Hari Pertama

48 0 0
                                    

Hari pertama sekolah, sambil mengatur nafas Tara mengayunkan kaki melewati gerbang sekolah sambil bersenandung pelan. Bola matanya bergerak kesana-kemari untuk melihat selintas apa yang terjadi di sekitarnya. Para siswi yang bergerombolan baru memasuki gerbang, penjaga sekolah yang sedang menyapu halaman, beberapa siswa yang baru saja membeli sarapan di kantin, dan beberapa guru yang berjalan cepat menuju ruangannya.

Akhirnya ia kembali fokus menyanyikan lagu dengan suara yang cukup kecil, untuk menemani ayunan kakinya melangkah menuju kelas, 10 IPS 2. Mengingat bahwa ia dimasukkan ke dalam kelas IPS, ia kembali membayangkan ibunya, yang masih memaksa dan bahkan berniat mengajukan pemindahan jurusan kelas Tara ke kelas IPA. hal ini diikuti dengan keinginan beberapa orang tua dari siswa/i lain yang memiliki pandangan serupa dengan ibunya, sehingga hal ini menjadi geger di sekolah.

Tara memasuki kelas, beberapa siswa telah datang, termasuk teman sebangkunya, Nala. Dari kejauhan, Nala tersenyum sebentar dengan mulutnya yang terisi penuh oleh nasi uduk kesayangannya. Tara berdecak sambil tertawa, masih terheran-heran karena Nala sejak SMP selalu datang awal dan memilih bangku yang strategis untuk ia duduki. Yap! Nala dan Tara satu sekolah sejak SMP. Setelah mengetahui bahwa Nala akan menjadi teman sekelasnya, Tara langsung mengajak Nala untuk menjadi teman sebangku di kelas 10 IPS 2.

" Gile, udah dateng aja Nal, gak bosen apa? dateng pagi mulu" Ucap Tara seraya menaruh tas di kursi sebelah tempat duduk Nala.

"Hwahwahah, Guwe kwan tawu ini hwari pertwamwa kwali swekwolwah, hwarwus dwapwet tempwat dwudwuk ywang enwak" Jawab Nala yang masih sibuk mengunyah sarapan yang ia bawa dari rumah.

"Udah ah makan dulu, keselek ntar lo" Ujar Tara, seraya mengeluarkan ponsel dari kantongnya. 

Kelas kembali hening, Tara sibuk dengan handphonenya, Nala dengan makanannya.

10 Menit berlalu, Nala sudah menyelesaikan makannya, baru saja kembali dari toilet untuk cuci tangan, dan Tara masih dengan ponselnya.

" Nal, Lo kenal sama Ken?" tanya Tara setelah melihat Nala kembali ke tempat duduknya.

"Ken mana sih? nama Ken kan bukan satu aja" 

" Ken Alvaro Benada, ini loh dia tiba-tiba follow Instagram gue, namanya aneh, baru pernah denger " Ujar Tara sambil menyodorkan layar ponselnya kepada Nala.

"Oalah.. ini, masa lo gak tau? itu loh, Varo anak SMP Brillan. Anak basket itu" 

"Oh si Varo, tau.. beberapa kali tau namanya, tapi gak pernah liat orangnya. oh nama aslinya itu.., kenapa kagak dipanggil Ken aja ya?" 

"Kagak taulah gue, iya itu nama aslinya, yang gak tau pasti ngiranya itu bukan nama asli dia, karena nama begitu kan cocoknya di panggil Ken, dia malah dipanggil Varo"

"Hahaha bener kan kata gue, tapi ngapain ya? dia follow instagram gue"

"Hmm, gak tau sih gue, gue udah lama tuh follow-followan sama dia, karena pernah ketemu pas lomba basket. By the way.. dia tuh masuk SMA sini juga tau"

"Oh iya? masuk kelas berapa?"

"10 IPA 3, kayaknya"

Tara hanya ber-oh ria. lalu tidak lama dari percakapan tersebut, bel berbunyi. Tidak terasa, ternyata kelas telah ramai. beberapa siswa dari kelas 10 IPS 2 mengenal Tara dan Nala, maupun sebaliknya. Jadi, suasana kelas tidak terlalu canggung dan mudah berbaur dengan mudah. Akhirnya, satu persatu siswa mulai meninggalkan kelas untuk segera menuju lapangan, karena sebentar lagi upacara akan segera dimulai.

Tara dan Nala melewati koridor kelas 10, suasana koridor ramai, isinya para siswa yang mulai berhamburan keluar kelas untuk pergi ke lapangan upacara.

"Ra, Itu si Varo, yang barusan keluar, lumayan tinggi dia"

"Ohh.. gila badannya tinggi juga, ya wajar sih.. atlet"

Tara hanya memandangnya sebentar lalu pergi melanjutkan langkahnya menuju lapangan.

_______________________________

Upacara pertama Tara dan Nala di SMA Surya berjalan dengan lancar. selama upacara Tara mendengar desas-desus bahwa penambahan kelas IPA akan benar-benar terjadi akibat dari banyaknya anak IPS yang berniat pindah jurusan ke kelas IPA. beberapa senior di kelas 11 dan 12 mulai mencibir. banyak kalimat-kalimat kurang mengenakkan untuk didengar selama berjalan di koridor kelas 12.

" La, lo disuruh pindah gak sama orang tua lo?" Tanya Tara sambil berbisik saat berjalan menuju kelas.

"Iya, dan gue juga sebenernya pengen pindah Tar, gue gak bakat di IPS"

"Hadeh lo enak, lo juga mau pindah.. gue tuh sebenernya pengen di IPS aja"

"Loh? Kenapa? bukannya lo suka banget matematika? Lo bakal jago banget kalo di IPA"

"Tapi La, lo tau sendiri gue pengen banget jadi jurnalis, kalo gue di IPA, gimana caranya bisa milih kuliah di Komunikasi?"

"Iya juga sih.., coba deh lo nego, sama ibu lo"

"Hahaha! Gak bisa La.. tau sendiri Nyokap gue kayak apa"

_______________________________________

Tara dan Nala memasuki kelas, suasananya cukup ramai, di depan meja Tara dan Nala merupakan tempat duduk beberapa siswa dari SMP Brillan yaitu Cerra, Dera, Tina dan Dara. Cukup dengan mengenal Tina, Tara dan Nala langsung bisa akrab dengan Cerra, Dera dan Dara. 

Beberapa kali Cerra dan Dera memberitahu Tara tentang beberapa siswa laki-laki yang bersekolah di SMA Surya namun berasal dari SMP Brillan menanyakan tentang Tara.

"Tar, tau gak? lo tuh di tanyain mulu sama si Bagas" 

"Iya ada yang nanyain gue juga 'Der sekelas sama Tara anak SMP Ilead?"

"Halah, gak usah jauh-jauh tuh si Dennis diem-diem juga kayaknya naro hati deh sama lo, ngeliatin mulu" Tina mulai menambahkan pembicaraan yang dilakukan Cerra dan Dera.

"Deuh, si Dennis ngeliatin Nala kali, bukan gue.. Si Bagas nanyain apa deh?"

"Haduh Tar, lo tuh gak sadar juga.. Si Bagas nanyain kaya lo tuh anaknya gimana"

"Idih, si gila..Cerra mana tau gue kayak apa, baru ngobrol aja hari ini.."

"Ih Bagas tuh nanyain karena dia tau gue sekelas sama lo"

"Eh..eh tapi dibanding ngomongin Dennis sama Bagas yang biasa aja, ini ada yang wow" Nala mulai membuka suara dan semua menyimak dengan seksama.

"Si Varo, yang dulunya satu sekolah sama lo semua, tadi pagi follow IG si Tara.." Ujar Nala sambil cekikikan memandang Tara yang mulai kesal karena merasa ceritanya dibongkar.

"Ih serius? Varo mah pilih-pilih tau, apalagi kondisinya Varo sama Tara gak pernah ketemu.. ada angin apa coba.."Ujar Cerra yang membuat keadaannya semakin panas bagi Tara, karena ia cukup kesal bila digosipkan seperti ini.

"Eh.. tapi si Varo tuh masih pacaran.. sama si Vrada, hati-hati aja.." Ujar Tina yang memang eksis di SMA Brillan sehingga ia cukup dekat dengan beberapa orang dan mengetahui banyak gosip-gosip dan rahasia yang sedang hangat di lingkup SMP-SMA yang ada di kota ini.

"Ngapain hati-hati deh? kan gak ada maksud apa apa juga.. lo pada yang lebay. Ganti topik please males.." Tara mulai terlihat malas dengan topik obrolan, terlihat dari guratan wajahnya yang tidak tertarik dengan obrolan yang sedang di bahas.

Tiba-tiba seorang guru masuk dari ambang pintu kelas. Suasana kelas yang ramai berangsur-angsur menjadi sepi. siswa-siswi mulai kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Selamat Pagi, Perkenalkan Saya Rosa Alda, yang akan menjadi wali kelas kalian. Namun sebelumnya saya ingin menyampaikan sesuatu"

Setelah apa yang diujarkan Bu Rosa, Seisi kelas mulai berbisik-bisik satu sama lain. terdengar desas desus samar. Para siswa menganggap informasi ini tentang pemindahan jurusan.



(BERSAMBUNG)





MemoriaWhere stories live. Discover now