Pagi ini, kerajaan didatangi oleh seorang tabib yang terkenal bisa menyembuhkan atau membersihkan seorang vampir dari jiwa-jiwa jahat yang tinggal didalam tubuh seorang vampir. Tabib itu sudah berumur ratusan tahun, tetapi jika dilihat secara langsung, tabib itu tak terlihat menua, bahkan terlihat seperti pria berumur tiga puluhan.
Tabib itu menatap tubuh Adriana yang terbaring lemah diatas kasung besarnya dengan pandangan menyelidik. Adriana bisa dibilang lemah tetapi jiwa lain yang bersemayam didalam tubuhnya itu sangat kuat sampai Adriana bisa mengeluarkan kekuatan terbesarnya dengan resiko dia akan pingsan atau mungkin tertidur panjang bahkan yang lebih parah adalah dirinya akan mati.
Sedangkan Brian hanya diam sambil menatap tabib yang sedang memeriksa keadaan Adriana dengan pandangan was-was dan gelisah. Belum juga masalah hilangnya Jeno terselesaikan, sekarang sang istri keduanya terbaring dengan lemah karena dirinya. Brian terus memaki dirinya sendiri didalam hatinya.
"Apa Yang Mulia yakin, jika permaisuri Adriana akan menjalani ritual pembersihan jiwa? Walaupun ada kesempatan permaisuri Adriana untuk kembali hidup dan menjalani kehidupannya seperti dahulu sebelum ada jiwa jahat yang tinggal didalamnya, masih ada banyak resiko yang ditanggung nantinya, bahkan yang terparah, permaisuri Adriana akan mati dan tak bisa dihidupkan kembali dengan jiwa lainnya, sekalipun jiwa yang akan tinggal didalam tubuhnya itu bersih," ucap sang tabib.
Brian menghembuskan napasnya kasar seraya memijat pelipisnya. Merasa gagal karena sudah melalaikan Adriana dan Jeno. Ucapan Adriana kemarin msih terus terngiang-ngiang didalam otak Brian. Membuat dirinya tambah kecewa pada dirinya sendiri.
"Jika kamu tak mencintaiku dengan sungguh-sungguh lebih baik kamu tak menihkahkan ku waktu itu dan membiarkanku membesarkan Jeno walaupun sendirian! Aku lelah, Brian!"
"Apa ada cara lain?" tanya Brian dengan lemah yang mendapat gelengan dari sang tabib, membuat Brian semakin dilanda keputusasaan dan kecewa pada dirinya sendiri.
Brian menghembuskan napasnya secara perlahan sebelum menatap tajam sekaligus memohon pada sang tabib yang berdiri didepannya itu. "Tetap laksanakan ritual pembersihan jiwa permaisuri Adriana. Kumohon dengan sangat, jangan sampai nyawa Adriana hilang begitu saja, wahai tabib," ucap Brian.
Sang tabib menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Saya akan berusaha sekuat tenaga, Yang Mulia," ucapnya sambil memnunduk hormat.
Brian menganggukan kepalanya dan memberi isyarat agar tabib itu pergi meninggalkan kamar Adriana. Dirinya menghela napasnya kembali dan berjalan mendekat kearah Adriana yang tengah menutup matanya dan bernapas dengan teratur layaknya manusia yang sedang tertidur.
Ia mendudukkan dirinya disamping Adriana seraya mengusap kepala Adriana dengan lembut. Brian menatap wajah Adriana dan merendahkan tubuhnya untuk mengecup dahi Adriana dengan lembut, seakan-akan takut menyakiti walaupun padanya kenyataannya ia sudah menyakiti Adriana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintas Waktu [Lee Jeno]
VampireVampir itu tak ada. Vampir hanya sebuah cerita mitologi yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Vampir hanyalah seorang tokoh menyeramkan disetiap cerita. Cerita vampir ada untuk menakut-nakuti anak-anak agar mereka cepat masuk ke rumahnya m...