well aku mengganti bajumu"

"apa?! Kau tak maca macam kan?"

"apa maksudmu hah?! Kau berpikir aku macam macam padamu?!" Bentak irene yg tak terima dirinya dituduh

"ti...tidak nona mian, kalau begitu saya lebih baik mandi dulu" seulgi hendak beranjak, namun irene menahannya

"duduklah....lebih baik kau makan dan minum obat dulu" perintah irene dengan lembut namun berbeda dgn wajahnya yg flat

"saya tidak sakit nona" tolak seulgi halus, ia tak mau terlihat lemah dihadapan kliennya

"aku bilang duduk ya duduk kang seulgi!"

"ba...baiklah nona"

"buka mulutmu" ujar irene sambil menyodorkan sendok yg berisi bubur

"sa..saya bisa sendiri nona" entah mengapa seulgi kali ini gugup

"berhentilah menolak, dan berhentilah berbicara formal padaku kang seulgi!"

"mi..mian" irene menghela nafas kasar, kemudian hening diantara keduanya, irene masih menyuapi seulgi, dan seulgi menerima dengan pasrah

"aku ingin menanyakan sesuatu padamu" tutur irene setelah selesai menyuapi seulgi, ia kemudian mengambil obat untuk diberikan pada seulgi

"silahkan nona" jawab seulgi sembari menerima obat itu dan segera menelannya dibarengi air minum

"kenapa semalam kau berbicara seperti itu? Kenapa kau bilang semua orang berhak menciumku kecuali kekasihku? Dan kau juga berkata bahwa kau berhak menciumku? Apa maksudnya?" pertanyaan irene melesat mulus keluar dari mulutnya, seulgi yg masih meminum obat pun seketika terbatuk

"uhuk...uhuk..uhuk.."

"ya! Kalau minum yg benar!"

"mi...mian nona"

"jawab pertanyaanku kang seulgi"

Seulgi pun membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu

"maaf nona, sepertinya aku tak berbicara seperti itu, yg ku ingat hanya ketika aku membawa nona keluar dari club itu" irene pun mengangguk ngangguk kan kepalanya

"sepertinya kau tak sadar saat mengucapkannya"

"ya mungkin, hhmm..nona apa kau tak ingin berjalan jalan?" tanya seulgi mengalihkan pembicaraan

"kau sedang sakit jadi lebih baik dirumah, sebaiknya kau istirahat saja"

"baiklah....tapi nona kau tak akan kabur lagi kan?"

"kau meragukanku?!"

"ah tidak nona,,,mian" irene mendecak kasar, kemudian ia mengumpulkan mangkuk yg sudah kotor dan membawanya ke dapur

***

Hari sudah sore tapi irene masih bingung kenapa kekasihnya belum menghubunginya. Sebenarnya ia ingin menghubungi terlebih dahulu kekasihnya, tapi ia masih sakit soal kejadian semalam. Kekasihnya terang terangan mencium wanita lain dihadapannya, ya tapi irene maklumi karena kekasihnya itu sedang dalam keadaan mabuk, Tapi kan tetap saja!

14 Days Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang