Pukul sepuluh malam. Samar-samar terdengar suara alunan piano membentuk melodi merdu dari dalam sebuah gereja. Jika di dengar sekilas alunan irama itu terdengar sedikit menakutkan sebab tidak ada yang beribadah di tengah malam kecuali di beberapa hari besar saja.
Di sudut ruangan gereja kosong tersebut. Min Yoongi bermain piano sendirian. Dibawah sinar lampu yang berpendar dan satu-satunya yang menyala di ujung ruangan. Yoongi tampak menjiwai piano yang sedang dimainkannya, Jemarinya sangat terlatih bermain di atas tuts piano dengan gerakan sangat cepat dan teratur, menghasilkan melodi indah dan menggetarkan hati. Tidak peduli waktu menunjukan hampir tengah malam dan suasana gereja sedikit mencekam, pemuda itu tetap terus bermain sampai akhir.
Bukan tanpa alasan Yoongi berada dan bermain piano disana. Sejak mengutarakan cita-citanya beberapa tahun lalu pada sang ayah, Yoongi dilarang keras menjadi seorang musisi, komposer atau apapun yang berhubungan dengan musik, ayahnya ingin Yoongi menjadi seorang pebisnis seperti dirinya. Mengelola perusahaan suatu hari nanti jika beliau sudah tidak mampu lagi mengurusnya.
Semua hal yang berhubungan dengan musik di sita dan dibuang. termasuk piano pemberian mendiang sang ibu hadiah ulang tahunnya yang ke sepuluh terpaksa di kembalikan pada pihak keluarga ibu di Daegu. Karena Yoongi memohon agar piano itu tidak di buang atau di jual.
Ini terlalu kejam. Yoongi merasa keadilan tidak pernah berpihak padanya. Yoongi tidak terima di halang-halangi. Tapi jika protes sedikit saja maka Yoongi akan berakhir di pukuli. Minta tolong? Pada siapa, toh Yoongi bahkan tidak punya teman untuk dimintai bantuan. Dan dengan amat sangat terpaksa Yoongi harus menerima keadaannya sekarang. Walau dalam dirinya ingin sekali memberontak. Setidaknya Yoongi harus sedikit bersabar.
Yoongi tentu tidak hilang akal, keteguhan hatinya untuk menggapai cita-cita tidak hilang begitu saja, malah semakin kuat. Berawal saat Yoongi melihat piano ketika beribadah, di hari berikutnya Yoongi memohon pada pastour untuk mengizinkan bermain piano dan meminta untuk tidak memberi tahu siapapun. awalnya sangat sulit, akan tetapi dengan sedikit usaha Yoongi akhirnya mendapat izin dengan beberapa syarat yang bersedia di penuhi. Dan setiap pekan Yoongi selalu menghabiskan malam disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal || Min Yoongi
FanfictionHujan adalah hal yang paling di benci oleh seorang Min Yoongi. Dimana hujan adalah tempat semua penderitaan masa lalu kembali menghantuinya. Namun kebenciannya pada hujan perlahan pudar semenjak seorang gadis bergitar muncul di setiap hujan turun. M...