16.

2.9K 177 26
                                    






Yoongi  sibuk mengelus-ngelus bokongnya yang sakit, sementara Jimin pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Udara dingin di luar membuat pakaian Jimin jadi lembab karena tidak ingin masuk angin Jimin pin memutuskan untuk menggantinya saja.


Yoongi menatap sinis ke arah pria berkulit tan yang kini duduk di seberang sofa, saat ini ia dan Taehyung sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu Jimin selesai mengganti pakaiannya, banyak belanjaan yang harus mereka tata nantinya namun karena sang pemilik utama dari apartemen ini belum keluar juga  dari kamarnya akhirnya Yoongi pun berinisiatif untuk membongkar sendiri barang belanjaannya bersama Jimin.

"aduh, bokongku. Kumohon jangan sakit lagi karena masih banyak hal yang harus aku kerjakan setelah ini." Yoongi sekuat tenaga bangkit dari posisi duduknya dan mulai berjalan pelan-pelan untuk meraih apa saja yang sekiranya bisa ia jadikan sebagai tumpuan tangannya. Taehyung yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Yoongi pun merasa tidak tega sebenarnya ia ingin sekali membantunya  namun apa mau di kata jika baru bergeser dari posisi duduknya sedikit saja pria mungil itu sudah memberikannya tatapan super tajam jadilah ia lebih memilih untuk  tetap bermain aman dengan cara diam di tempat duduknya.

"sepertinya kau sedang kesulitan. Jika kau butuh bantuan, aku bisa membantumu kok." Taehyung tersenyum lebar yang dimana di balas oleh pria mungil itu dengan tatapan sinisnya. Tangan mungilnya yang sedari tadi sibuk bergerak memindahkan barang-barang dari dalam kantong plastik pun berhenti, Yoongi menoleh ke belakang hanya untuk sekedar memeriksa bagaimana ekspresi pria tampan di belakangnya saat ini.

"hei... hei..memangnya siapa yang bilang aku butuh bantuanmu, cepat kembali duduk di tempatmu sana." Yoongi kaget saat melihat ternyata pria itu sudah berdiri di sampingnya. Pri itu sedang sibuk mengeluarkann barang-barang belanjaan, sama sepertinya.

"aku tahu jika sebenarnya kau itu butuh bantuanku, tapi karena kau malu mengatakannya padaku maka seperti inilah kau bersikap, kau terlalu gengsi bukan untuk mengakuinya?" Taehyung menaik turunkan kedua alisnya, berniat menggoda pria manis bermuka datar yang sedang berdiri di sampingnya.

"aku tidak menyangka selain sok tampan ternyata kau  ini terlalu percaya diri juga yah, benar-benar memuakkan." Yoongi melangkahkan kakinya berniat kembali duduk di sofa setelah selesai membereskan barang-barang belanjaannya namun baru dua kali ia melangkah sakit di tubuhnya tiba-tiba saja kambuh dan membuat tangannya yang tadinya berpegangan pada pinggiran  meja tiba-tiba terlepas hingga mau tidak mau bokong seksinya itu pun harus menghantam lantai sekali lagi. Yoongi meringis kesakitan namun sialnya pria itu bukannya menolongnya justru berjalan melewati dirinya, tega sekali.

"aku dengar, orang-orang yang sering berprasangka buruk terhadap orang lain cenderung mendapatkan banyak kesialan dalam hidupnya. Kau tahu sepertinya itu berlaku untukmu, Nona galak?"
mata Yoongi melotot, apa-apaan yang tadi itu, ia di samakan dengan seorang gadis?  begitu?

"ulangi sekali lagi maka aku akan menghajarmu!" teriak Yoongi dengan berapi-api, membuat Jimin yang baru saja selesai dari acara mandinya buru-buru keluar dari kamarnya. Jimin khawatir, takut sahabatnya itu kenapa-kenapa.

"Hyung, kenapa kau berteriak keras seperti itu, apakah terjadi sesuatu?" Jimin melirik Yoongi yang masih betah duduk di bawah lantai sementara Taehyung sudah menghilang di balik pintu apartemen mereka, pria itu memilih pulang ke apartemennya setelah sebelummya menerima pesan dari sahabatnya, Jungkook.

"kenapa kau malah lari, sialan! kemarilah akan ku cakar wajah sok tampanmu itu" dada Yoongi bergerak naik turun, nafasnya jadi tidak beraturan semenjak pria Kim itu dekat dengannya, jangan bilang  pria itu akan membuatnya segera mati muda, oh no..!!!

"kau ini memang aneh. kemana perginya Taehyung, apa dia sudah pulang?" Jimin mengedarkan pandangannya, melirikkan matanya ke kiri dan kekanan namun nihil, tidak ada Taehyung di dalam apartemennya.

"kau tidak mengusirnya kan, Hyung?" Jimin sedikit curiga melihat gerak gerik Yoongi, bisa jadikan sebelum ia kembali tadi mereka berdua sempat cek-cok dan adu mulut, Jimin hafal betul bagaimana karakter sahabatnya seprofesinya ini.

"siapa juga yang mengusirnya, asal kau tahu saja karena dialah aku jadi seperti ini. Aku rasa, aku harus segera memeriksakan bokongku setelah ini." ucap Yoongi saat Jimin membantunya untuk berdiri.

"aku dengar, orang-orang yang pada awalnya saling membenci pada akhirnya akan saling menyukai loh!" Jimin kaget saat mendapatkan siraman rohani mendadak dari Yoongi, yah pria itu malah berteriak tepat di depan wajahnya, mengatakan jika semua hal yang ia katakan barusan adalah omong kosong belaka dan Yoongi sama sekali tidak mempercayainya.







🐰🐰🐰

"pergi, atau aku akan menendangmu keluar dari apartemenku." Jungkook meraup wajahnya kasar, begitu lelah memaki pria di hadapannya ini.

"malam ini saja, kumohon ijinkan aku untuk menginap di sini, ok? aku janji besok pagi aku pasti akan segera pergi, Please." Junghyun mengedip-ngedipkan matanya, bertingkah imut agar pria dengan wajah yang hampir menyerupainya itu menjadi luluh dan mengijinkannya untuk menginap lagi malam ini. Sebenarnya ia bisa saja menginap di hotel, atau sekalian membeli satu unit apartemen di area yang sama dengan Jungkook namun karena pada dasarnya Junghyun ini bukanlah tipe orang kaya yang boros, maka jadilah ia lebih memilih untuk menumpang di apartemen orang yang bahkan baru beberapa hari terakhir ini ia kenal. Niatnya hanya satu agar ia bisa lebih sering lagi bertemu dengan pria mungil yang tinggal di depan apartemen milik Jungkook, yah ini semua karena Jimin.

"tidak, ku bilang tidak ya tidak. Apa kau tuli? lagipula mana mungkin aku terus-terusan membiarkan orang asing sepertimu untuk masuk ke dalam apartemenku. Bukankah kau bilang kau ini orang kaya lalu mengapa kau ingin menginap di tempatku, memangnya kau pikir apartemenku ini hotel, wisma , atau justru kontrakan, hah?"

" kenapa kau ini pelit sekali sih, bukankah kita ini berteman baik?" Jungkook melirik sinis kemudian berdecih. Apa-apaan berteman baik, kenalan saja baru beberapa hari. Jadi bagian mananya yang di sebut berteman baik, cari alasan.

"kuhitung sampai tiga, jika kau tidak mau pergi maka aku akan memanggil pihak keamanan gedung ini dan meminta mereka untuk mengusirmu dari tempat ini."

"jangan seperti itu, Jungkook-ssi"
Junghyun berlutut di depan Jungkook namun sia-sia saja karena pria di depannya ini tetap bersikeras untuk tidak mengijinkan dirinya untuk  menginap di apartemennya.

" Satu..."

"dua..."

"ti..."

"hal..

Junghyun segera bangkit dari posisi berlututnya sebelum ia memutuskan untuk pergi Junghyun sempat berteriak ke arah Jungkook yang membuat pria bermata bulat itu langsung membulatkan matanya.



"tunggu dan lihat saja, Aku akan menjadikan Jimin milikku, ingat itu!"



Tbc





Maaf baru sempat update cerita ini😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Great Seducer (Dalam Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang