Chapter 2 (Retention by Memories)

118 14 2
                                    

Here i'm, this is me - Park Jimin


🌾🌾🌾


"Itu karena mu, Choi Yuna."

Deg!

"Tadi kau bilang apa, Sinbi-ya?" Sinbi menggelengkan pelan kepalanya.

Ini salah batinnya.

"Huh! Kau ini." Sinbi berpura-pura marah, memasang wajah lain agar Yuju tidak curiga padanya.

"Dia kecelakaan karena dirinya sendiri." Yuju menatap Sinbi tidak percaya.

"Aku tidak maksud." Sinbi memasang ekspresi datar, ekspresinya yang lain. Kemudian melambaikan tangannya di depan dada, secara tidak langsung mengucapkan sudahlah, kau tidak perlu tahu. Yuju hanya mengedikkan bahunya, kembali menatap lapangan basket yang di sana sudah mulai kembali melanjutkan pertandingan.

"Dia sudah tidak ada." Gumam Yuju.

🌾🌾🌾

"Jimin-ah, kau tidak apa-apa?" Suara temannya menginterupsi indra pendengaran Jimin. Ia hanya menoleh kemudian membuang mukanya kembali, sedang tidak mood berbicara pada temannya itu.

"Syukurlah, dia baik-baik saja." Temannya mengerutkan dahinya kemudian tersenyum samar.

"Dia tidak baik-baik saja asal kau tau." Jimin menatap lawan bicaranya, penasaran dengan hal sedang dibicarakan saat ini.

"Apa maksudmu? Ku lihat tadi dia baik-baik saja. Kau tidak bercanda kan, Seokjin hyung?" Seokjin menghela napas dalam, Jimin benar-benar kudet ternyata.

"Dia tidak baik-baik saja, dia punya amnesia dan mengalami demensia ringan sekarang. Karena hal yang terjadi dulu." Jimin tersentak, dirinya benar-benar tidak tau itu. Hatinya sedikit merasa tidak nyaman, pikirannya terus berputar mengingat kenangan-kenangan masa lampau.

"Kau tidak usah khawatir dengannya, amnesia nya tidak akan lama, sudah 6 bulan sejak kejadian itu. Memorinya akan kembali secara otomatis, jangan terlalu merasa bersalah." Jimin merasa bersyukur, tapi juga merasa was-was. Jujur saja, ia merasa bersyukur karena gadis itu melupakannya walaupun terbesit sedikit rasa kecewa di sela-sela rasa syukur itu.

"Aku pergi dulu." Jimin berdiri, mulai berjalan meninggalkan Seokjin sendirian. Seokjin hanya menghela napas dalam, ia tau temannya itu trauma dan terluka. Tapi setidaknya ia juga harus memikirkan perasaan gadis itu.

"Bagaimana jika Yuju ingat, Jimin-ah..."

🌾🌾🌾

"Jeon Jungkook!!!" Teriakan Sinbi dapat diterima dengan baik oleh impuls sang empu. Jungkook sedikit menggerutu, malam-malam begini malah teriak-teriak di depan rumah orang.

Ia berjalan malas keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan sahabat masa kecilnya itu, dengan terpaksa lebih tepatnya.

"Yak!"

"Wae? Mwo?!" Teriak Jungkook balik setelah Sinbi berteriak tepat di depannya, padahal Sinbi ada di ruang tamu rumahnya saat ini.

Firefly [Yumin Fanfiction✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang