Benih cinta sepertinya

1K 74 1
                                    

Kehidupan semuanya berjalan seperti biasa, tidak serumit apa yang dipikirkan Reyan setelah kejadian itu. Buktinya mereka bersikap seolah tidak pernah melakukan adegan ciuman di taman pada malam hari. Mereka fokus dengan peran masing-masing dalam menjalankan misi.





"Sudahlah, kau tenang saja. Dia pasti datang, aku sudah memintanya untuk bertemu di gedung lantai tujuh" Ucap Zurayudin kepada seseorang di balik telepon.

"Kau bicara apa dengannya?" Tanya seseorang dari sebrang sana.

"Aku bilang bahwa aku masih memiliki tanah warisan, dan menawarkannya untuk membayar sebagian hutangku. Dia setuju dan ingin melakukan survei, ini kesempatan kita untuk menghabisinya!" Jelas Zurayudin dengan semangat mengundang gelak tawa dari orang yang berada dibalik telepon.

"Kau memang pintar, segera aku urus bersama dengan orang-orangku. Sebentar lagi kita kaya! HAHAHAHA"

Dan obrolan di tengah malam itu terus berlanjut dengan mereka yang sudah merencanakan berbagai kegiatan untuk menghabiskan uang.

Sementara di sisi lain, Reyan mendengar semua obrolan ayahnya. Dia hanya berpura-pura tidur untuk menguping, dan terbukti sudah semua kecurigaannya selama ini. Reyan yang selalu diam-diam melihat ayahnya seperti sedang merencanakan suatu hal, akan tetapi dia tidak pernah mengira bahwa ayahnya benar-benar merencanakan pembunuhan Jarga.

Setelah menutup telepon, Zurayudin akhirnya memutuskan untuk tidur. Menunggu keadaan yang meyakinkan, setelahnya Reyan putuskan untuk keluar dari kamar ketika ayahnya sudah tertidur lelap.

Reyan berjalan menuju suatu tempat untuk menenangkan isi kepala yang sedaritadi berisik sekali.

Rooftop mansion menjadi tempat tujuannya. Entah suatu keberuntungan atau kesialan, disana dia malah bertemu dengan Jarga yang sedang berdiri memandang lampu-lampu kota di malam hari hanya dengan mengenakan piyama.

Cr: Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr: Pinterest.

Menyadari seseorang menatapnya dari kejauhan, Jarga membalikkan tubuh dan mendapati sosok Reyan yang hendak pergi kalau saja dia tidak memanggilnya.

"Reyan." Panggil Jarga berhasil mengurungkan niat Reyan yang hendak pergi.

Reyan pun melangkah mengikuti isyarat yang diberikan Jarga untuk mendekat.

"Apa kau benar-benar akan melakukan survei ke lahan warisan ayahku?" saat berhenti di hadapan Jarga, Reyan langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Jarga mengernyitkan dahi.

"Tentu, untuk mengira-ngira harganya" Jawab Jarga setelah terdiam beberapa saat.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakan kau tidak boleh pergi kesana"

"Kau bukan orang berkuasa yang bisa mengatur ku"

"Dengan aku bekerja padamu apa masih belum cukup untuk melunasi hutang ayahku? walaupun seumur hidup aku mengabdi?"

JUSTICE [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang