Pertemuan

3.7K 108 3
                                    

Paxon...
Atau bisa dibilang Peaceful Town
Sebuah kota metropolitan setelah Ace yang merupakan Ibu kota dari Bangsa Cam.

Suasana kota di pagi hari begitu ramai, banyak pengendara mobil maupun motor berlalu lalang di jalanan. Pejalan kaki mondar - mandir di trotoar. Semua orang tampak sibuk dengan urusannya.

Elmo, seorang pelajar SMA Eloi. Tampaknya dia sedikit memiliki masalah, dia baru saja kehilangan uang jajannya saat diperjalanan menuju ke sekolah. Suara decakan berkali - kali terdengar keluar dari mulutnya. Dia mengacak - ngacak rambutnya sampai berantakan. Kemudian dia meraba - raba seluruh pakaiannya berharap akan menemukan harta dalam seragamnya, tapi hasilnya nihil. Dia masih belum menyerah, dia mulai mengobrak - abrik tasnya. Mengeluarkan semua isi tas dan meraba - raba sampai ke sudut - sudut tas. Geraman kesal keluar dari mulutnya yang mungil itu. Sampai... ada tangan yang menepuk keras pundaknya, pelakunya adalah Nichole teman sebangkunya.

"Hey boy~~ what happened? Why are you so mess today?" Tanya Nichole sok inggris.

"Ga usah sok inggris deh lu! Ck mana sih?!!" Ketus Elmo.

"Lu nyari apa sih? Kok heboh banget sampe kamu berantakan semua :v" tanya Nichole sambil merapikan kembali rambut Elmo.

"AHH MANA SIHH!!" Ucap Elmo kesal

"Duit lo ilang boy?"

"Eh kok lu tau?" Tanya Elmo terkejut

"Walahhh.... duit ilang gitu aja, udh biar aku yang traktir kau hari ini :)"

"Eh g bisa dong! Hari ini harusnya aku yang traktir kau bambank!" Kata Elmo

"Lu kesambet apa El?! Tumben... biasanya lu ngemis ke gw :v" canda Nichole

"Ngajak gelud kau ma aku?? Lagian hari ini hari penting."

"Penting?! Oh iyaa!! Ini kan jumat, yess bisa nyantuy di rumah Horee!!" Ucap Nichole sambil lompat kegirangan di kelas kemudian keluar.

"Eehh.. choo!"

Elmo tampak sedih, Nichole melupakan hari ini merupakan hari jadinya yang ke 17 tahun. Sepertinya hari jadinya tahun ini berlangsung sial. Dia tak menghiraukan hal itu lalu merapikan kembali kekacauan yang ia perbuat.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, bel pulang sekolah berbunyi. Semua pelajar di SMA Eloi bergemuruh keluar kelas dan segera pulang karena sebentar lagi mereka akan menyambut minggu pekan. Elmo berniat mengajak Nichole untuk makan ramen bersama malam ini dalam rangka hari jadinya.

"Cho.."

"(Ngorok)"

"Cho.. dah pulang hee!"

"Hmm.."

"CHOOOO!!"

"HAHH!! Aduhhh kagett!! Lu napa sih?"

"Bangun gih kuy pulang."

"Uhmm ho'oh ho'oh ayo..."

"Eh Cho! Makan ramen yuk malam ini aku traktir." Ajak Elmo

"Aduh.. El my boy sorry I can't"

"Why-y?" Tanya Elmo

"I must to attend an event with my sister."

"Oooh..."

"Sorry my boy -cup" ucap Nichole sambil memberi kecupan di rambut Elmo.

"Ayo pulang..." ajak Elmo yang tak bersemangat lagi.

"Kau pulang saja boy, aku masih ada urusan dengan club. Kau tau kan ada lomba baseball 2 minggu lagi? Ikut ya dan itu wajib!" Jelas Nichole sambil berjalan keluar kelas meninggalkan Elmo.

"Oh.. okeh"

Elmo POV

Sepertinya aku sedang sial hari ini, haahh apa boleh buat. Aku pulang ke rumah dengan berjalan kaki hari ini, tidak dalam mood untuk naik bus. Entalah... aku hanya ingin sendiri di tempat yang sepi, mungkin ini yang namanya butuh waktu untuk sendirian. Aku berjalan melewati area untuk bermain skateboard yang selalu ramai di malam hari yang kini hanya menjadi pajangan kota. Belakang ini Paxon terlibat beberapa kasus munculnya monster atau demon di tempat para remaja berkumpul. Aku sempat berpikir kalau para demon demen sama anak remaja :v. Memikirkan hal itu membuatku sedikit merinding sekaligus geli. Membayangkan jika aku menjadi mangsa mereka lalu tubuhku disentuh, uhh aku sensitif jika disentuh oleh sesuatu yang asing.

Jam tanganku menunjukkan pukul 5 sore, butuh 1 jam untuk sampai rumahku dan kakak. Sudah 2 tahun kami tidak bersama orang tua, 2 tahun yang lalu orang tua kami menghilang entah kemana dan ditemukan meninggal di hutan akibat kecelakaan. Aku masih tak percaya, itu terasa janggal sekali. Untuk apa mereka ke hutan? Padahal tujuan mereka arahnya berlawanan dengan hutan. Tak ambil pusing untuk memikirkan masa lalu, aku membuka kunci pintu rumah dan melepas sepatu ku kemudian menggantinya dengan sandal.

" Kak.. aku pulang..."

Tidak ada jawaban...

"Kak??!!"

Oh iya aku lupa... ini jumat. Kakak biasanya lembur dan baru pulang besok pagi nya dengan keadaan sakit" an. Jujur saja aku khawatir tentang keadaan kakak, tapi kakak bilang bahwa dia benar - benar jadi ceroboh jika lembur.

Aku tak bisa meminta kakak untuk tidak lembur, karena kakak satu - satunya tulang punggungku. Keadaan ekonomi kadang tak stabil. Bukannya aku manja tidak membantunya, dia melarangku untuk bekerja meskipun itu hanya paruh waktu. Katanya pendidikanku dan kebersihan rumah itu lebih penting.

Aku menuju ke kamar mandi dan membasuh diriku. Air mengalir dari suraiku hingga ujung kakiku. Kututup mataku agar lebih menikmati acara mandi tampanku ini. Setelah mandi aku berpakaian dan pergi keluar menuju ke toko kue untuk membeli kue ulang tahunku.
(Elmo POV end)

Style outfit Elmo membuat banyak pasang mata menatapnya terutama kaum hawa. Elmo sedikit bingung, dia hanya memakai kaus hitam yang agak kebesaran sehingga pundak putih sedikit tereskpos dengan celana pendek berwarna matcha diatas lutut.

"Aduh keknya aku salah baju nih :v tapi ku males ambil baju yang dibawah. Pokoknya apa yang di paling atas kupakai." Batin Elmo.

Elmo mulai tak nyaman dengan sekitarnya. Para kaum hawa yang menyukai LGBT mulai saling berbisik dan menyeringai ke arahNya. Geng om - om di pinggir jalan mulai berjalan ke arahnya dan memperlihatkan senyum nakalnya. Ada juga om2 yang sudah nafsu mulai mencoba menggoda Elmo dengan menaik turunkan resleting celananya.
Oh Tuhan tolong aku!! Aku tak mau jadi santapan om2 cabul.

Elmo mencoba untuk tidak menghiraukan mereka. Elmo memasang headphonenya yang selalu setia menemaninya dan memutar lagu favorit Elmo, kemudian dia berlari kecil untuk menjauhi mereka.

To be continued ~~
.
.
.
.
.
.
.
Please vote and comment below :)

Love, author

[BL] Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang