8. Bertemu dengan seorang kenalan lama

11 0 0
                                    

Aku berangkat sekolah seperti biasa bersama Lina. Sampai di gerbang sekolah, hampir semua siswa menatapku.

"Wow. Bukanlah itu pahlawan sekolah kita!" Salah satu siswa berteriak ketika melihatku masuk melalui gerbang.

"Ah... Itu dia!"

"Sangat tampan!!"

"Sial! aku tidak masuk sekolah hari itu, aku hanya melihat rekaman dari temanku."

"Itu kesalahanmu kawan. Detik-detik ketika itu terjadi, semua orang sangat tegang."

"Ugh... Dia memiliki tali pengaman, dan sudah pasti siap. Jadi meskipun dia jatuh, dia akan tetap aman. Mengapa di besar-besarkan."

Ketika suara itu jatuh, hampir semua siswa menoleh ke arah suara dan mencemoohnya.

"Kamu lebih baik diam jika tidak tahu apa-apa."

"Ya. Apakah kamu bahkan berani melompat meskipun di beri tali pengaman?"

"Haha... Jangan katakan itu lantai lima, bahkan jika itu lantai dua, aku yakin dia sudah mengencingi celananya bahkan sebelum melompat."

Merasa dirinya menjadi musuh publik, wajah pria itu segera berubah menjadi merah karena malu. Dia segera melarikan diri dan tidak berani untuk bertatap muka dengan temannya.

Aku mengabaikan itu semua dan menganggapnya tidak ada yang terjadi, selama mereka tidak mengganggu aktifitasku, itu baik-baik saja.

"Untukmu." Tiba-tiba seorang gadis menghentikan langkahku, dia dengan malu-malu menyerahkan surat dengan amplop merah muda kepadaku.

Aku dengan bingung menerima amplop itu dan melihat arah pelarian gadis itu, di sudut kecil, gadis itu terlihat bahagia dan berbicara dengan temannya.

Aku mengalihkan pandanganku ke surat yang ada di tanganku. Apakah ini surat cinta yang legendaris?

Aku menggelengkan kepala dengan ringan. Aku tidak terlalu memikirkannya, tapi aku masih menyimpan surat itu ke dalam tas. Meskipun aku ingin membuangnya, itu tidak di lakukan sekarang. Tuhan tahu apa yang akan di rasakan gadis itu ketika suratnya segera aku buang setelah di terima.

Setelah itu aku berjalan menuju loker untuk meletakan tas. Waktu hari pertama, aku segera melarikan diri karena kasus bunuh diri itu. Jadi ketika pembagian loker untuk siswa baru datang, Lina yang menerima kunci lokerku.

"Di mana milikku?" Tanyaku setelah tiba di depan loker.

Lina dengan santai menunjuk ke salah satu loker lapisan pertama, dan memberikan kunci padaku.

"Eh... "

Apakah kuncinya rusak? Kenapa loker milikku sulit di buka?

Aku dengan paksa membuka loker itu, dan kemudian yang terjadi membuatku terkejut, tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Hal yang menyebabkan lokerku macet adalah tumpukan surat di dalam yang terisi penuh di loker. Bagaimana ini bisa terjadi?

Aku menatap Lina dengan maksud meminta penjelasan. Lina jelas tahu apa yang terjadi, karena dia yang memegang kunci loker milikku selama ini.

"Ketika kamu tidak masuk sekolah, para gadis selalu menggangguku untuk bertanya tentangmu. Karena kesal aku memberikan kunci loker milikmu kepada para gadis dan membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan." Kata Lina menjawab dengan cemberut.

"Eh... " Aku terkejut dan menatap Lina dengan aneh. Saat ini aku merasa sepertinya Lina adalah gadis yang normal? Biasanya dia selalu malu-malu ketika berbicara denganku. Apa yang terjadi? Apakah sekolah telah merubah sifat pendiam yang dia miliki?

SECOND CHANCE : REBORN From The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang