"ISTRIKU"
"Suster cepat suster istri saya akan melahirkan!!"
Seorang pria berusia 25 tahun membantu suster serta perawat yang lainnya mendorong kasur istrinya yang hendak melahirkan.
"cepat suster"
Begitu sang istri telah memasuki ruang persalinan pria itu nampak lenas dia cemas mengkhawatirkan keselamatan istri dan calon anaknya.
Lima belas menit berlalu seorang perawat keluar memberitahu bahwa istrinya kekurangan darah, juga terjadi masalah di ginjalnya.
"lalu... dimana saya harus mencari transfusi darah dan donor ginjal!"
Pria itu kebingungan dia datang terburu buru ke rumah sakit tanpa membawa uang sama sekali, sanak saudaranya juga berada di kota lain dia hanya sendirian bersama istrinya di kota ini.
"tuan di sana ada seorang tentara yang gugur dalam tugas, anda bisa bertanya pada keluarga mereka apa bersedia untuk mengamalkannya untuk istri tuan"
Dokter yang merasa iba memberikan sebuah jalan keluar kepada pria itu.
"terimakasih dokter, terimakasih!"
Mendapatkan sebuah harapan pria itu merasa bersemangat, istrinya dapat selamat dan anaknya juga akan lahir.
...
Dahyun membuka matanya dengan perlahan menyesuaikan cahaya yang ditangkap matanya dia mengerutkan keningnya rumahnya siapa ini?
"Dahyun kamu bangun?"
Mendengar suara yang tidak asing dahyun menoleh bisa dia lihat Sana istrinya dengan senyuman manis menyapanya.
"iya, sayang rumah siapa ini?"
Sana kebingungan dahyun tiba tiba memanggilnya Sayang, bahkan bertanya mereka berada di rumah siapa jelas jelas ini apartemen Dahyun. Walau begitu Sana tetap merasa bahagia dahyun memanggilnya sayang.
"ini rumahmu sayang"
Bangkit dari kasur dahyun mengamati kamar yang ia tempati begitu, jadi mereka membeli rumah baru tidak apa asalkan bida bersama istri dan anaknya Dahyun bahagia
"ayo makan aku sudah memasak nasi goreng kimchi untukmu"
Senyum lebar tercipta di bibir Dahyun, istrinya ini memang tidak pernah membuatnya kecewa tahu saja makanan favoritnya.
"baik"
Sana yang hendak berjalan menuju dapur terkejut mendapati tangan putih melingkar di pinggangnya.
"sayang kenapa aku merasa kamu lebih tinggi dariku sekarang?".
Pertanyaan Dahyun membuat Sana semakin merasa bingung, bukankah gadis ini memang lebih pendek darinya.
"sudahlah aku rasa aku terlalu lelah, mari makan aku sudah lapar"
Sana mengangguk meski bingung namun dia tetap senang, selama menuju dapur Dahyun selalu memeluknya dari belakang hal romantis seperti itu membuatnya bahagia.
"sayang lepaskan dulu pelukanmu oke? aku tidak bisa mengambilkan nasi untukmu"
Dengan berat hati Dahyun melepaskan pelukannya, perasaannya aneh sekali hari ini dia merasa begitu merindukan istrinya padahal dia hanya bertugas seminggu.
"baik isikan yang banyak ya, sudah lama aku tidak memakan masakanmu"
Sana mengangguk perasaannya hari ini benar benar bahagia sudah lama dia tidak merasa sebahagia ini, sekarang dia seperti seorang istri yang tengah menyiapkan makanan untuk suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Hidupku 2 ✔
FanfictionWanita berusia 36 tahun jatuh cinta pada gadis remaja yang sepantaran dengan putrinya? itu aneh dan menyimpang namun Kim Sana tidak peduli, dia melihat sosok mendiang suaminya dalam diri gadis itu. "Kim Dahyun? bahkan nama mereka sama, aku tidak ak...