1. Ratu Drama Sehari

3.8K 387 271
                                    

"Lola, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lola, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Tepuk tangan riuh para penonton yang menyaksikan adegan pernyataan cinta itu terdengar sampai ke ujung koridor kelas sepuluh. Lola berdiri tampak bingung karena tak biasa menjadi pusat perhatian. Baru berjalan tiga minggu pembelajaran efektif, tetapi sudah ada saja 'kejutan'. Pernyataan cinta yang mengundang atensi siswa-siswi. Beberapa senior bahkan menganggapnya norak.

Ketika bel istirahat berbunyi, Karina-temannya-langsung menyeret Lola menuju koridor dan di depan sana, Chiko sudah berdiri membawa setangkai mawar merah sebagai modal untuk menyatakan cinta. Entah dari mana Chiko mendapatkan inspirasi norak itu. Sekarang tidak hanya perasaan bingung saja, tetapi malu dan marah karena Chiko membuatnya mendapatkan tatapan jijik dari beberapa senior.

Lagi pula sampai detik itu hatinya yang sedang terluka justru masih menyimpan satu nama. Farkal Arsenio Heidi. Sayangnya, sejak masuk SMA, Arsen menjelma menjadi sosok yang berbeda. Lola tak lagi menemukan diri Arsen yang begitu tenang seperti dulu. Arsen sering sekali tebar pesona ke sana kemari. Lola yang menyaksikan itu hanya bisa menelan rasa sakit hati.

Setiap kali menatap Arsen, mata cowok itu sudah tidak memancarkan cinta. Arsen tidak pernah lagi meliriknya. Sekadar untuk menyapa sebagai teman satu kelas pun tidak. Arsen yang sekarang sudah bebas. Sudah asyik dengan dunianya sendiri.

"Lola, jawab!" Karina menyikut lengan Lola.

Gadis berambut hitam lurus dengan poni tipis yang menutupi dahi, pun keluar dari zona lamunan. Setiap mengingat Arsen, perasaannya pedih seketika. Masih terekam jelas bagaimana Arsen dan Gaza mengobrol di depan gerbang SMP Pelita.

"Na, gue bingung mau jawab apa," bisik Lola seraya menyikut Karina.

Tatapan penuh harap pun didapatinya dari sorot mata Chiko. Sembari berjongkok di depan Lola, Chiko terus menyodorkan mawar merah. Cringe abis! Memangnya ada orang yang masih suka drama seperti itu? Apa Chiko pikir dirinya sangat keren?

Beberapa senior memandang ke arah Lola dengan tatapan tajam, seperti sudah siap menelan bulat-bulat gadis itu. Rasa iri tampak jelas terpasang di masing-masing wajah bengis para gadis. Lola tidak tahu sepopuler apa Chiko, tetapi melihat para gadis begitu sewot dengan aksi nekat dan memalukan tersebut, maka bisa dipastikan jika Chiko cukup terkenal.

"Lola, terima gue, ya? Kalau nggak sekarang, lo bisa mikir dulu," pinta Chiko masih dengan wajah memelas.

Lola meringis dalam hati. Di hari pertama OSPEK Chiko sudah banyak diincar kakak kelas. Paras yang tampan dengan bola mata hitam dan hidung mancung bak perosotan, serta dibingkai alis tebal. Tubuhnya cukup atletis untuk ukuran anak SMA dengan tinggi 180 sentimeter.

Selain itu, menurut kabar yang santer terdengar di SMA Budi Nusa, Chiko adalah anak orang kaya. Ibu dan ayahnya merupakan dokter bedah di salah satu rumah sakit tipe A. Kakeknya adalah donatur tetap di SMA Bakti Nusa. Cewek-cewek pasti mengantre untuk mendapatkan seorang Chiko Pranomo.

 Putar Balik√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang