"Ada apa Andrean? Kamu seperti baru saja melihat hantu?" Paman Ren merasakan perubahan dalam tubuhku dan bertanya khawatir.
Aku segera kembali normal dan menjawab Paman Ren dengan tergesa-gesa. "Ah... Tidak, aku hanya terkejut melihat dekorasi rumah ini, ini cukup bagus. Hehe..."
Aku melihat ekspresi Paman Ren yang menatapku dengan aneh, sepertunya dia tidak percaya dengan alasanku, namun dia tidak bertanya lebih lanjut.
"Lihat, kamu menakuti menantu masa depan kita!" Wanita itu segera memarahi pria yang baru saja turun dari tangga.
"Menantu?" Kemudian pria itu menatapku dari atas ke bawah dengan teliti.
"Cukup bagus. Kamu juga berani datang ke rumah orang tua pacarmu, meskipun masih anak kecil. Keberanian itu patut di puji." Pria paruh baya itu mengangguk ringan. Meskipun aku merasa kata-katanya memiliki makna ganda, aku tidak peduli, lagipula aku bukan pacar Yasmin.
"Mirna, buatkan minuman untuk kami." Kata pria paruh baya itu kepada istrinya, kemudian dia menatapku dan berkata, "Yasmin masih Di atas, dia akan turun nanti setelah selesai berganti pakaian."
"Rendi, mana anak yang ingin kamu kenalkan padaku?" Pria paruh baya itu dengan ramah bertanya kepada Paman Ren.
"Kakak, Anak yang ingin aku kenalkan padamu adalah dia." Kata Paman Ren menunjuk ke arahku, "namanya Andrean."
"Dia? Bukankah dia pacar Yasmin?" Tanya pria paruh baya itu dengan bingung.
"Kakak, kamu salah paham. Dia dan Yasmin baru saja berkenalan hari ini, bahkan aku yang mengenalkan mereka berdua." Rendi tertawa canggung. Dia ingin menjelaskan hal itu sejak lama, namun ada kakak iparnya di sekitar, jadi dia tidak berani. Dengan kakak iparnya di dapur membuat minuman, Rendi mulai meluruskan berbagai hal.
Pria paruh baya itu kembali menatapku dan menilai dari atas sampai bawah lagi.
"Bagus, masih muda dan berani. Juga, sepertinya kamu memiliki pandangan ke depan yang berbeda dengan anak di usiamu." Kata pria paruh baya itu dengan ramah, kali ini dia menatapku dengan berbeda.
"Ayo duduk, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu."
"Aku mendengarkan kisahmu dari Rendi, dan itu terdengar sangat luar biasa. Namun jika itu hanya dari cerita, aku masih memiliki beberapa keraguan. Aku ingin kamu menjawab apa yang aku tanyakan dengan jujur, Nak. Jawabanmu membantuku untuk meredam rasa penasaranku."
Aku mulai jengkel dengan pria paruh baya ini. Di kehidupanku sebelumnya, pria ini tidak terlalu menjengkelkan seperti sekarang. Sepertinya kelahiranku kembali membawa beberapa perubahan ke beberapa orang.
"Tanyakan saja, Paman."
"Haha... Baik. Kamu anak yang langsung." Pria paruh baya itu tersenyum.
"Pertama, mulai dari alasanmu untuk mengambil tali panjat tebing dengan membuka paksa pintu ruangan penyimpanan, lalu alasanmu merekam obrolanmu dengan korban itu, lalu alasan mengapa kamu ikut melompat dari gedung. Aku dengar kamu belum pernah berlatih olahraga ekstrim seperti terjun bebas atau panjat tebing sebelumnya, seberapa yakin kamu bisa menyelamatkan korban saat itu?"
Aku menarik napas dalam-dalam, aku sudah menduga apa yang ingin di tanyakan oleh pria paruh baya ini. Namun, ketika aku mendengar langsung pertanyaannya, kemarahanku segera memuncak. Ini bukan lagi pertanyaan biasa, ini adalah interogasi!!
"Apakah itu semua apa yang ingin paman tanyakan?" Kataku dengan dingin, menekan amarah di dalam hatiku.
"Ya, aku penasaran dengan tiga hal itu." Jawab pria paruh baya itu dengan ramah, tidak mempedulikan ekspresi wajahku yang sudah berubah suram.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND CHANCE : REBORN From The Future
ActionSebagai seorang agen rahasia, berjalan diatas tipisnya jembatan kehidupan dan kematian sangatlah biasa baginya. Hingga suatu hari, dia masuk ke dalam perangkap yang telah diatur dengan baik oleh bawahan yang sangat dia percayai. Tanpa diduga, traged...