3. Pulang Ke Rumah.

11 0 0
                                    

Kakek tua itu muncul lagi dengan membawa gulungan perkamen di tangannya.

"Ini adalah teks asli dari buku yang telah aku berikan padamu. Ini tidak berguna denganku, jadi kamu bisa membawanya." Kakek tua itu menyerahkan gulungan perkamen padaku.

"Hm. Kalian berdua bisa pergi sekarang, jadi kalian bisa sampai ke desa terdekat sebelum senja."

"Kakek tua, maksudmu..." Kataku bingung dengan kata-kata kakek tua itu.

"Apa? Aku memberimu cucuku untuk kamu rawat, dia cantik dan sederhana, apakah kamu tidak puas?" Kata kakek tua itu menjawab dengan nada marah.

"Jika aku tahu kamu membuat cucuku sedih, kamu akan tahu bagaimana rasanya neraka sebelum kematian, Nak." Lanjut kakek tua mengancamku.

Aku tidak bodoh dan tahu apa yang di maksud oleh kakek tua ini. Tapi masalahnya disini adalah bagaimana aku menjelaskan kepada orang tuaku nanti ketika aku pulang dan membawa seorang gadis? Belum lagi kasusku disini adalah aku menghilang.

Keuntungan yang aku punya disini adalah gadis itu bukan gadis normal, dia cukup kuat jika di bandingkan denganku, jadi aku tidak perlu khawatir bahaya di perjalanan. Juga, sepertinya gadis itu tahu apa yang di pikirkan kakek tua ini, dan dia mau mengikutiku tanpa mempertanyakan alasan kakek tua ini.

Berpikir sampai disini, aku memaksakan diri untuk menerima semuanya.

"Baiklah, Terima kasih karena sudah mau menerimaku, kakek tua." Walau bagaimanapun aku harus tetap berterima kasih kepada kakek tua ini bukan?

"Hm. Sudah pergi."

"Baik."

Aku mengambil tas yang berisi buku dan membawanya. Persetan! Ini benar-benar berat.

"Ayo berangkat."

"Hm." Lina mengangguk dan mengikutiku.

Aku masih tidak tahu siapa sebenarnya kakek tua ini, tapi jujur, dia sebenarnya cukup baik padaku. Tanpa dia, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk mempelajari teknik lanjutan dari [Seize Surge Of Heaven].

"Namaku Andrean." Meskipun aku tahu namanya, aku masih memperkenalkan diri secara normal.

"Lina."

"Oh ya, Lina. Aku rasa kamu sudah tahu jalan untuk ke desa terdekat bukan?"

"Tidak." Lina menjawab dengan malu menggelengkan kepala.

"Tidak?" Sial! Lalu bagaimana kita akan menemukan desa terdekat? Apakah gadis ini sadar akan masalah besar yang kita miliki?

"Tapi, kakek sudah memberi tahu arah jalan yang perlu di tuju."

"Oh... " Aku menghela napas lega. Seharusnya aku mendengarkan alasannya terlebih dahulu.

"Lina, kelas berapa kamu sekarang?" Aku cukup bingung dengan gadis ini, dia membawa cukup banyak buku, namun dia tidak tahu di mana desa terdekat. Apakah dia sekolah di kota? Seharusnya tidak seperti itu. Meskipun dia sekolah di kota, seharusnya dia melewati desa terdekat dalam perjalanan bukan?

"Emm... Aku tidak sekolah."

"Tidak sekolah? Lalu buku ini?"

"Oh itu, kakek terkadang akan pergi keluar dan pulang membawakan buku untukku."

"Oh, jadi begitu." Sepertinya kakek tua itu cukup berpendidikan.

Aku terus berjalan melalui hutan, beruntung tidak ada binatang buas atau apapun yang membahayakan.

Setelah berjalan cukup jauh dan memakan semua energi yang ada di tubuhku, akhirnya aku dan Lina melihat sebuah desa.

"Ayo." Aku menarik tangan Lina dengan semangat. Akhirnya aku tidak lagi tersesat.

SECOND CHANCE : REBORN From The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang