Cause We Young

17 1 0
                                    

🍑🍒🍉

Cause We Young
______________________________

"Bang Diaz!" Isya melangkah masuk ke dalam ruangan Diaz dengan semangat dan senyum yang menghias wajah indahnya, lalu tanpa ragu memeluk Diaz yang membelakanginya.

"Bang?" masih dengan posisi yang sama, Isya kembali memanggil Diaz yang dengan tumbennya tak membalas panggilannya.

Perlahan Isya melepaskan pelukannya, lalu berjalan mundur beberapa langkah setelah menangkap kemungkinan ada yang tidak beres. Isya diam mematung saat orang yang dikiranya Diaz berbalik-dahinya mengerut halus.

"Lo ngapain di sini?" Isya memijit pelipisnya karena mendadak sakit kepala.

Zaid memandang Isya dari ujung kaki hingga ujung kepala-masih mengenakan pakaian sekolah. Sedangkan dirinya mengenakan setelan jas lengkap.

"Oh! Isya? Kamu udah nyampe?" Diaz yang baru saja tiba langsung melangkah mendekati keduanya.

"Bang, dia ngapain di sini?"

Isya berjalan mengelilingi Diaz dan Zaid dengan tergesa dan kembali ternganga di tempatnya. Ini namanya jebakan. Bisa-bisanya mereka terlihat begitu sama persis dari belakang?

"Kamu ngapain sih, Sya?"

Mengabaikan pertanyaan Diaz, Isya tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tadi, dia memeluk Zaid? Bukan Diaz? Isya menggeleng tak Percaya--langsung buru-buru keluar dari ruangan itu, meninggalkan Zaid dan Diaz.

"Dia kenapa?"

Zaid menjawab dengan mengedikkan bahunya acuh.

Di lain tempat Isya berjalan menuju lift dengan heboh sambil memukul kepalanya dengan tangan berkali-kali.

"Bodoh banget sih, Sya"

Tak mempedulikan tatapan beberapa karyawan yang melihatnya dengan aneh, setelah sampai di lobi dengan segera Isya berjalan menuju kafetaria SKY yang berada di sisi kanan lobi kantor.

"Kak Gee yang cantik, rajin menabung dan tidak sombong kesayangannya Isya" Isya menyapa Gemintang -manager kafetaria- dengan ceria.

Gemintang hanya membalas dengan senyuman indahnya.

"As always! Avocado juice, satu paket donut, oreo cake" Isya berdiri di depan lemari kaca, menunjuk beberapa kue lainnya yang ingin ia pesan.

"Kenapa Sya? Abang mu bikin ulah lagi?" seperti sudah hafal dengan tingkah Isya yang setiap kali datang ke kafe dengan wajah kurang bersahabat, Gemintang bertanya sambil mengepak beberapa pesanan Isya.

"Kali ini nggak bener-bener salahnya Abang sih, kak. Bahkan Bang Diaz nggak salah"

Gemintang terkekeh sambil geleng-geleng setelah mendengar ucapan Isya. Selalu seperti ini, hampir setiap kali Isyana berkunjung ke kantor. "Nih"

"Thank you, kak Gee. Nanti bayarnya minta sama bang Diaz ya"

"Nggak usah bayar itu namanya"

Cause We YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang