Chapter 3 (Flashback the Story)

112 14 12
                                    

Di saat matahari terbit, ia telah menutupi keburukan malam hari. Dan di saat bulan mulai terbit, di saat itu ia menutupi keburukan di siang hari. Semua saling melengkapi, seharusnya begitulah kehidupan. Bukannya saling mencela dan bercerai berai, menimbulkan masalah yang tiada habisnya.

Di saat semua orang sedang menikmati waktu senggangnya di malam hari. Ada dua orang yang saling beradu mulut, saling mencecar keburukan masing-masing. Miris, salah satu sangat terluka hingga Ia memutuskan mengucapkan sebuah doa yang entah akan ia sesali atau tidak.

Ku mohon beri kesempatan agar aku bisa melupakannya, jika memungkinkan. Kumohon, agar waktu bisa bergulir kembali, agar diriku tidak mengingatnya dan tidak mengenalnya.

Dan Tuhan mengabulkannya, doa yang tersakiti.

🌾🌾🌾

Seoul, 14 November 2014

Suasana tampak sangat riuh, sekumpulan manusia tampak menunggu sebuah kabar. Di aula yang besar ini, seluruh siswa tengah tegang. Pengumuman kelas akan segera di umumkan lewat sebuah panel besar sehingga memungkinkan seluruh orang yang ada di ruangan dapat melihat dengan jelas kelas masing-masing.

Seorang laki-laki tampak gugup dengan hasilnya, dirinya sudah keringat dingin. Berulangkali kata umpatan ia teriakkan dalam pikirannya, kenapa kepala sekolah lama sekali memperlihatkan hasilnya? Batinnya.

"Kenapa kau sangat gugup?"

"Memang seharusnya aku gugup, jika aku masuk kelas rendah nanti aku bisa mati dihabisi Ibuku! Kim Taehyung bodoh." Mata Taehyung membola, tidak terima dikatai bodoh oleh teman satu SMP-nya itu.

"O-ooh... itu sudah keluar!" Baru saja hendak mengelak, layar panel sudah menunjukkan hasil kelas yang akan mereka tempati, membuat Taehyung mengurungkan niatnya untuk mengomeli Jimin. Ia meringis tipis.

"Aish! Ibuku pasti akan marah setelah ini." Wajah Jimin tampak berseri-seri, membuat Taehyung yang sedang menggerutu kesal bergidik ngeri.

"Aku di kelas favorit. Rasanya ingin menangis." Taehyung kembali memasang wajah datarnya saat Jimin mengatakan hal demikian.

"Silahkan, tidak ada yang melarang." Jawab Taehyung santai, membuat Jimin memelototkan matanya. Namun, seketika itu juga ia kembali membuat wajah berseri, membuat Taehyung menggelengkan kepalanya.

Tatapan Jimin berhenti pada satu objek, seorang gadis yang sepertinya anak baru di sekolahnya sedang menyipitkan matanya berkali-kali.

"Aish!" Gerutu gadis itu yang tak sengaja didengar oleh Jimin, Jimin terkekeh pelan membuat Taehyung menatap heran ke arahnya.

"Kau kenapa?" Jimin berlalu tanpa mengindahkan pertanyaan Taehyung, membuat temannya itu menggerutu kesal dengan sikap acuh Jimin.

Ia menghampiri gadis itu, ia tahu apa sebenarnya terjadi. Jimin pernah mengalaminya, rabun jauh.

"Nama mu, siapa?"

"Eh?" Jimin terkikik geli dengan ekspresi bingung gadis di depannya saat ini.

"Aku tau kau tidak bisa melihatnya, jadi siapa nama mu?" Gadis itu diam sesaat, kemudian menggeleng lucu.

Firefly [Yumin Fanfiction✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang