P.9

11 1 0
                                    

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, dan Cia masih berada dijalan menuju rumah Evan.

Panggilan telfon dari Deni tidak berhenti sejak tadi. ia enggan untuk mengangkat panggilan papahnya itu, "pak masih jauh ini?" tanya Cia kepada pak Supardi. "tidak non, sebentar lagi sampai" jawab pak Supardi dan diangguki oleh Cia.

Kurang dari sepuluh menit mobil yang dikemudikan oleh pak Supardi sampai dirumah keluarga Evan. Ia melihat mobil putih Deni sudah terparkir yang artinya ia akan diomeli oleh Deni karena telat datang.

Kemudian ia melangkahkan kakinya masuk kedalam. "Assalamualaikum, maaf Cia terlambat" ucap Cia saat melihat keluarga Evan dan Deni sedang bercengkrama diruang keluarga.

"Waalaikumsalam, enggak ko sayang sini sini masuk" ucap Eka dengan antusias menjemput Cia didepan pintu Cia didudukan disebelah Deni. Kemudian Deni dan Eko melanjutkan perbincangannya mengenai pernikahan dirinya dan Evan.

Saat ia sedang melihat keseliling ia tidak menemukan Evan diantara orang orang yang duduk diruang keluarga ini. 'Kemana ya itu orang? apa masih kerja?' tanya batinnya sendiri.

"Evannya belum pulang sayang, tadi mamih telfon dia masih on the way" ucap Eka yang sepertinya mengerti bahwa dirinya sedang mencari keberadaan Evan. "Eh iya mih gapapa" jawab Cia kikuk karena ketahuan sedang mencari Evan.

"Diminum dulu itu jusnya sayang" ucap Eka lagi, dan Cia hanya mengangguk sambil tersenyum dan kemudian ia meminum jus tersebut.

"Baik berarti keputusan yang telah fix itu pernikahan Evan dan Cia akan jatuh pada hari sabtu tanggal 9 April 2022, bagaimana nak Cia setuju kan dengan keputusan ini?" tanya Eko sambil menatap Cia bukan hanya Eko tetapi juga seluruh mata yang berada diruang keluarga ini sedang menunggu jawabannya.

"E-iya om Cia mah ngikut aja keputusan om dan papah" jawab Cia sedikit ragu. Eka dan Nana pun tersenyum bahagia mendengar jawaban Cia, begitupula Eko dan Deni yang lega mendengar keputusan Cia.

"Assalamualaikum, maaf Evan telat tadi sedikit macet dijalan" ucap Evan diambang pintu kemudian ia memasukkan kopernya dan meletakkan dipojok ruangan. setelah itu ia menyalimi Eko, Deni, Eka dan Nana bergantian. saat dihadapan Cia ia menjulurkan tangannya.

Cia yang tidak mengerti pun menatap Evan dengan pandangan bingung. "Disuruh salim tuh dek sama Evan" celetuk Nana dengan cekikikan, Cia yang tidak mengerti pun menurut saja kemudian ia menyalimi tangan Evan, diam diam Evan mengulum senyumannya.

"Saya ingin bersalaman bukan menyuruh kamu menyalimi tangan saya" ucap Evan setelah Cia menyalimi tangannya. sontak hal itu membuat seisi ruangan tertawa meledek Cia karna menurut saja apa kata Nana.

'Astagaaa malu guee' teriak batinnya dengan muka yang sudah memerah. kemudian Evan duduk disebelahnya sambil berbisik "kamu lucu kalau sedang menahan malu" Cia pun sontak langsung memelototi Evan. sedangkan Evan hanya tersenyum saja dipelototi seperti itu oleh Cia.

"Gausah malu dek, itung itung kamu lagi belajar jadi istrinya Evan kan" ucap Nana yang berhasil membungkam mulut Cia. "Hus Nana bikin menantu mamih tambah malu aja kamu" ucap Eka membela Cia hal itu pun makin membuat pipi Cia memerah.

"Jadi keputusannya sudah kami sepakati nak Evan, kalau pernikahan kalian akan diadakan bulan depan tepatnya tanggal 9 April 2022, bagaimana nak Evan setujukan?" kini giliran Deni yang bertanya kepada Evan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Captain, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang