Sebelas

1.3K 69 11
                                    

“Seandainya kamu di hadapkan dengan 2 pilihan, kamu akan pilih mencoba nya lagi atau tidak memilih sama sekali?”

🍀🍀🍀

“Irene!”

Gadis yang merasa namanya terpanggil itu segera menoleh kearah sumber suara. Tetapi sebelum itu, ia sangat hafal siapa pemilik suara yang baru saja teriak.

Reyna yang beberapa detik lalu berteriak, kini sudah ada di hadapan Irene. “Mau curhat Mama Dedeh dong,”

“Yauda ke ruangan aku yuk.” tukas Irene

Mereka berdua melangkahkan kakinya ke ruangan Irene yang letaknya tak jauh dari ruangan Reyna. Irene bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang akan Reyna curhat kan kali ini padanya? Tak mungkin ia akan curhat tentang Faris, mantannya itu.

Karena Irene tahu, sahabatnya ini adalah tipikal orang yang tak akan terus menerus membahas masa lalu. Lebih tepatnya MANTAN.

“Mau curhat apa?” tanya Irene sesampainya mereka didalam ruangan

Reyna sedikit gugup, “Mmm.. Jadi gini, semua keluarga aku minta aku bawa pengganti Faris secepatnya.”

“Terus masalah apa?”

“Kan kamu tahu, semenjak putus aku ga punya gebetan gitu.” balas Reyna

Jujur saja. Saat ini isi kepala Reyna benar-benar banyak sekali. Satu sisi ia memikirkan ucapan nya yang akan membawa calon suami kerumah. Disisi lain ia masih tergiang-ngiang dengan ucapan lelaki itu.

*flashback on

“HAH?!?”

“Semudah itu kamu pikir?”

“Ya aku gak tahu. Tapi apa salahnya kita jalanin dulu?” jawab Reyhan

Reyna terlihat terdiam dan bingung harus pilih apa. Kebahagiaan nya atau kebahagiaan orang lain? Sungguh ini bukan pilihan yang tepat buatnya saat ini. Ia paling benci berada di posisi sekarang.

“Jadi gimana? Kalo mau kita buat perjanjian nya.” tanya Reyhan yang mencoba meyakinkan Reyna

“Jujur ya, sebenarnya keluarga aku udah kepengen banget aku punya pasangan. Lebih tepatnya suami. Dulu pernah ada dan hampir nikah, tapi tiba-tiba dia pergi dan nikah sama orang lain. Jadi ya gitu deh sekarang,” lirih Reyna yang mulai memelas karena mengingat kejadian lampau itu

Reyhan menjentikkan jarinya, “Nah kalo gitu kita berada di posisi yang sama. Maksudnya sama-sama patah hati.”

“Dan untuk itu apa salahnya kita coba buka lembaran baru dengan orang baru. Siapa tau berhasil, Iya gak?” lanjut Reyhan

Gadis itu mengangguk pelan. “Iya juga sih, tapi aku ga yakin bakal berhasil.”

Reyhan tampak mendengus gusar. “Kalo gak di coba ya sampe kapanpun terus gak yakin, ibu dokter.”

“Kalo gitu kasih aku waktu ya?”

Reyhan mengangguk sambil tersenyum, “Okay. 3 hari cukup?”

“Dari hari ini?” tanya Reyna memastikan

Reyhan mengangguk cepat.

“Cukup. Makasih,”

“Oke, 2 hari lagi aku tunggu jawaban kamu.”

*flashback off

Irene mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Reyna, “Hey malah bengong”

Reyna AprilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang