Jennie POV
Kriiingggggggggg....
Sayup-sayup ku dengar suara handphoneku. Dengan berat, kubuka mata dan berusaha menggapai handphone yang seingatku ku taruh meja dekat tempat tidur.
"Halo" ucapku berusaha untuk mengumpulkan nyawaku perlahan. Dari suaraku semua orang juga tahu kalo itu adalah suara bangun tidur.
"Yahhh jennie.. bisa-bisanya kau baru bangun, jam berapa ini??" Suara di seberang sana sungguh sangat gusar dan keras, membuat nyawaku langsung berkumpul semua.
Segera aku cek jam di hp ku. Damn.. jam 6 pagi, sial benar-benar aku terlambat. Kenapa alarmku tidak berbunyi.
"Oh My God unnie.. maaf-maaf.. ak segera berangkat." kataku cepat-cepat. "Terimakasih unnie membangunkanku, bye"
Tak kudengar omelan-omelan di seberang sana dan segera kumatikan hpku. Nanti saat bertemu dia bebas mengomeliku. Sekarang lebih baik aku cepat bersiap dan berangkat, sebelum aku makin terlambat.
Aku balikkan badan ku dan menemukan Lisa masih terlelap di sampingku. Aku selalu suka melihatnya tidur. Begitu nyaman. Begitu polos. Membuatku selalu ingin membawanya kepelukanku. Aku cium bibirnya sepelan mungkin agar dia tidak terbangun.
"Tidur yang nyenyak sayang, nanti aku akan membangunkanmu. Aku pergi dulu"
Segera aku buka selimutku, dan bergegas mandi dan bersiap-siap.
Jennie end POV
Saat Jennie selesai mandi, dilihatnya Lisa sudah bangun dan mengucek matanya keras-keras. Jennie sampai menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Jangan kencang-kencang dong ngucek matanya" kata Jennie sambil mengenakan pakaiannya. Make up pun dilakukan dengan cepat dan seadanya. Memakai softlensnya saja sudah tak sempat.
"Aku antar beb" kata lisa tak menggubris omongan kekasihnya itu, dan memilih untuk bangun dan mencari jaketnya.
"Kamu ga capek sayang, kamu baru tidur 4 jam sayang" jawab Jennie sambil tetap menatap kaca untuk mengoleskan lipbalmnya.
Bukan Jennie tak senang diantar Lisa, bahkan Jennie senang sekali Lisa nya mau mengantarnya. Jennie suka segala perhatian Lisa. Tapi dirinya juga tidak tega membiarkan Lisa mengantarnya dalam kondisi masih mengantuk. Jennie takut terjadi apa-apa di jalan saat selesai mengantarnya.
"Tenang beb, hari ini aku seharusnya free. Aku bisa tidur setelah mengantarmu." Kata Lisa lagi sambil memakai jaketnya. Melihat Jennie yang masih sibuk ber make up, Lisa tersenyum dan iseng Lisa mencium pipi Jennie. " Aku tunggu di mobil, cantik"
Lisa segera keluar kamar, tak memperhatikan kalo pipi yang dia cium barusan sudah memerah merona. Jantung Jennie serasa mau melompat. Ada yang aneh di perutnya, seolah-olah banyak kupu-kupu berterbangan disana. Bertahun-tahun saling mengenal, Lisa tetap saja membuatnya jatuh cinta berkali-kali. Iya, Jennie sangat mencintai Lisa nya.
JENNIE POV
"Aku turunkan dimana sayang?"
"Di lobby basement aja" kataku baru sadar ternyata memang sudah dekat, ternyata jalan tidak terlalu ramai. Untunglah, Jisso unnie sudah ngomel-ngomel di group kami.
"Oke boss"
Aku mengerling ke arah Lisa yang tersenyum iseng. Membuatku gemass. Aku tepuk pahanya pelan. Lisa adalah kekasih yang sangat pengertian. Dia tidak menegurku yang tidak menemaninya mengobrol saat dia menyetir. Aku terlalu fokus dengan HP ku, karena aku harus menjawab omelan Jisoo unnie sepanjang jalan. Aku sangat bersyukur memilikinya.
Sampai di basement segera aku bersiap-siap turun. Lisa membantuku melepas seatbeltku. Kucium cepat bibirnya saat itu juga, aku tidak pernah bisa mengabaikan wajah imutnya itu. Lisa hanya tersenyum dan ganti mengecup dahi ku.
"Selamat bekerja sayang, aku jemput saat kamu sudah selesai" katanya pelan sambil membenahi mantelku. OWWW Aku melting lagi dan lagi. Aku cium lagi bibirnya, kali ini lebih lama. Rasanya aku ingin ikut dia saja. Kalau saja aku tidak ingat tanggung jawabku, aku sudah mengikutinya kemanapun dia pergi.
"Oke, jemput aku disini ya" kataku akhirnya melepas ciumanku.
"Siap boss"
"Langsung pulang dan makan dulu sebelum tidur. Aku sudah minta ahjuma untuk buatin sarapan kamu" kataku cepat sambil turun dari mobil. Tapi aku belum menutupnya, menunggu jawabannya dulu. Karena aku hapal tabiat kekasihku ini
Aku tatap tajam wajahnya yang sudah sengaja ia buang ke depan. Berharap aku tak melihatnya. "Sayangg?"Lisa langsung menengokku lagi dan nyengir tahu aku menunggu jawabanya, "siap bosssss"
"Apanya yang siap?"
"Langsung Pulang, makan, baru tidur" katanya cepat, sambil menggaruk rambutnya canggung. Dia nyengir lagi, karena tidak menyangka aku tau dia mau langsung tidur saat sampai apartemen kami.
"Hubungi aku saat kamu makan dan bangun nanti"
"Iya-iya.. bawel" kata bawelnya memang Lisa ucapkan pelan, tapi aku masih mendengarnya. Pintu yang sudah hampir mau menutup, aku buka lebar lagi.
"Apa katamu???"
"I love you sayanggg" jawabnya cepat-cepat sadar membangunkan macan tidurnya. Aku tertawa pelan. Begitulah kekasihku ini, hobby membuatku kesal, tapi aku sangat sangat sangat mencintainya.
"I love you too, bye sayang"
"Bye, salam buat Jisoo unnie"
Aku hanya mengangguk dan menutup pintu mobil. Lisa langsung bergegas menjalankan mobilnya lagi. Dia pasti tau kebiasaanku yang akan tetap menatap sampai mobil itu tak terlihat lagi. Tiba-tiba HP ku berbunyi nyaring. Omoooo aku lupa aku sudah terlambattt.. segera aku berlari ke dalam gedung. Aku sudah membayangkan wajah kejam Jisoo unnie.
JENNIE END POV
Walaupun kebersamaan mereka sebagai kekasih baru menginjak 1 tahun, Jennie hapal tabiat Lisa. Sifat buruk dan sifat baiknya Jennie sudah memahaminya dalam-dalam. Hal ini karena mereka sudah lama bersama. Lama Jennie memendam rasa terhadap Lisa, namu saat itu Lisa sudah memiliki kekasih. Jennie tak ingin mengganggu hubungan Lisa dan kekasihnya, memutuskan untuk memendam perasaannya. Walaupun sudah menjadi rahasia umum, kalau perasaan Jennie terhadap Lisa bukan lah perasaan teman biasa.
Tiga tahun memendam perasaan, tiba-tiba muncul keajaiban bagi Jennie. Lisa putus dengan kekasihnya, ada perasaan bahagia, namun ada pula perasaan sedih melihat orang yang sangat dia cintai terpuruk karena putus cinta. Mati-matian Jennie berusaha ada untuk Lisa, menemani Lisa, mencoba membuka hati Lisa untuknya. Hingga akhirnya Lisa mau menerimanya.
Jeannie tau.. mungkin perasaan Lisa belum sepenuhnya untuknya. Pelarian? Bisa jadi. Tapi tiga tahun merasakan sakitnya memendam perasaan, bukankah lebih baik memperjuangkan perasaannya itu kan. Masalah hasil, dia hanya memanjatkan doa saja. Itulah yang dipikirkan Jennie.
Dan selama satu tahun ini, adalah satu tahun yang paling membahagiakan untuk Jennie. Tinggal bersama pujaan hatinya. Berbagi suka duka dengan kekasih hatinya. Menjaga satu sama lain. Berbagi mimpi dan masa depan berdua. Tak ada yang bisa melebihi kebahagiaannya sekarang.
Walaupun terkadang berantem itu ada, namun tak pernah menjadikan hal besar bagi mereka berdua. Jennie yang posesif, Lisa yang cuek. Namun mereka berdua berhasil menjaga keharmonisan hubungan mereka berdua.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Special One
FanfictionBukan hanya sekali dua kali Lisa mengecewakan Jennie, dan bukan sekali dua kali Jennie berbuat salah terhadap Lisa. Cinta tetaplah cinta. Kemanapun ingin pergi, cinta lah yang menahan Jennie dan Lisa untuk tetap bertahan. Cerita ini hanya sekedar im...