13. Pervert

3.4K 221 29
                                    




Baik Jungkook maupun Junghyun, mereka sama-sama  tidak ada yang mau mengalah. Tetap kekeuh pada pendirian masing-masing jika merekalah yang pantas untuk menggendong pria mungil itu. Sesekali mereka bahkan akan saling mendorong, jika jungkook punya kesempatan untuk berlari maka Junghyun yang akan mencegahnya begitu pun sebaliknya. Jika Junghyun punya kesempatan untuk mendekati Jimin maka Jungkook pun tidak akan segan-segan untuk mengunci leher pria itu dengan menggunakan kedua tangannya. Untung saja Junghyun  bukan boneka barbie karena kalau iya bisa-bisa lehernya itu akan terlepas dari tempatnya.

"Lepaskan kakiku, sialan." Jungkook memilih untuk menulikan pendengarannya dan makin mengencangkan tarikannya di kaki pria itu. "kau ini seorang pria tapi kenapa suaramu mirip seperti wanita." sindir Jungkook pada Junghyun yang kini berteriak kesakitan.

"apa kau bilang, beraninya kau mengataiku seperti itu." setelah berhasil melepaskan diri, Junghyun pun langsung berkacak pinggang. Benar-benar emosi saat pria itu mengatakan suaranya mirip seorang wanita. Jika Junghyun sedang menahan emosinya maka lain lagi dengan Jungkook yang malah asyik menertawai wajah pria itu yang kini merah padam, cara tertawanya sungguh menyebalkan bagi Junghyun, membuat pria itu jadi semakin jengkel.

"sebaiknya pulang dan minum susu di rumah. Biarkan aku yang mengurus Jimin, hanya pria tangguh sepertiku saja yang boleh melakukan ini, kau mengerti?" Junghyun menjatuhkan ranghangnya ke bawah, bagaimana bisa pria itu memperlakukannya seperti bayi baru lahir padahal sekarang umurnya sudah hampir menginjak 30 tahunan.

"yak, apa kau pikir aku bayi sampai-sampai kau mengataiku seperti itu? Dan apa maksudmu menyinggung soal ketangguhan, memangnya kau pikir aku ini seorang banci?"

Mereka berdua terus  berdebat di tempatnya sampai-sampai melupakan Jimin yang masih tergeletak di bawah lantai. Mereka sama-sama bersikeras tentang siapa yang lebih pantas untuk menggendong pria itu masuk ke dalam apartemen.

"Kapan aku menyebutmu seperti itu, kau sendiri kan yang mengatakannya jadi jangan sok- sok menyalahkanku, ok?"

"Kemarikan wajahmu biar aku cakar sampai tidak berbentuk." Jungkook yang sedang tertawa langsung mengepalkan tangannya, apa tadi yang pria itu katakan padanya, ia ingin mencakar wajah tampannya ini?

Jungkook menatap tajam pria di depannya sementara Junghyun berkacak pinggang di tempatnya berdiri saat ini. Mereka berdua sama-sama sedang emosi.

"Apa tadi kau bilang, jadi kau ingin mencakar wajahku ini, begitu?" Jungkook langsung maju ke hadapan pria itu "iya, memangnya kenapa. Kau tidak terima, hmm?"

Junghyun mengatakannya dengan nada yang mengejek, membuat Jungkook kian bertambah emosi. Akhirnya karena  sudah tidak sanggup lagi menahan emosinya mereka berdua pun sampai berguling-guling di koridor apartemen,  mengobrak-abrik wajah satu sama lain.

"yak...wajahku. Berani-beraninya kau menyentuh wajah tampanku ini." Junghyun memutar bola matanya jengah. Apa-apaan Jungkook, memangnya dia pikir wajahnya setampan itu sampai-sampai ia begitu membangga-banggakannya. Junghyun yang tampan saja tidak pernah sombong seperti Jungkook.

Sementara itu Taehyung yang baru sadar dari pingsannya kemudian berjalan keluar apartemen.  Hendak memeriksa  orang gila yang membuat keributan di luar apartemennya. Apa orang-orang itu pikir apartemen ini milik nenek moyang mereka jadi mereka bisa seenaknya melakukan apapun yang mereka inginkan.

Dengan emosinya Taehyung membuka pintu apartemen Jungkook, ia bahkan sampai membawa sapu di tangan kanannya. Tadi Taehyung sempat melihatnya melalui interkom jika di luar aparten mereka Jungkook sedang berdebat dengan orang asing dan bisa saja orang itu punya niat jahat pada Jungkook. Kali ini Taehyung akan  menjadi pahlawan dadakan demi teman tercinta.

The Great Seducer (Dalam Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang