Tujuh

1.7K 89 1
                                    

"Mengapa rasa ini selalu muncul setiap kali kita bertemu? Apa mungkin kita mengenal satu sama lain di masa lalu?"

🍀🍀🍀


"Sayang, bangun.." teriak Malla dari luar kamar Reyna tuk kesekian kalinya. Ia merasa geram karena kebiasaan anak gadis satu-satunya ini belum juga hilang dari dulu.

Tak lama Reyna terbangun dari mimpinya walaupun baru setengah sadar.

"Iya Bunda," sahutnya dari dalam kamar. Memang benar ternyata, alarm yang paling ampuh adalah teriakan seorang ibu.

Ya beginilah Reyna, meski sudah dewasa dan usianya pun sudah cukup untuk menikah, dia tetap saja paling susah untuk bangun.

Tak mau membuat Malla berteriak-teriak seperti menit-menit yang lalu, Reyna segera merapikan tempat tidurnya kemudian membersihkan diri alias mandi. Sekitar 20 menit kemudian, dia segera turun kebawah untuk sarapan pagi bersama anggota keluarga yang lainnya.

"Pagi Bun, Pa, Yan." sapa nya dengan memperlihatkan deretan gigi yang rapih.

"Eh Kebo dah kenyang tidur nya?" sindir Bryan dengan sedikit tertawa

Reyna yang sejak tadi mengembangkan senyumnya seketika berubah, "Kakakmu cantik gini dibilang Kebo, adik laknat!" ketuanya

Bryan tertawa puas melihat kakaknya yang kini tengah manyun. Malla dan Haris pun ikut tertawa. "Ya lagian susah banget dibangunin. Gimana nanti kalo dah punya suami," sambung Haris, papa Reina

Haris terdiam sesaat memikirkan sesuatu, "Oiya sayang, bener kamu putus sama pacarmu itu?"

Reyna yang baru saja duduk beberapa detik lalu, sudah di introgasi oleh papahnya. "Emang nggak jodoh kali Pah," jawabnya santai

"Cari lagi lah, cowok banyak Kak!" celetuk Bryan tiba-tiba. Malla yang melihat dan mendengarkan obrolan keluarga kecilnya hanya diam tak ikut berkomentar. Reyna paling malas kalau sudah di introgasi seperti ini. Bukannya dia benci di introgasi, tapi dia hanya tak menyukai topik pembicaraannya.

"Untuk saat ini Reyna mau fokus dulu sama kerjaan Reyna!" tegasnya menjelaskan.

"Tapi Papa sama Bunda udah gak sabar mau gendong cucu dari kamu, sayang." ucap Haris.

"Buuunn.."

"Sudah-sudah, kita sarapan sekarang." ucap Malla menyudahi semuanya.

Seusai sarapan pagi, baik Reyna, Bryan ataupun Haris berpamitan pada Malla untuk bekerja di tempat nya masing-masing. Ya beginilah suasana tradisi di keluarga mereka. Jika ingin pergi kemanapun harus pamitan terlebih dahulu dan menyalami tangan orangtua.


****


Sepanjang perjalanan, Reyna dan Bryan terlihat sama-sama saling menikmati lagu yang berasal dari radio mobil mereka. Ya, setiap pagi Bryan selalu mengantar Kakaknya terlebih dahulu ke Rumah Sakit sebelum dia pergi ke kantor nya.

Saking menikmatinya, Reyna sampai tak sadar bahwa mulutnya ikut bersenandung menyanyikan lagu yang berjudul 'Biar Waktu Hapus Sedihku' dari Hanin Dhya

Song🎶

Tak ku mengerti

Reyna AprilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang