Aldi?

7 0 0
                                    

Setelah Tara melihat ke arah teman-temannya serempak mereka langsung membuka mulutnya dan menanyakan banyak hal tanpa suara dari kursi masing-masing.

"WOY ANJIR, TARA TADI SIAPA?"

"GILA YA LO TADI SIAPA???"

"TAR SIAPA TAR"

Tara yang melihat ekspresi dan gerakan mulut teman-temannya hanya tersenyum kecil sambil mengangkat kedua bahunya, menandakan bahwa ia mengatakan "Entah.."

"Teman-teman aku lanjutin ya.. mmm aku punya mimpi mau jadi jurnalis, doain ya semoga nanti terwujud hehe.. udah bu, segini aja deh hehe, terima kasih" ujarnya sambil mengusaikan sesi perkenalannya dengan tersenyum.

"Sebelum Tara duduk adakah teman-teman yang mau bertanya? apa udah saling mengenal?" Ujar bu guru sambil melempar pertanyaan dengan siswa.

' Duh, kenapa malah ibunya buka sesi tanya jawab begini...' Ujar Tara dalam hati.

beberapa siswa laki-laki ramai di beberapa bagian tempat duduknya karena berdekatan. Sesekali berbisik sambil tertawa kecil, membuat Tara risih dan merasa tidak nyaman.

"Tara, kata Edwin sebut nomor WA nya dong.. biar komplit" Ujar Elang lalu disambut gelak tawa beberapa siswa laki-laki lainnya.

Tara hanya berdecak sambil tersenyum dengan terpaksa dan tidak merespon ucapan Elang dan gelak tawa teman-temannya.

"Haduh kalian tuh, kalau minta-minta nomor mending nanti aja pas istirahat, di buka sesi tanya jawab malah begini"

"Bu.. langsung duduk aja ya bu?" Tara langsung mengambil kesempatan ini untuk dapat kembali duduk ke bangku nya.

"Yaudah Tara, silahkan. Lain kali jangan telat lagi"

"Baik bu" Ucap Tara sambil mengangguk lalu berjalan menuju bangku tempat ia duduk.

Sesampainya Tara di meja tempat ia duduk, teman-teman dekatnya yang tempat duduknya berdekatan memandang Tara secara serempak.

"Apa dehhhh liatin gue kaya gitu, gak asik ah" Ujar Tara dengan volume suara yang kecil sambil duduk di kursinya.

"Tar, tadi siapa?" Tanya Nala yang sudah penasaran dengan lelaki yang muncul di jendela.

"Kepo lo.. kenapa ini pada kepo ya? makanya merhatiin gue kayak gini?"

"Engga, ya kita aneh aja.. gak kenal, baru tiga hari sekolah, padahal yang kita tau lo masih belum bisa move on dari Renal, tapi tadi malah ada orang baru"

"Gausah ngomongin si Renal ah, males. Tadi tuh kakak kelas yang kenalan sama gue di kantin"

"Kok bisa sih lo kenalan di kantin? lo kan anti sama yang gitu-gitu"

"Halaaaa si Tara kalo cakep mah mauuuu" Ujar Putri langsung memotong obrolan Tara dengan Nala.

"Kampret lu Put, hahahahah" Tara tertawa kecil saat mendengar ujaran Putri

"Tapi gak gitu juga, emang kenalannya bukan karena dia modus gitu loh, dia emang mau duduk di meja gue karena meja lain penuh, dan gue sendirian"

"Idih si bego, itu modus Tara, kalo dia emang sendirian di kantin, ngapain dia numpang duduk di meja lo? diakan bisa langsung ke kelas"

" Yaudah siii, kan isi kepala dia gak sama kayak lo Nala, udah gausah ribut"

"Hati-hati Ra, lo baru aja putus dari Renal jangan terbuai yah" Ujar Mazaya menanggapi perbincangan Tara dn Nala.

"Iyee.. Iye.."

Bicara soal Renal, Dia adalah mantan terakhir Tara. umurnya terpaut setahun lebih tua dari Tara, bersekolah di SMA yang sama, anak 11 IPA 3. Tara dan Renal putus tepat disaat Tara sedang mengurus pendaftaran masuk SMA. Selama masa pendaftaran dan proses kelulusan, isi kepala Tara selalu menari-nari setiap hari, membayangkan akhirnya ia bisa satu sekolah dengan Renal, membayangkan pulang berdua sepulang sekolah, intensitas bertemu semakin sering dan hal-hal menyenangkan lainnya.

MemoriaWhere stories live. Discover now