L&H- Capt 9

4 0 0
                                    

10 bulan berlalu...

.

.

.

Hari hari berlalu, banyak hal yang terjadi pada Hana maupun lingkungan kerjanya, pekerjaannya yang belum membuahkan hasil, padahal sudah bekerja 10 bulan, bahkan untuk makan saja susah, yahh Hana memang tertipu.. tertipu oleh janji janji manis dari seniornya dulu saat baru pertama kali mengikuti presentasi.

Pernah juga Hana di musuhi oleh senior seeniornya karna ketahuan berpacaran dengan Jean,, yahhh di tempat kerja Hana tidak boleh menaruh perasaan atau lebih tepatnya tidak boleh berpacaran. 

Padahal banyak dari teman temannya yang berpacaran, tetapi kenaap hanya Hana yang selalu di sudutkan. Berat memang, tapi sudah coba hana putusku untuk menjauh dari Jean. Lantas jean mengikuti kemauannya.


Rasanya tidak tenang, Hana selalu melihat Jean begitu ramah kepada perempuan lain, berbeda saat dengannya, hatinya sakit melihat perilaku Jean, tapi tidak ada hak untuk memarahi nya, karna dari awal hana lah yang menginginkan berpisah. Tapi apakan benar jean tidak menyukainya lagi?? Semudah itu kahh? Atau Hana yang terlalu berharap??

Jaraknya semakin jauhh, sangat jauhh, kadang hana menitikkan air matanya, berkali kali rasa sakit itu menghanram hatinya, dulu saat masih sekolah kelas 11 dia pernah coba berpacaran, tapi lebih parahnya lagi, pacarnya berpacaran dengan sahabat karibnya atau lebih tepatnya berselingkuh dengan sahabat karibnya.

Semenjak saat itu, hana tidak mau pacaran atau membuka hati pada orang lain, hingga saat jean kembali mengetuk pintu hatinya, yang kini kembali merasa sakit.

Terlalu mudah memang baginya untuk membiarkan jean mengisi kekosongan hatinya, ia tak tau kalau jatuh cinta serumit dan sesakit ini, pada ujungnya semua akan kembali ke kata perpisahan.

Berjalan menuju mess, malam itu Hana pulang dari rumah seniornya, saat itu teman teman sekamarnya belum mau pulang, mereka hendak bercengkrama satu sama lain, Hana yang saat ini mengantuk segera kembali ke mess.

Tanpa ia sadar sepasang mata sedari briefing tadi diam diam curi pandang ke arahnya, mengikuti langkah hana yang hendak pulang ke mess.


***


Ahgggggg... segarnyaaa, ucap hana saat keluar dari kamar mandi dengan lilitan kimono di bandannya. Hana paling suka menggunakan kimono di banding handuk, lebih simpel katanya.

Hana tergolong orang yang paling malas mengenakan baju di toilet, lagipula di tempat tinggalnya sekarang hanya bersama perempuan.Baru melangkah menuju kamar, langkahnya tercegat oleh seseorang yang sekian lama ini membuat pikirannya kacau, dan hatinya yang berantakan tak tertata.

Jean... (oh my... dalam hati ia mengutuki dirinya yang tak pernah mendengar nasihat ibunya untuk mengenakan baju di toilet) alhasil kini hana bertatap muka dengan Jean, dan hanya mengenakan kimono.

Pandangan Jean menelusuri tiap inci lekukan tubuh Hana, langkahnya semakin mendekat menarik hana mendekat ke arahnya melumat habis bibir Hana, tak bisa menolakk. Sungguh Hana memang rindu padanya, selama ini Jean selalu cuek kepadanya.tapi tunggu, apa ini tidak berlebihan ? batin hana.

Tangan hana masih setia memberi tameng di dadanya, agar tak bersentuhan dengan dada bidang jean. Jean yang menyadari hal itu meraik tangan hana dan melingkarkannya di lehernya. 

Sungguh hana merasa risih dadanya di tekan dada jean. Hana berusaha menjauh melangkah mundur, namun sia sia badannya kini terhimpit badan jean dan tembok. kini tak ada jarak bahkan 1 inci pun antara badan hana dan jean, sungguh menempel dengan sempurna.
 Sementara itu jean dengan nafsunya mulai menuruni leher hana dengan bibir lembutnya,

Awalnya hana menikmatinya, meluapkan rasa rindunya karna menurutnya ini hanya sebuah ciuman. Tanpa di sadari, desahan sedikit keluar dari mulut Hana, bagaimana pun dia seorang gadis yang normal, dan badannya yang menerima sentuhan fisik tersebut. ahhhh,,hmm,.. jean hentikan. 

Desahnya pasrah, berharap lelaki di depannya menhentikan aksinya. Semakin jauh hana merasa itu terlalu berlebihan untuk di lakukan anak seusia mereka, meski sentuhan itu menyenangkan, namun akal sehatnya menolak, sejujurnya rasa takutnya lebih besar, bagaimana kalo hal yang lain lain terjadi, akhirnya tangisnya meledak.

seketika jean menghentikan aksinya yang di penuhi nafsu itu, baru saja ia ingin melepas kimono yang hana gunakan tapi tiba tiba reaksi hana tidak sesuai dengan yang di harapkan. 

Heran??.. yahhh jean memang heran, sebelumnya bersama para mantannya yang tak ia hitung jumlahnya itu dengan senang hati selalu menerima perlakuan jea ndengan senang hati juga menyenandungkan desahan desahan saat berada di bawah tubuh Jean, lalu hana ?? knapa reaksinya berbeda, bahkan sangat berbeda.

Tangan dan badannya bergetar hebat, bukan ini yang di harapkannya, hana hanya berharap mereka bisa akur tanpa sentuhan fisik berlebihan seperti yang tadi di lakukan jean. 

Buru buru dilangkahkan kakinya menuju kamar dan mengunci diri di sana, dengan cepat ia mengenakan bajunya, menggulung badan dalam selimut, sungguh ini terlalu berlebihan.. 

di rabanya bekas ciuman jean di lehernya yang sedikit memerah, untung rambutnya masih bisa menutupi, dia marah, tapi senang, ntahlahhh pikirannya kalut, tak bisa ia bayangkan bagaimana kalau jean tidak mau menghentikan perbuatannya tadi. 

Setetes air matanya kembali membasahi pipinya, tak pernah dia bayangkan kalau berpacaran jarak dekat bisa menimbulkan kegiatan seperti tadi (udah putus sihhh tapi anggap aja kegiatan kayak gitu di lakukan orang yang berpacaran.. hehhehe ), 

hingga matanya tertutup, terlelap dalam tidur yang menyisakan kenangan yang dia bahkan tak tau apakah itu sesuatu yang pantas atau tidak.


Next >>>>>>
sejujurnya ngga ngerti cara buat adegannya biar ngga kaku, cuma bisa seadanya aja, ngga mungkin donggggg, mesti praktekin dulu, biar dapat fell nya :D makasih buat 1,2 orang yang baca ceritaku.
gomawoooo :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lexa & HexaWhere stories live. Discover now