8. who Are You?

3.9K 306 17
                                    



Rencananya Jimin akan pergi ke rumah Yoongi, teman baiknya. Jadi setelah selesai bersiap-siap ia pun segera membuka pintu apartemennya.

Jimin tidak tahu apakah ini sebuah kebetulan tapi saat ia membuka pintu Jungkook juga membuka pintu apartemennya. Dilihat dari cara berpakaiannya yang rapi sepertinya Jungkook akan menemui seseorang pagi ini.

Jimin melihat penampilan pria itu mulai dari ujung sepatu hingga ke ujung rambutnya namun sayangnya itu tidak berlangsung lama karena setelahnya Jimin kembali teringat kejadian kemarin pagi. Benar-benar ingatan yang mengerikan, Jimin berjanji akan melupakan semua kejadian yang ia lihat di hari itu.

"kenapa kau menatapku seperti itu?"

Jimin terlonjak kaget di tempatnya saat pria itu tiba-tiba membuka suaranya. Dengan cepat Jimin mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Memangnya kenapa jika aku melihatmu, inikan mataku jadi terserah akulah. Kenapa jadi kau yang sewot?"

Jungkook terlihat berpikir sejenak namun tak lama setelah itu ia pun tersenyum jahil ke arah Jimin.

"bukankah tidak sopan jika kau melihat milikku seperti itu?"

Jungkook berbicara sambil menunjuk kebanggaannya yang masih terbungkus rapi di dalam celana. Sementara Jimin tiba-tiba melotot, apa-apaan pria ini, seenaknya saja membuat kesimpulan. Padahal jelas-jelas tadi matanya tidak mengarah ke selangkangan tapi ke wajah pria itu. Jungkook pasti ingin mengerjainya. Oke, akan Jimin ikuti permainan pria itu.

"memangnya kenapa, bukankah kau menyukainya? Bagaimana jika kau membiarkan aku untuk menyentuhnya, hmm?"

"Sembarangan, apa kau pikir aku ini pria murahan?" Ucap Jungkook sambil memberi pelototan pada Jimin. Sementara pria mungil itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi wajah Jungkook yang menurutnya Lucu sekali.

"tidak usah malu-malu begitu. Apa kau mau aku membantumu untuk membuka celanamu itu?"

Melihat Jimin yang berjalan ke arahnya membuat Jungkook langsung memundurkan langkahnya ke belakang dan malah menabrak pintu apartemennya sendiri.

"jangan mendekat. Sudah ku bilang jangan mendekat."

Pintu apartemen yang dibuka secara tiba-tiba membuat tubuh Jungkook langsung terjatuh ke bawah lantai.

"Jungkook, ayo kita berangkat sekarang ju...Eh? kenapa kau malah tiduran di bawah lantai begini?"

Jungkook buru-buru bangkit dan mengelus-ngelus bokongnya. Berdoa di dalam hati semoga saja tulang ekornya itu tidak sampai patah.

"ini semua karena..." dan Jungkook menunjuk udara yang kosong. Kemana perginya pria kurang ajar itu, apa mungkin dia itu punya semacam kekuatan supranatural. Kenapa ia bisa berpindah-pindah dalam waktu yang singkat begini, Jungkook menggaruk-garuk kepalanya karena saking tidak habis pikirnya.

"Ya sudah, daripada terlambat bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja?" Jungkook mengangguk dan mereka berdua pun pergi dari tempat itu.


.



.



.





"Jimin?"

"Hmm, ada apa?"

"kau ingat cafe, tempat kita bernyanyi minggu lalu?" tanya Yoongi sambil mengaduk-ngaduk jus jeruknya.

"iya, aku mengingatnya. Memangnya kenapa?"

Yoongi meminum jus jeruknya kemudian kembali melanjutkan perbincangannya bersama dengan Jimin.

"semalam manager cafe itu menelfonku, dia bilang katanya ada salah satu pelanggannya yang meminta bertemu denganmu malam ini."

Jimin menaikkan sebelah alisnya, penasaran dengan pria yang ingin mengajaknya bertemu. Apa mungkin pria itu mengenalnya?
entahlah, Jimin rasa ia perlu memastikannya sendiri.

"aku benar-benar ingin tahu siapa orang itu. Apa mungkin dia mengenalku sampai-sampai memintaku untuk bertemu dengannya secara pribadi."

Yoongi yang merasa kebingungan hanya bisa mengendikkan bahunya.

"Entahlah, aku rasa jawabannya bisa ya bisa tidak."



🌼🌼🌼



Jimin tiba di cafe itu pukul tujuh malam. Sesuai perjanjian, malam ini Jimin akan bertemu dengan pria yang dimaksudkan oleh Yoongi.

Jimin memilih tempat duduk di dekat jendela jadi ia bisa lebih leluasa untuk memantau situasi di luar cafe tersebut. Jimin yang sedang fokus melihat jalanan di luar cafe itupun sampai di buat terlonjak kaget di tempatnya saat seorang pelayan
tiba-tiba berdiri di hadapannya dan meletakkan sebuah amplop berwarna biru langit itu ke atas mejanya. Jimin yang kebingungan hanya bisa menatap amplop biru di atas mejanya itu dengan dahi yang berkerut dalam.


Setelah pelayan itu pergi dari hadapannya, Jimin langsung membuka amplop itu dan membaca isi suratnya. Yang dimana di dalam surat itu mengatakan agar Jimin segera menghampiri meja nomor 13. Apa mungkin surat ini di buat oleh orang yang sama dengan yang katanya ingin mengajak Jimin bertemu?


Tidak ingin membuang-buang waktunya, Jimin pun segera melangkahkan kakinya menuju meja nomor 13. Bisa ia lihat dari kejauhan jika ada seorang pria yang menempati meja itu. Pria itu mengenakan jas berwarna hitam. Terlihat benar-benar rapi namun sayangnya Jimin tidak bisa melihat wajahnya dari sini karena posisi pria itu yang duduk membelakangi dirinya.

Dengan penuh rasa percaya diri ia langsung duduk di hadapan pria itu namun betapa kagetnya Jimin saat melihat wajah pria di depannya ini.


'Jungkook?'

Dia ini memang pria yang sama tapi kenapa cara berpakaiannya itu terlihat berbeda dengan cara berpakaian Jungkook yang biasanya. Karena saking herannya Jimin bahkan sampai menggaruk belakang lehernya. Apa benar pria di depannya ini adalah Jungkook yang ia kenal?

"J-jungkook?" Pria tampan itu langsung menatap wajahnya, membuat Jimin merasa tidak nyaman karena pria di depannya ini sudah seperti akan menelanjangi tubuhnya. Belum pernah ada orang yang menatapnya seintens ini.

" Jungkook? aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Siapa pria itu, apakah kau mengenalnya?" ingin rasanya Jimin menampar pipinya sekarang juga. Kalau bukan Jungkook, lalu siapa dia? kenapa wajahnya bisa mirip sekali dengan pria menyebalkan yang tinggal di sebelah apartemennya.



"Iya, tentu saja aku mengenalnya, karena dia tinggal di sebelah apartemenku." Setelah menyelesaikan ucapannya, Jimin pun kembali melamun. Tidak sadar jika pria di depannya ini sudah jatuh ke dalam pesonanya.











Tbc.

The Great Seducer (Dalam Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang