Tiga Belas. Pengakuan

712 119 1
                                    

Jeno berjalan kearah kampus Lauren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno berjalan kearah kampus Lauren. Ia menatap gerbang kampus yang menampilkan para manusia yang sedang keluar-masuk disana. Pasti disana banyak manusia dengan darah yang sangat segar. Batin Jeno.

Dari sebrang, Jeno memperhatikan gerbang itu sambil memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampus itu. Ia terus memperhatikan wajah-wajah orang-orang yang keluar dengan pandangannya yang tajam.

Jeno tersenyum, kala ia melihat Lauren yang tengah berjalan sambil memakai sesuatu yang menyumpal telinga Lauren. Membuat Lauren seakan tak perduli dengan keadaan sekitarnya.

Jeno membulatkan matanya, kala melihat Lauren sedang menyebrang jalan padahal mobil dan motor masih berlalu lalang didepannya. Semua orang yang melihatnya langsung berteriak memanggil Lauren.

"Hey! Awas ada kendaraan!"

"Awas!"

Jeno bertelepostasi kehadapan Lauren lalu meregkuhnya kedalam pelukannya. Dengan kekuatannya, Jeno membuat motor yang sedang melaju cepat dan hampir ingin menabrak Lauren terpental lumayan jauh dan menabrak tiang listrik, lalu pengendara itu jatuh tersungkur dijalanan.

Jeno bisa merasakan, jika Lauren merasa kaget dan tegang karena kejadian yang baru saja ia lihat. Jeno melihat, jika Lauren mempererat pelukannya pada pinggang Jeno. Orang-orang yang ada disekitar menatap kejadian itu dengan pandangan tak percaya dan terkejut.

Jeno menghela napas, setelah kejadian ini, semua orang pasti akan membicarakannya. Dengan kekuatannya, Jeno memilih menghilangkan diri dari tempat itu. Membuat orang-orang langsung terkejut dan menoleh kekanan dan kekiri untuk mencari mereka berdua. Dan tanpa Jeno sendiri sadari, seseorang melihat kejadian itu, dan membuatnya menjadi yakin, jika seseorang yang ia cari, adalah Jeno.

"Finally, i found you, Prince Jeno Gerald."


Jeno menghela napas kala melihat keadaan Lauren yang masih terlihat kaget karena kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menghela napas kala melihat keadaan Lauren yang masih terlihat kaget karena kejadian tadi. Lauren sedari tadinya hanya diam sambil melamun. Pikirannya masih terbayang-bayang dengan kejadian tadi yang hampir membuat dirinya celaka itu.

Jantungnya masih berdetak tak karuan. Lauren mencoba menetralkan detak jantungnya dengan mengatur napasnya secara perlahan. Ia menoleh kearah Jeno yang masih memandang lurus kedepan. Lauren menatap Jeno. Ada sesuatu yang menghampiri pikiran Lauren. Ia sangat ingin menanyakan hal ini pada Jeno. Tetapi ia urungkan.

Keanehan Jeno dari awal sangat mengundang pertanyaan bagi Lauren. Bohong jika Lauren tak penasaran dengan apa yang Jeno ucapkan dari ia pertama bertemu dengan Jeno. Dimulai dari dirinya yang mengaku jika dirinya adalah pangeran, selalu bertanya tentang banyak hal, tak pernah makan diapartemen Lauren. Bahkan, mie instan atau cemilan yang selalu Lauren stok saja tak pernah berkurang sekalipun.

"Kau ingin bertanya sesuatu?" tanya Jeno tiba-tiba sambil menatap Lauren.

Lauren tersentak ketika Jeno mengatakan sesuatu yang seolah-olah tau jika Lauren sedang memikirkannya.

Lauren berdehem sebentar. "Itu, hm?" Lauren memainkan jari-jarinya takut. "Mungkin ini pertanyaan yang aneh, tapi, aku sangat penasaran dari awal kita bertemu," lanjut Lauren.

Jeno menegak ludahnya gugup. Ia tau, Lauren pasti akan menanyakan siapa dirinya yang sebenarnya. Jeno hanya menganggukan kepalanya sembari menunggu Lauren melanjutkan pertanyaannya.

"Kamu ini," Lauren memberi jeda sebentar, lalu menatap Jeno yang sedang menatap kebawah, "apa?"

Jeno memejamkan erat matanya dan semakin menundukkan kepalanya. Ia tau, pasti Lauren akan menanyakan hal ini. Tetapi, kenapa rasanya ia tak siap? Kenapa rasanya ia takut ketika Lauren tau jati dirinya yang sebenarnya? Kenapa juga dirinya harus berpikir jika Lauren akan meninggalkannya?

Tiga menit, Jeno belum buka suara. Membuat Lauren merasa tak enak karena pertanyaan anehnya yang ia lontarkan pada Jeno. Lauren menggigit bibir bawahnya lalu berdehem sebentar.

"M-maaf, pasti—"

"Haruskah aku memberi tau mu?"

"Huh?"

Jeno mengangkat kepalanya lalu memberanikan diri menatap Lauren yang bingung dengan pertanyaan Jeno tadi. Lauren menatap Jeno tepat dimata biru milik Jeno. Indah. Pikir Lauren.

Jeno menghela napasnya sebelum berbicara. "Kalau seandainya kamu tau, apa kamu akan kaget?" lagi-lagi Lauren dibuat tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Jeno.

"Kalau aku memberitaumu yang sebenarnya, apa kamu siap? Apa kamu akan mengusir aku dari apartemen kamu?" Jeno berbicara sambil menatap Lauren yang sedang menatapnya juga.

"Maksud mu apa?"

"Aku," Jeno menjeda sebentar dan menundukkan kepalanya sebelum melanjutkan ucapannya, Jeno lalu kembali mengangkat kepalanya dan menatap manik Lauren yang berwarna cokelat, "aku Vampir, Lauren."

Tbc..

-----------------------------------------------------------------------

Wahhh, akhirnya bis up eheh. Maaf kalau lama huhu~

Terimakasih sudah mau membaca^^

Terimakasih sudah mau membaca^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa votenya hehe^^

Senin besok adakah yang sudah mulai sekolah? Kalau ada semangat yaaa~ 


Lintas Waktu [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang