●_●
"Kenapa?!"
____________________
Isya menyalimi tangan kanan Ayahnya, "Isya berangkat dulu, assalamua'laikum" Isya membuka pintu mobil, dan segera melangkah menuju gerbang sekolahnya yang masih terbuka lebar.
Ada banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Bagaimana tidak, hari ini, untuk pertama kalinya selama dua tahun lebih di SMA, Ayah mengantarnya ke sekolah.
Biasanya, Isya berangkat sekolah mengenakan angkot atau bus. Dan hari ini, Ayah mengantarnya dengan mobil Limousin mewahnya.
Dan, ya, hanya dirinya yang diantar dengan mobil dan turun tepat di depan pagar sekolah.
Beberapa hari terakhir ini, setelah pernikahan Diaz, Ayah lebih sering menghabiskan waktunya di rumah. Sangat berbanding terbalik dengan hari-hari sebelumnya.
"Huft..." Isya menghela nafas pelan, ia lalu berjalan menuju kantin, untung saja kelasnya berada di dekat kantin.
Isya mengambil susu kotak rasa vanila yang berada di dalam kulkas. Melihat susu kotak itu, Isya jadi teringat Zaid, kemana laki-laki itu beberapa hari terakhir ini? Sudah lama dia tidak mendapat bekal dan susu kotak.
Isya segera menyeruput habis isi susu kotaknya. Sebelum beranjak, Isya duduk sambil sesekali menarik nafas banyak-banyak dan mengeluarkannya.
Ujian Nasional akan dilaksanakan sekitar dua bulan lagi dan sebagai siswi kelas XII yang akan segera lulus, Isya masih belum memikirkan kelanjutan pendidikannya. Haruskah ia kuliah? Atau diam, adem, ayem saja di rumah?
Isya menengadah menatap langit yang tampak cerah. Pagi, udara segar, susu dan... tangan?
Isya mengalihkan pandangannya ke arah pemilik tangan yang menghalangi cahaya matahari pagi yang menyinari wajahnya.
"Jangan suka nongkrong disini kalau pagi" Zaid perlahan memasukkan tangannya ke dalam saku.
"Kenapa?" tanya Isya heran, sambil masih mendongak menatap Zaid.
"Lo cantik, nanti banyak yang suka" setelah mengucapkannya, Zaid berjalan menjauh.
"Hah?" Isya tidak salah dengar kan? 'Lo cantik'? dan, what? 'nanti banyak yang suka'?
Isya menatap horor punggung Zaid yang perlahan mulai menjauh. Ada apa ini? Kenapa cowok satu itu tiba-tiba datang dan... membuat jantungnya berdegup lebih kencang.
Isya memegang dadanya yang masih bergemuruh. Dalam hati, Isya berteriak, "Kok gue seneng ya?" ucap Isya dalam hati.
Setelahnya, Isya menuruti perkataan Zaid untuk tidak lagi nongkrong di kantin.
●_●
"DO RE MI FA SO LA SI DOOOOOO"
Isya berjalan memasuki ruang di balik layar pementasan teater Dandelion. Bisa ia lihat, beberapa orang tengah melatih fokal dan juga gerakan serta dialog untuk penampilan mereka.
"Lyly Love 15 menit lagi tampil!" dari arah pintu, seorang pria dengan pakaian kru terdengar mengintrupsi.
Isya langsung buru-buru mencari Asya, sepupunya yang juga akan ikut berpartisipasi dalam pementasan.
Saat sedang menelusuri seluruh isi ruangan, tiba-tiba Isya merasakan tepukan di bahu kirinya, lantas ia langsung membalikkan tubuhnya.
"Asya! Ya ampun, pemeran utama kita... Lo cantik banget" ucap Isya yang langsung mengitari tubuh Asya yang mengenakan gaun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause We Young
RomanceApa yang terjadi, jika Isya yang tak pernah dekat dengan laki-laki selain Abang-abangnya, tiba-tiba di paksa menikah dengan laki-laki yang ternyata adalah teman sekolahnya? "Ayah ngaco?" Ayahnya menggeleng pelan. "Bercanda?" Ayah kembali menggeleng...