Enam. Tiba-Tiba

1K 150 1
                                    

Hari ini, Lauren harus berangkat kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Lauren harus berangkat kuliah. Lauren bersiap-siap dengan memakai baju lengan panjang berbahan wol dan jaket tebalnya. Ia memasukkan beberapa buku tulis kedalam tas punggungnya. Lauren lalu keluar dari kamarnya dan ingin segera melangkah keluar jika saja, Jeno tak memanggilnya.

"Kamu mau kemana Lauren?" tanya Jeno tiba-tiba saat melihat Lauren keluar dari kamarnya dengan tas yang ia bawa.

Lauren menoleh sebentar sambil memakai sepatu. "Aku harus kuliah, kamu disini saja," ucap Lauren sambil merapikan pakaiannya kembali. "Jangan keluar," ucap Lauren lagi.

Lauren terdiam sebentar, memperhatikan Jeno dari atas sampai bawah. Jeno memakai pakaian kakak laki-laki Lauren. Bajunya terlihat sangat pas di badan Jeno. Membuat Lauren mengingat kakak laki-lakinya bernama Dio Stevano, yang sudah pergi dari kehidupan Lauren begitu lamanya.

Jeno yang merasa diperhatikan oleh Lauren, mengenyitkan dahinya heran. Dia rasa, pakaian yang ia sendiri pakai tak salah. Jeno mengibaskan tangannya diwajah Lauren. Membuat Lauren segera sadar dari lamunannya. Ia berdehem sebentar.

"Kenapa? Ada yang salah dengan ku?" tanya Jeno yang mendapat jawaban gelengan dari Lauren.

"Tidak, aku hanya, hanya teringat seseorang," ucap Lauren pelan.

Jeno menganggukkan kepalanya. "Kuliah itu, seperti belajar disekolah, kan?" tanya Jeno.

Lauren menganggukkan kepalanya, lalu menjelaskan sedikit kepada Jeno. "Iya, seperti belajar di sekolah, tetapi tingkatnya lebih tinggi di sekolah, dan aku belajarnya tidak disekolah, tetapi di kampus" ucapnya.

"Ah, seperti itu ya," ucap Jeno sambil menganggukan kepalanya berkali-kali. "Kampus mu dimana?" tanya Jeno lagi.

"Di jalan Gradies, kenapa?"

"Tidak apa-apa," ucap Jeno. "Kamu sebaiknya cepat berangkat, dua puluh menit lagi kamu akan terlambat nantinya," lanjut Jeno membuat Lauren melirik jam tangannya.

"Oh, astaga!" Lauren menepuk jidatnya. "Aku berangkat, ingat jangan pergi dari sini. Jika lapar, buatlah mie instan, bye." Lauren menutup pintu apartemennya. Meninggalkan Jeno sendirian di apartmennya.

Jeno mengangkat sebelah alisnya. "Mie instan? Makanan macam apalagi itu? Dia pikir aku akan memakan makanannya, ya?" monolog Jeno.

 "Mie instan? Makanan macam apalagi itu? Dia pikir aku akan memakan makanannya, ya?" monolog Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lintas Waktu [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang