Saat ini Cia dan juga Lisa sedang merapihkan peratalan sekolahnya kedalam tas mereka sebab bel pulang sekolah telah berbunyi, "lo balik kemana Ci?" Tanya Lisa sambil menggendong tas punggungnya.
"Tau gue belum nanya ke bibi bokap udah pergi atau belum" jawab Cia acuh, "yaudah lo telfon sana" ucap Lisa memerintah. "Hm, bawel lo" balas Cia sambil merogoh handphonenya.
"Halo bi Surti ini Cia, bi tuan Deni masih ada dirumah apa udah pergi ya?" Tanya Cia saat sambungan terhubung, "ohh oke bi, iya Cia pulang kerumah ko" ucap Cia lagi dan setelah itu sambungan terputus.
"Gimana Ci? Lo balik ke apart apa kerumah lo?" Tanya Lisa cepat, "emang kenapa si Sa lo nanya mulu" jawab Cia sambil memasukkan kembali handphonenya ke saku roknya. "Gue pengen nginep lagi kalo lo keapartemen kan, gue mau modusin si abang pilot" ucap Lisa sambil menaik nurunkan alisnya.
"Gak waras tau gak sih lo Sa, gue balik kerumah bukan ke apart. Bokap udah cabut kerumah selingkuhannya" balas Cia sambil mendengus mengucap kata 'selingkuhan'.
"Yee gitu gitu juga bokap lo Ci, lo ada karna dia" ucap Lisa, "kalo ada nih ya pemilihan bonyok waktu mau dilahirin gak bakal minta gue lahir dikeluarga kaya begini" ucap Cia santai, Lisa sudah biasa mendengar jawaban Cia yang seperti itu. Lisa hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Gue duluan ya Sa itu pak Supardi udah jemput" ucap Cia sambil melambaikan tangannya. "Hati hati lo Ci" balas Lisa yang juga melambaikan tangannya.
Didalam mobil hanya ada keheningan yang tercipta, Cia merogoh tasnya untuk mengambil earphonenya itu. Kembali lagi lagu melow yang ia dengarkan, menurutnya beberapa lirik dari lagu - lagu melow tersebut sangat menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.
Lagu yang terputar diearphonenya itu berhenti secara tiba tiba, ia mengecek handphonenya ternyata panggilan telfon dari Deni papahnya itu. Cia malas mengangkat panggilan tersebut, ia diamkan saja sampai suara panggilan itu terhenti namun Deni menelfonnya kembali dengan malas ia mengangkat telfon dari papahnya itu. "Ya?" Tanya Cia singkat, "sayang lagi dimana?" Balas Deni bertanya. "Gausah basa basi, ada apa anda menelfon saya?" Ucap Cia dengan nada datarnya.
Cia bisa mendengar helaan nafas panjang dari sebrang sana, "baiklah nak, papah boleh meminta satu permintaan sama kamu?" Tanya Deni dengan harap harap cemas, "kalo itu memberatkan saya maaf saya gak mau" jawab Zascia masih dengan nada datarnya, "tidak nak, papah hanya meminta kamu untuk datang direstoran eleven nanti malam, bisa kan sayang?" Tanya Deni ragu.
Cia berfikir sejenak untuk apa Deni mengajaknya ke restoran apakah papahnya itu akan mengenalkan istri barunya itu atau ada hal lain yang ingin dibicarakan oleh Deni? Tanya batinnya.
"Saya gak punya banyak waktu, jadi saya hanya akan mampir sebentar" jawab Cia dan ia segera menutup panggilannya.
Tiba tiba saja ia merasa kesal bercampur kecewa ketika fikirannya tertuju pada Deni yang akan mengenalkan selingkuhannya itu kepadanya. Ia pun berusaha untuk tidak ambil pusing ia kembali menyetel lagu - lagu melow dengan volume kencang untuk menghalau fikirannya tersebut.
***
Pada malam harinya Cia bersiap menuju restoran eleven seperti yang diminta oleh Deni. 'Ini bukan acara keluarga jadi gak perlu dandan yang rapih lah ya' ucap batin Cia saat membuka walk in closetnya.
Ia memilih baju kaos putih dan celana denim panjang tak lupa sepatu putihnya. Ia malas memakai pakaian rapih jika harus bertemu selingkuhan papahnya tersebut.
Setelah merasa siap ia segera menemui bi Surti yang sedang menyiapkan makan malam "bi malem ini gak usah masakin Cia ya soalnya Cia mau makan diluar sama orang" ucap Cia kepada bi Surti yang sedang memasak. Bi Surti pun menganggukan kepalanya pertanda paham, "baik non" jawab bi Surti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You!
Teen FictionBagi Alicia didunia ini tidak ada yang namanya cinta ataupun cinta sejati, sebab sedari ia kecil ia tidak pernah mendapatkan rasa cinta dari orang orang terdekatnya. Rasa trauma membuatnya berubah menjadi seorang Alicia yang sulit untuk digapai. Nam...