6. Perlahan Memudar

121 15 5
                                    

Seohee menaiki pot, tangannya mencoba menggapai puncak pagar agar bisa mengintip ke dalam kediaman Yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seohee menaiki pot, tangannya mencoba menggapai puncak pagar agar bisa mengintip ke dalam kediaman Yoongi. Rumah mewah dengan halaman belakang luas itu tampak gelap. Hanya lampu depan dan lampu taman yang tidak terlalu terang yang menyala.

"Kau yakin ada orang di dalam, sepertinya mereka sudah tidur" Seohee menoleh pada Yoongi yang berdiri tak jauh darinya. Namun pemuda itu menaikturunkan bahunya memberi jawaban.

Seohee mendengus sebal, tak habis pikir kenapa dirinya yang terlalu semangat sementara penghuni rumah hanya bersedekap santai tanpa terniat membantu sama sekali.

"Apa sebaiknya menekan bel saja? Sepertinya ini tidak akan berhasil"

Yoongi menaikan sebelah alisnya "Jangan panggil siapapun" tegasnya.

"Lalu sekarang bagaimana?"

"Coba terus" titah Yoongi ketus yang membuat Seohee semakin naik pitam.

Seohee kembali mengintip ke dalam.

"Halo siapapun disana, apakah ada seseorang yang belum tidur, seseorang terkurung disini" Seohee berteriak tapi berbisik. Masih berharap seseorang bisa mendengar suara kecil itu.

"Oh ada yang bangun" Seohee girang kala netranya melihat lampu ruang belakang menyala.

Yoongi sedikit waspada, takut jika yang menyalakan lampu adalah ayahnya. Akan sangat mengerikan jika Yoongi tertangkap basah bersama seorang perempuan. Membayangkannya sudah membuat Yoongi pucat.

Seohee terus membuat gerakan apapun agar dirinya terlihat oleh seseorang di dalam sana. Untunglah seseorang itu menyadarinya. Seorang wanita mengenakan piyama berwarna biru keluar dan mendekat ke arah Seohee yang masih melambai.

"Maaf anda siapa? Kenapa mengintip rumah orang lain malam-malam" dka yang tak lain adalah ibu sambung Yoongi yang kini menatap Seohee dengan sorot heran.

"Maaf membuat kegaduhan nyonya. Seseorang terkurung di luar, dia takut untuk masuk" Seohee menggulum tawa karena merasa hal ini sangatlah lucu baginya.

Ibu Yoongi tertawa kecil, dia tahu siapa yang dimaksud Seohee. Namun Ibu Yoongi cukup di buat terkejut dengan Yoongi yang berani meminta bantuan pada orang lain toh selama ini Yoongi termasuk orang yang sangat angkuh dan apatis pada hal-hal di sekitarnya.

"Baiklah, silakan lewat sini" Ibu Yoongi meminta mereka menuju ke arah belakang rumah. Disana ada sebuah pintu yang menuju ke arah balkon belakang rumah.

Tak sadar pijakan Seohee semakin tipis, sisi pot yang di injaknya pecah dan nyaris membuat Seohee terjungkang jika saja Yoongi tak berhasil menangkap tubuh Seohee.

Yoongi menangkap tubuh Seohee dengan kedua tangannya dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng sehingga tubuh Yoongi lah yang mendarat ke tanah lebih dulu.

Seohee membuka matanya dan menemukan wajah Yoongi tepat di hadapannya. Seohee juga merasakan pinggangnya di rengkuh erat oleh Yoongi. Saking dekatnya, hembusan nafas Yoongi terasa hangat menyapu kedua pipi Seohee.

"Kau akan tetap diam, atau aku bangkit dan kau lah yang terjatuh?" pertanyaan Yoongi berhasil menginterupsi khayalan Seohee yang sudah berada dimana-mana.

"Ah Maaf" Seohee segera bangkit lalu mengulurkan tangan untuk membantu Yoongi. Dia tidak mengambil uluran tangan Seohee dan memilih berdiri sendiri.

Saat pintu pagar belakang terbuka, Seohee dan Yoongi sudah berada disana. Seohee lekas menyapa ibu Yoongi dan memperkenalkan diri.

Jangan harapkan Yoongi menawarkan Seohee untuk masuk, dia bahkan berjalan masuk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Seohee tentunya tidak heran akan dengan hal itu.

"Kalau begitu saya permisi pulang dulu nyonya" Seohee bersiap untuk pamit.

"Kamu tinggal dimana? Apa tidak apa-apa pulang sendiri?"

"Tidak apa-apa nyonya, saya tinggal dekat sini. Kalau begitu saya permisi dulu"

Saat Seohee berbalik mendadak ibu Yoongi memanggilnya.

"Terima kasih sudah membantu Yoongi, jika kita bertemu lagi jangan panggil aku nyonya"

"baik" Seohee membungkuk hormat dan kembali berbalik ke arah pagar depan, Seohee mengambil kembali barang-barangnya dan berjalan menuju arah pulang.

Di tengah perjalananya Seohee terus saja memikirkan Yoongi dan sikapnya yang sangat angkuh dan menyebalkan.

"Orang aneh" Seohee tersenyum saat mengucapkan kalimat itu dan tak lama Seohee berbelok memasuki halaman rumahnya.

Malam itu tiba-tiba hujan, nyanyian dan petikan gitar itu kembali terdengar. Dari balik jendela yang sedikit terbuka, Yoongi mengintip dan menikmati pertunjukan dini hari yang membuatnya selalu terhanyut dan terbuai akan setiap bait dari lagu dan petikan gitarnya. Lagu yang belum pernah Yoongi dengar dari siapapun. Sepertinya Enola menciptakannya sendiri. Baginya Enola punya daya tarik kuat.

Sudah sepekan belakang hal itu menjadi rutinitas Yoongi. Bahkan Yoongi lupa bagaimana dulu hujan membuatnya hancur secara perlahan. Namun kini Yoongi sangat antusias dan menantikan hujan turun.

¤¤¤

Mentari cukup cerah pagi itu, namun tidak dengan semangat Yoongi. Dia berjalan gontai memasuki ruang kelas menuju bangkunya yang berada di ujung paling belakang.

Yoongi semakin malas dan mendengus kala melihat Seohee yang kini menjadi teman sebangkunya tersenyum seraya melambaikan tangan.

"Selamat pagi Min Yoongi" Seohee menyapa sehangat mentari.

Yoongi tentu tidak akan hirau, Yoongi kemudian melempar tasnya dan mendudukan diri dibangkunya.

"Jangan tersenyum. Aku membencinya" ketusnya tanpa mengalihkan pandanganya pada tas yang sedang dibongkarnya

Senyum Seohee memudar namun matanya terus memperhatikan Yoongi.

"Tidak ada luka, sepertinya kau selamat" Setelah memastikan Seohee kini fokus pada kegiatannya. Seohee mengambil beberapa buku pelajaran pertama pagi itu dan satu pulpen warna hitam dari laci kecil dibagian depan tasnya. Seohee membuka bukunya dan bersiap memulai kegiatannya.

"Soal tadi malam, terima kasih" mendadak Yoongi mengucap seperti semilir angin yang berhembus lambat dan penuh keraguan.

Seohee menangkap ucapan Yoongi dengan sangat jelas. Seohee mengulas senyum terbaiknya sembari mengangguk dan memandang Yoongi yang ternyata juga melakukan hal yang sama.

"Terima kasih juga untuk tetap diam"

Yoongi mengalihkan pandangan jengah, membuat Seohee merasa gemas sendiri dengan sikapnya. Mereka kini kembali fokus pada kegiatan masing-masing.

Dari yang sudah terjadi, Seohee dan Yoongi mengambil kesimpulan masing-masing pada dirinya. Bagi Seohee, Min Yoongi tak tak seburuk itu, dan bagi Yoongi, Cheon Seohee tidak semenyebalkan itu.

Hanya saja Yoongi terlalu dini untuk menilai.






-Tbc
JANGAN LUPA VOTE!

Ethereal || Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang