Terhitung sudah seminggu lamanya mereka berada disana, menjalani kehidupan menjadi penduduk pesisir pantai. Kesehariannya membantu paman Theo dan bibi Sari dengan melayani pengunjung di Cafe, terkadang mereka juga ikut mencari ikan dengan penduduk sekitar yang merupakan seorang nelayan.
Nira banyak memperkenalkan hewan-hewan laut yang belum Jarga dan Reyan lihat secara langsung. Setelah kenal lebih dekat, Nira ternyata gadis periang yang selalu membawa keceriaan untuk orang-orang disekitarnya.
Paman Theo dan bibi Sari turut senang melihat Nira tidak kesepian lagi, anak gadisnya banyak bercerita tentang dua pemuda yang membawa warna di kehidupannya. Jarga juga mengajari Nira bagaimana caranya bermain gitar, impian semasa kecilnya bisa bermain gitar kini terwujud walau belum sepenuhnya dia menguasai.
Di malam hari ketika orang-orang sudah jarang beraktivitas, Jarga dan Reyan nampak masih sibuk dengan pekeerjaan di cafe. Reyan tengah sibuk memberskan alat-alat dapur sedangkan Jarga diperintahkan untuk mencuci alat makan.
Paman Theo dan bibi Sari menitipkan Cafenya selagi mereka harus pergi ke kota untuk datang ke pesta pernikahan saudara dari bibi Sari, sedangkan Nira tidak diperbolehkan ikut karena harus membantu Jarga dan Reyan.
"Reyan! Jarga! kalau sudah selesai datang kesini ya!" Teriak Nira yang sedang berdiri di tepi pantai sambil melambaikan tangan ke mereka.
Reyan menyahutinya dengan memberikan 👌🏻 kepada Nira, mereka segera menuntaskan pekerjaannya karena penasaran untuk apa Nira memanggil.
Datanglah Jarga dan Reyan, Nira senyum-senyum sambil memberikan kembang api kawat ke mereka.
"Temani aku bermain ini" Ucap Nira karena dia tidak ingin bermain kembang api sendiri.
"Aku kira kau ingin menunjukkan apa, kau ini ya" Reyan gemas dengan tingkah Nira dia pun mengacak-acak rambut gadis itu.
"Tolong nyalakan miliku dan miliknya" Ucap Nira kepada Jarga sambil memberinya korek api.
Jarga pun menyalakan kembang api milik Nira, gadis itu memekik girang melihat kembang apinya menyala. Kemudian Reyan menempelkan ujung kembang apinya ke milik Nira, keduanya pun menyala. Jarga juga melakukan hal yang sama kepada kembang apinya.
Mereka bertiga bermain-main kembang api sambil berlarian di tepi pantai. Sampai satu bungkus kembang api itu habis, mereka tak ada niatan untuk kembali, terlalu nyaman menikmati pantai di malam hari.
"Bagaimana jika kita berenang?" Tanya Nira ketika menemukan ide bagus untuk mengisi waktu yang membosankan.
"Ayah dan ibumu akan memarahi kita nanti" Jarga memperingati.
"Tidak akan, ayo! jangan takut, aku sering diam-diam berenang di pantai malam-malam!" Nira tidak ada lelahnya walaupun sudah berlari-lari. Semangatnya kembali menggebu lalu menarik lengan Jarga dan Reyan agar bangkit.
Dua orang itu sempat ragu sebelum akhrinya Nira mengeluarkan jurus terampuh yaitu merajuk, alhasil Jarga dan Reyan hanya bisa menurutinya.
Mereka hanya bermain di ketinggian air sepinggang, sapuan ombak datang seakan ikut bermain-main dengan mereka.
******
Malam semakin larut, ombak-ombak besar juga berdatangan. Ketiga orang yang sudah basah kuyup itu memutuskan untuk menyudahi bermain dan kembali ke tepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUSTICE [NOREN]
AçãoKeadilan? Bahkan sampai ujung certia cinta mereka, masih mencari dimana keadilan itu. Warning ‼️ bxb