Evan yang sedang duduk menunggu temannya bersiap untuk penerbangan selanjutnya pun sangat terkejut melihat sebuah pesan singkat dari Cia. Ada apa dengan wanita itu pikir Evan. "Ayo capt" ajak Ridho co-pilotnya sambil mendorong koper miliknya. Namun Evan masih terduduk diam ditempatnya tanpa ada pergerakan.
"Capt? Whats wrong?" Tanya Ridho sambil menepuk pelan pundak Evan. Evan pun tersentak dari lamunannya, "eh udah Do?" Tanya Evan sambil menatap Ridho yang tengah berdiri sambil bersender dikopernya tersebut.
"Udah dari tadi, lagi ada masalah capt?" Jawab Ridho dengan pertanyaan kembali. Evan mengusap wajahnya sejenak kemudian ia bangkit dan mengambil kopernya lalu mulai berjalan meninggalkan Ridho yang tengah kebingungan sendiri.
"Capt tunggu.." ucap Ridho sambil mendorong kopernya berusaha mensejajarkan langkah mereka. Setelah berhasil menyamakan langkah mereka, lagi lagi Ridho memperhatikan bahwa Evan tengah dilanda kegusaran.
"C'mon capt kalo lagi ada masalah jangan dibawa ke pekerjaan, inget lo itu ngebawa banyak nyawa yang harus lo antar dengan selamat" mendengar ucapan Ridho langkah Evan pun terhenti sejenak.
"Gue minggu depan nikah" ucap Evan sambil memijit pelipisnya. Ridho yang tidak mengerti pun mengernyitkan keningnya, "so? What's the problem? Itu berita yang bagus dong capt" balas Ridho dengan wajah ceria namun bingung. "Dia cewe yang gue ceritain dua minggu yang lalu sama lo Do" ucap Evan lagi namun kali ini pandangannya menerawang entah memikirkan apa.
Ridho berusaha mengingat perempuan yang diceritakan oleh sahabatnya ini. Yap, Evan dan Ridho adalah sepasang sahabat sedari mereka berada disekolah penerbangan dahulu, dan secara kebetulan mereka selalu mendapatkan jadwal penerbangan yang sama dan maskapai yang sama hingga saat ini.
"Oh?! Yang lo bilang kalo dia masih sekolah itu dan kalian dijodohin? But anywhy bukannya lo bilang kalo dia menolak keras buat dijodohin sama lo? Terus ko sekarang dia mau nikah sama lo?" Tanya Ridho dengan wajah penasarannya.
Evan menatap Ridho sebentar kemudian ia menggelengkan kepalanya, setelah itu ia menunjukkan jari tengahnya yang terdapat cincin emas putih melingkar disana. "Kemarin gue udah tunangan sama dia" jawab Evan dan hal itu sukses membuat Ridho terkejut bukan main.
"Are u crazy?! Lo tunangan but lo gak ngundang gue?! Wah keterlaluan lo Van!" Ucap Ridho memarahi Evan yang kini sudah kembali dengan tatapan kosongnya itu. Ridho pun melihat jam dipergelangan tangannya kemudian ia mengajak Evan untuk segera berangkat ke bandara karena lima belas menit lagi mereka akan terlambat.
"Inget capt lo itu sekarang lagi jadi seorang captain pilot dengan tugas dan tanggung jawab yang tinggi jangan sampe masalah lo itu ngeganggu kosentrasi lo" ucap Ridho saat mereka tengah berada didalam mobil menuju ke bandara. Evan membalas dengan bergumam saja, kemudian ia menolehkan wajahnya keluar jendela ia menghirup nafas sedalam dalamnya dan kemudian ia memejamkan matanya berusaha menghilangkan sejenak rasa cemasnya akan permasalahannya tersebut.
***
Sedangkan dilain tempat Cia terbangun dengan wajahnya yang sangat berantakan, hidung yang memerah dan juga kepala yang berdenyut. "Duh kepala gue" keluh Cia sambil memijat pelan keningnya. Setelah merasa agak enakan ia mencari keberadaan handphonenya yang ia matikan sedari tadi.
Kemudian ia menyalakan handphonenya tersebut dan masuklah puluhan notifikasi panggilan tak terjawab dari sahabatnya itu Lisa. Kemudian ia mengecek pesan yang ia kirimkan kepada Evan, pesannya tersebut tidak dibalas hanya dibaca saja oleh lelaki tersebut. Ia menghembuskan nafasnya kasar setelah itu ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You!
Teen FictionBagi Alicia didunia ini tidak ada yang namanya cinta ataupun cinta sejati, sebab sedari ia kecil ia tidak pernah mendapatkan rasa cinta dari orang orang terdekatnya. Rasa trauma membuatnya berubah menjadi seorang Alicia yang sulit untuk digapai. Nam...