Cahayaku

3.3K 240 50
                                    

"CAHAYAKU"

Aku menatap kosong ke halaman rumahku yang ditutupi putihnya salju, lima bulan berlalu kematian Dahyun terasa masih begitu kuat dalam hatiku.

"Ibu udara begitu dingin ayo masuk"

Itu suara Gahyun, dia membawakanku mantel untuk menghangatkan tubuh. Anak ini sudah dewasa sifat manjanya sudah hilang bahkan dia sudah bertunangan dengan Eunha.

"sebentar lagi"

Dia menghela napas, Eunha tunangannya mengelus bahunya agar Gahyun tenang.

Melihat mereka aku tersenyum anakku sudah dewasa dan sebentar lagi akan meninggalkan aku, apa itu tandanya aku akan sendirian sampai menutup mata?

"bibi Sana"

Itu suara Nami aku bisa melihatnya bergandengan tangan dengam Somi, keponakanku juga sudah bertunangan anak anak ini sudah benar benar dewasa.

"hum!"

Aku memeluk Nami kemudian Somi, dibbelakang mereka. Mina dan Chaeyoung berjalan sembari membawa plastik yang aku tahu berisi daging ayam dan beberapa daging lainnya.

"apa aku terlambat?"

"tidak Chaeng kamu belum terlambat"

Mendengar jawabanku dia nampak terkejut sebelum seakan sadar atas sesuatu.

"sialan Ji-Eun dia mengerjai aku!"

Tawaku keluar melihat suami Mina itu dikerjai oleh Ji-Eun, Mina sendiri hanya tersenyum geli karena suaminya lagi lagi dikerjai.

"hahaha itu salahmu Son, terlalu fokus pada kerjaanmu

Ji-Eun muncul sembari membawa banyak bungkusan yang aku tahu sama isinya dengan yang dibawa Chaeyoung dan Mina.

"baik baik kalian jangan bertengkar ayo masuk, kasian Sana. hari ini peringatan lima bulan kepergian Dahyun"

Mina melerai pertikaian Ji-Eun dan Chaeyoung, dengan memakai mantel dari Gahyun aku masuk ke dalam rumah.

Dahyun aku merindukanmu.

Menolehkan kepalaku aku melihat indahnya salju yang menutupi pekarangan, entah halusinasi saja atau memang nyata di sana Dahyun berdiri dengan kaso hijau dan celana loreng tangannya diperban namun wajahnya tersenyum lebar, dia nampak bodoh.

"aku terlalu lelah"

Aku menggelengkan kepalaku namun begitu aku berbalik ke depan semua orang melebarkan matanya, apa mereka juga melihat halusinasi yang sama.

"ayah!"

Itu Gahyun dia berlari melewati aku segera menuju sosok Dahyun yang aku kira adalah ilusi.

Mengikuti Gahyun, aku melihatnya memeluk Dahyun. Itu bukan ilusi! Dahyunku nyata, aku limbung hendak jatuh namun Eunha berhasil menangkapku.

"ibu!"

Meremas pelan tangan Eunha aku meyakinkannya bahwa aku tidak apa apa, dengan dibantu calon menantuku aku menuju Dahyun diikuti yang lainnya.

"sst berhenti menangis"

Itu suara Dahyun tengah menenangkan putrinya yang sedang menangis haru.

"Dahyun"

Suaraku bergetar memanggil namanya, tanganku terulur ingin menyentuhnya memastikan apa ini benar suamiku atau hanya ilusi belaka.

"ya sayang"

Melepaskan pelukan Gahyun, dia segera memelukku mengubur tubuhku yang bergetar karena tangis bahagia ke dalam pelukannya yang hangat

"jangan menangis aku di sini"

Aku mencoba untuk tidak menangis namun gagal, perasaan ini terlalu rumit dari rasa sedih menjadi bahagia kemudian sedih kembali.

"aku pergi ke Irak di sana pesawat kami ditembak jatuh, aku pikir aku akan mati namun salah satu dari kami mengorbankan diri. Sana aku minta maaf kare- mhhmmm~"

Aku tidak peduli siapa yang kembali baik itu 'Dahyun' atau Dahyun mereka samat dimataku mereka satu orant yang sama tidak akan pernah berubah mereka itu suamiku.

Karena tidak ingin mendengar ocehannya aku mencium bibirnya yang pucat dengan lumatan yang menuntut.

"amhh"

Lima menit kami berciuman Dahyun mendorongku dengan lembut guna mengakhiri ciukan kami, dia terdiam bingung mengatakan apa.

"selamat datang cahayaku"

Matanya melebar mendengar sambutanku, wajahnya memerah karena malu sebelum memamerkan senyumnya yang indah.

"aku pulang"

Mata kami bertemu saling mengunci untuk beberapa saat sebelum aku memutuskannya terlebih dahulu. Gahyun mendekati kami bersama dengannya aku membantu Dahyun yang terluka memasuki rumah.

Mina, Chaeyoung, Ji-Eun, Eunha, Nami dan Somi menatap kami dengan senyuman bahagia, syukur dan cinta.

"terimakasih telah kembali untuk menerangi hidupku yang akan kembali menggelap"

Aku bersuara lirih namun masih bisa di dengar Dahyun.

"itu tugasku, karena aku Cahaya Hidupmu"

Dia tersenyum menarik leherku dan menciumku dengan lembut, kami saling melumat mengabaikan orang lain dan fokus pada diri kami sendiri.

'Cahaya Hidupku telah kembali, kali ini tidak akan aku biarkan dia pergi lagi'

..

"bagaimana pun dia adalah aku dan aku adalah dia, diriku aku titip keluargaku kepadamu"

'Dahyun' melayang diudara dengan wujud transparan dia tersenyum lebar sebelum menghilang bersama salju yang turun.

END

Terimakasih yang sudah mendukung author selama menulis cerita ini, kalian luar biasa! Tanpa kalian author bukan apa apa TERIMAKASIH! :)

Selama cerita ini berlangsung atas segala kekuranganya author minta maaf, nantikan karya author yang lain dan terus dukung author ya :)

Dan jangan lupa jaga kesehatan kalian ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya Hidupku 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang