NAZ : Hitam

73 44 5
                                    


Siang mu akan terbantu
Karena ada matahari yang menentu
Malammu akan setia kepadamu
Karena ada bintang pengabdimu

“Mulut seolah ingin bersuara, bersuara menyorakkan nama mu untuk memulai nya kembali, tapi tidak mengerti dengan si lidah yang berusaha menguncinya”.

--Nazmi Anggara Vodya—

    ******

Hari ini, 9 MARET 2019 merupakan tepat seminggu dia kembali ke tempat ketika dia merasa menjadi orang yang yang sangat beruntung, rumah yang dipenuhi kehangatan, canda tawa, yang dapat disimpulkan sebagai tempat yang penuh kebahagiaan.

Dia kembali untuk mengambil sesuatu yang dulu pernah dia tinggalkan, sesuatu yang menyempurnakan kebahagiaannya.

******

“Nazlaaaa…di sana dah beres???”, itu Riana yang bersuara, memastikan pekerjaan yang dilakukan anaknya telah selesai atau malah sebaliknya, Riana berkepikiran untuk membantu anaknya itu kalau memang anaknya belum selesai membereskan kamarnya.

Riana dapat merasakan rasa bahagia yang dirasakan putrinya, mungkin keputusan untuk kembali ketempat ini memang hal yang terbaik untuknya maupun putrinya itu, untuk apa dia meninggalkan tempat sehangat ini.

Riana Kentauri, dia bundanya Nazla, umurnya 38 tahun untuk saat ini, orang yang paling di sayangi Nazla,  berparas cantik dan ada nilai plus untuknya. Sebelum berkenalan dengan bundanya, lebih baik berkenalan dulu dengan Nazla nya sendiri. Oke kita mulai…

Nazla Karina Husein, seseorang yang benar-benar berkireteria bagus untuk dijadikan seorang pacar, ya mengertilah bagaimana sosok seorang Nazla ini, dia bukan seorang badgirl, bukan anak angkat guru BK, kulitnya memang manis tidak putih. Tapi,  bukan berarti dia dihukum di bawah terik matahari seperti orang lain yang melanggar tata tertib, jangan berkepikiran karena warna kulitnya ini mengurangi antrian kaum adam dibelakangnya, kalau ada yang berkepikiran seperti itu, itu tentu salah besar,  rambutnya lurus tebal sebahu, mata coklatnya selalu menjadi perhatian orang yang menatapnya, dia memiliki lesung pipi disebelah kanan nya, menambahkan struktur kemanisan perempuan itu.

“Iya bundaaa…ini bentar lagi selesai kok, bunda lanjutin aja yang di sanaa”, di sisi lain Nazla sedang membereskan kamarnya, Nazla merindukan kamar ini, kamar yang serba biru itu membuatnya nyaman, karena biru adalah warna kesukaannya, mau biru muda, ataupun biru toska, kecuali biru tua, pasti Nazla suka, karena biru tua hampir sama dengan hitam. Nazla paling tidak menyukai warna hitam, menurutnya warna itu membawa nuansa hati yang kesepian, di dalam warna hitam tidak menemukan adanya ketenangan, itu menurut Nazla, yang Nazla temukan hanyalah keburukan semesta di dalamnya.

Nazla membuka sebuah kotak berukuran kurang lebih 10x10 cm, di dalamnya berisi selembar kertas dilengkapi dengan beberapa bait puisi di kertas warna biru itu, dan juga ada sebuah kalung dengan bintang berukuran kecil yang menghiasinya. Ada lengkungan di bibir Nazla ketika dia melihatnya, dia teringat kembali dengan malam yang termanis dan terindah yang menjadikan malam itu, pertama kalinya bagi Nazla merasa sebahagia itu melihat langit malam.

Nazla membuka kertas biru itu sehingga memperlihatkan tiap bait puisi yang ada ditangannya dengan jelas, Nazla dengan keadaan masih tersenyum itu membaca ulang puisi yang di pegangnya.

Ada  udara mengalir hembusan nyawa
Datangnya senja menjadi tanda munculnya gelap gulita
Gelap gulita penghilang rasa
Resahan hati hilang seketika

NAZ : Mi &LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang