PROLOG

4.7K 445 221
                                    


Setiap sudut SMP Pelita seperti meninggalkan jejak kenangan tersendiri di hati Lola. Ada yang tersimpan jauh, sangat jauh. Anggaplah dirinya berlebihan dengan serangan cinta monyet remaja putih-biru, tetapi patah hati rupanya teramat menyakitkan. Seharusnya Lola tidak berpacaran, tidak mengenal, tidak jatuh cinta. Sebab, patah hati seperti penyakit yang membuatnya tidak bersemangat.

"Udah Abang bilang, 'kan? Kalau sekolah, ya, sekolah aja. Jangan sok-sokan pacaran, jadi begini, 'kan?" Omelan abangnya bahkan masih melekat dengan jelas dalam ingatan.

Bukan hanya sang abang, ibunya juga ikut berkomentar, "Belajar aja yang rajin, biar nggak kayak abangmu. Kamu ini harapan keluarga. Pacaran ... kamu masih kecil!"

Saat itu pula ... Lola tidak punya pilihan lain.

Setelah putus dari Arsen, Lola yang paling hancur. Dia bahkan tak bisa tidur sehari semalam karena terus menangis. Patah hati pertama saat merasakan jatuh cinta untuk pertama kali. Memang masih cinta monyet zaman SMP. Namun, tetap saja Lola menyukai Arsen dan sangat menyayanginya.

Namun beberapa waktu lalu, Arsen datang dan mengatakan, “Lola, kita putus aja, ya.”

Hanya gara-gara Arsen tidak tahan dengan sikap Lola dan menghargai keinginan orang tua Lola—agar sang anak gadis tidak berpacaran—Arsen pun menyudahi semuanya. Iya, sih, hubungan semacam itu bisa saja berakhir dengan cepat. Mereka masih remaja, masih muda, dan perjalanan masa depan masih begitu panjang. Akan tetapi, sore itu Lola tidak dapat mempercayai pendengarannya sendiri.

Sore itu ia baru saja keluar dari area SMP Pelita setelah mendapatkan ijazah dan surat tanda kelulusan. Sepasang lelaki yang berbincang di depan gerbang membelakanginya, menyita atensi Lola. Lambat-lambat ia berjalan mendekati mereka dan mencuri dengar pembicaraan di antara keduanya.

“Lo putus sama Lola, Sen?" tanya Gaza yang dijawab anggukan oleh lawan bicaranya. "Wah gila!” Gaza mengacak rambut penuh frustrasi. Arsen dan Lola yang putus, dia yang seperti cacing kepanasan.

“Ibunya nggak ngasih pacaran. Lola udah cerita ke gue. Kalau bukan kode buat minta putus, ya ... apa lagi?" Arsen menjawab dengan enteng.

“Bego! Awas aja lo nyesel.”

“Di SMA pasti banyak cewek yang lebih cantik dari Lola,” cetus Arsen, "gue ngerasa cukup ganteng, cewek mana yang mau nolak gue?” Arsen mengatakannya dengan super percaya diri.

Lola ingat betul bagaimana Arsen yang dikenalnya. Kini Arsen sudah bertransformasi menjadi remaja ... benar-benar remaja yang selalu penasaran ingin mencoba apa saja. Saat Arsen mengatakannya demikian enteng, Lola terkesiap kaget.

“Jadi, itu alasan lo sebenernya? Gara-gara pengin deketin cewek lain? Gila lo!" tukas Gaza menyudahi obrolan.

Detik berikutnya, tidak ada obrolan lagi di antara mereka. Lola terdiam di tempat memikirkan ucapan Arsen tadi. Serius, Arsen akan melupakannya? Serius, Arsen akan mengincar cewek lain yang lebih ... apa tadi ... cantik?

Lola terdiam di tempat. Gawat! Bagaimana ia harus move on saat perasaannya masih terusik oleh Arsen?





...
.

.
.

Halo! Ini adalah versi revisi dari cerita Putar Balik. Aku ganti cast dan cover serta Blurb, ya! Putar Balik akan aku rombak, tetapi tenang aja, alurnya akan tetap, kok. Meski nanti ada yang aku hilangkan. Buat kamu yang udah add cerita ini ke library, bisa add ulang!

Terima kasih💙

 Putar Balik√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang