AF? Arenal Fazka?

4 0 0
                                        

Pesan yang diterima Tara berasal dari nomor yang tak ia kenal, lalu Tara mencoba mencari tahu pemilik nomor tersebut dengan mengunjungi profil WA nomor tersebut, tak ada nama tertera inisial AF.

Tara kebingungan, AF merupakan inisial dari Renal, Arenal Fazka. seseorang yang mencampakkan Tara tanpa ampun. 

Tara benar-benar bingung, Renal telah memblokir seluruh kontak Tara, bagaimana bisa ia dengan tiba-tiba mengontak Tara dengan pesan demikian.

Tara gemetar, nama seseorang yang telah meninggalkannya sebulan yang lalu datang kembali tanpa diundang.

Sosok yang ia cari sejak kemarin di penjuru sekolah, datang dengan sendirinya kepada Tara.

Ia pergi, tak bersuara menghilang seperti diterpa angin, dan datang dengan mudahnya seperti petir menyambar.

Tara terdiam, terpaku menatap layar handphonenya cukup lama. Wajahnya pucat pasi, seketika seluruh amarah berkumpul memberatkan nafasnya. seolah-olah ia sedang mengelola emosi, air matanya mulai terbendung, perasaannya campur aduk. 

Tiba-tiba notifikasi dari HP Tara menyala kembali dan menyadarkannya dari lamunan. 

Pesan dari nomor yang sama :

"Kok gak dibales? barusan kan aku bilang kalau aku chat harus dibales"

Tara yang telah tenggelam dalam amarah, kini kembali ke daratan, wajahnya tercengang, kaget dan matanya membesar sambil mendekatkan layar handphone ke arah wajahnya.

beberapa kali ia membaca pesan yang baru saja ia buka, lalu mencoba membalasnya se rasional mungkin. 

"Ini siapa?"

Tak perlu menunggu beberapa saat, pengirim pesan tersebut membalasnya dengan cepat. 

" Haha, Ini Aldi, masa lupa? emangnya selain aku yang mau ngechat kamu siapa lagi? ada yang lain"

Tara menghembuskan nafas lega, Ternyata ini Aldi. Perasaannya sedikit lega, dan dilanjutkan dengan berbalas pesan dengan Aldi sambil bersandar di bangkunya. 

Ditengah-tengah keasyikan Tara memainkan handphonenya, sebuah buku disodorkan di atas meja Tara, dan kini 2 orang murid laki-laki berdiri di hadapannya. 

Tara tidak menyadari kedatangan mereka, matanya sibuk menatap layar, tangannya sibuk mengetik, wajahnya kembali riang dan sedikit-dikit terkekeh pelan.

" Tara" Panggil Varo

"Hmm" Tara hanya membalas panggilannya dengan berdehem pelan dan tetap sibuk dengan handphonenya.

"Jangan main HP dulu deh, penting-penting"

"Apa? penting kenapa?" ujar Tara sambil menurunkan handphonenya dari pandangannya.

"Ini mau data no HP buat dimasukin grup WA" Ujar salah satu dari mereka sambil menyodorkan buku.

Tara meraih buku tersebut, lalu mulai mencari pena di dalam tas nya.

"Tara! jangan mau, mereka pasti modus sama lo" Ujar seseorang sambil berteriak dari kejauhan.

"Dih apaan dah modus, orang gue minta ke semuanya" Ujar Varo yang membalas teriakan tersebut. 

"Tar, kita ga modus ya sama lo, jangan kegeeran liat tuh semua nomor gue catet tanya deh yang lain" Ujar Varo kepada Tara sambil memberikan penekanan.

"Yaelah gue juga biasa aja kali, gausah panik, gausah dijelasin juga. biasa aja gue juga bodoamat" Ujar Tara dengan nada ketus dan wajah masam lalu mulai menuliskan nomor handphonenya diatas kertas buku tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MemoriaWhere stories live. Discover now