11. Something happened with my heart

3.1K 246 67
                                    

Karena tidak tahan mendengar suara teriakan Jungkook, Junghyun pun segera keluar dari apartemen pria itu. Saat ia baru saja akan melangkahkan  kakinya dari tempat itu tiba-tiba saja pintu samping apartemen Jungkook langsung terbuka lebar dan tak lama setelah itu keluarlah sesosok pria  mungil dari dalamnya. Junghyun melihat wajah pria di hadapannya itu dengan seksama, bukankah dia itu Jimin?

Sementara itu Jimin dengan mata sipit dan juga rambut acak-acakannya  langsung berdiri di depan pintu apartemen Jungkook. Satu tangannya ia letakkan di atas pinggang sementara yang satunya lagi ia gunakan untuk menekan bel apartemen Jungkook. Sebenarnya Jimin sudah tertidur nyenyak sejak jam 9 malam tapi karena pria kurang ajar itu terus berteriak,  mau tak mau Jimin harus merelakan mimpi indahnya untuk berciuman dengan Jungkook BTS sirna  begitu saja.

" hei...bisakah kau memelankan suaramu itu? asal kau tahu saja yah aku ini butuh istirahat. Tapi karena suara cemprengmu itu aku jadi tidak bisa tidur kembali."

Junghyun membulatkan matanya,  tidak menyangka jika pria mungil itu benar-benar tinggal di sebelah apartemen Jungkook. Sebuah kebetulan atau mungkin mereka berdua memang sudah di takdirkan untuk bersama. Ini adalah waktu yang tepat untuk menjalankan rencananua jadi sebisanya Junghyun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Jimin, kumohon maafkan aku. Bukannya aku bermaksud menganggu waktu istirahatmu tapi aku dan Taehyung baru saja selesai bertengkar, dia bahkan tega membiarkan aku tidur di luar padahal apartemen ini adalah milikku."

Jimin memicingkan matanya, tadinya ia sempat merasa curiga pada Jungkook namun hal itu hanya bersifat sementara karena setelahnya Jimin langsung merasa iba pada pria itu.

"baiklah, karena hari ini aku sedang baik maka aku akan membiarkanmu tidur di apartemenku malam ini tapi ingat kau hanya boleh tidur di atas sofa, kau mengerti?"

Junghyun mengangguk patuh, dalam hati bukan main girangnya. Akhirnya ia punya kesempatan untuk mendekati Jimin dan mungkin saja setelah ini ia bisa memiliki pria mungil itu.


.


.


.





"Baiklah, kalau begitu aku tidur duluan." Jimin sudah akan masuk ke dalam kamarnya namun pria itu langsung menarik tangannya ke belakang membuat tubuhnya mau tak mau harus terhuyung ke depan dan jatuh menimpa Junghyun. Jimin yang merasa kaget pun buru-buru bangkit dari atas tubuh pria itu dan segera berdiri di hadapan Junghyun,

"a-apa yang kau pikir sedang kau lakukan, hah?" ucap Jimin sambil memegang kedua pipinya, sepertinya rona merah muda itu sudah menjalar sampai ke telinganya.

"kau ingin tahu kenapa aku sampai melakukan hal itu padamu?"

Jimin menatap wajah Junghyun dan kemudian menganggukkan kepalanya. Namun hal selanjutnya yang di lakukan oleh pria itu mampu membuat Jimin membeku di tempatnya, Junghyun menarik tangan Jimin dan membuat pria mungil itu duduk di atas pangkuannya. Junghyun  mendekatkan wajahnya ke arah Jimin yang dimana tindakan spontannya itu langsung membuat wajah Jimin merona. Apa yang terjadi pada dirinya, kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup kencang seperti ini. Tidak lucu kan jika ia terkena serangan jantung mendadak."

"Itu karena aku ingin lebih lama melihat wajah cantik ini."

Junghyun memberikan tatapan lembut pada Jimin, tak lama setelah itu ia langsung membelai wajah pria mungil itu dan mendekatkan bibir mereka, membuat Jimin hanya bisa membeku di tempatnya. Kenapa ia jadi segugup ini?

Jarak mereka berdua hanya tinggal beberapa senti saja. Dengan Junghyun yang menatap wajah Jimin dan kemudian mengelus permukaan bibir pria itu.

Jantung Jimin berdegup dengan kencang, sebenarnya ada apa dengan dirinya saat ini. Kenapa ia jadi tidak bisa  bergerak begini.

Junghyun mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu, membuat Jimin semakin gugup dan hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah. Kenapa dadanya jadi sesak begini, ada apa dengan dirinya?

"apa aku boleh menciummu sebelum tidur?" Dan setelah itu wajah Jimin langsung merah padam. Ia bingung apakah ia harus menolak keinginan pria itu atau justru membiarkannya untuk mencium bibirnya.

"A-aku..."


Tbc.

The Great Seducer (Dalam Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang